S | Great Night, Wall, and Legend

74 6 7
                                    

Sudah cukup lama aku ingin memilikinya. Kau tidak tahu. Benarkah? Kalau begitu aku akan memberikan ini. Apa itu? Proyek lama. APA? Ppsst! Satu kata tentang benda ini terucap dari mulutmu, aku akan membunuhmu. Tapi dengan itu kau akan membunuhnya! Itu kesalahanmu karena tidak mengikuti kesepakatan bersama. Kesepakatan itu tidak adil! Legenda mengatakan... STOP! Berhenti berbicara mengenai legenda omong kosong itu! Slytherin harus DIHAPUSKAN!

Ia bangun dengan napas yang terengah-engah, seperti baru saja diburu sesuatu. Dan saat itu kepalanya benar-benar terasa sakit, dia berusaha memegangnya, tapi ternyata tangannya diikat. Dia mengangkat tubuhnya perlahan, sembari merintih menahan sakit, dia bersandar di dinding ruangan itu, dia menghela napas lega, melihat berkeliling sebelum lirih berkata. "Dimana ini?"

Sangat sepi, hanya ada suara riakan air yang menggema, udara yang dingin, cahaya yang redup. Dia terkejut saat melihat sesosok makhluk hitam legam yang juga dikurung di seberangnya. Dia hanya menopang kepalanya dengan kakinya. Makhluk itu nyata.

"Ada orang lain di sini?" Andri terkejut, seseorang dengan suara parau yang ia kenali. Sekejap Andri berpikir kalau itu adalah Satrio, tapi bukan. Suaranya lebih tua, dan agak bergetar, sepertinya dia baru saja diperlakukan sama seperti Andri.

Andri agak berbalik mencari asal suara itu, di dinding tempatnya bersandar, dia lihat ada sedikit lubang sebesar kepalan tangan, Andri mencoba mencari sosok yang tadi bertanya dari balik lubang itu. Tapi di sana jauh lebih gelap. Tidak ada yang terlihat selain sebuah bayangan yang gelap.

"Siapa di sana?"

"Kau—tidak—perlu tahu." Dia batuk. Sepertinya sangat sulit baginya untuk bersuara. Dia seperti tersiksa.

"Kenapa kau ada di sini?"

"Se—seorang, menangkap—ku."

"Bagus, kita sepihak, hal yang sama, aku dipaksa mengeluarkan perseltounge di depan Great Wall kemarin, bahkan aku belum sempat memberikan semangat untuk Slytherin, mereka pasti kalah!"

"Kau salah." Suara parau itu terdengar lebih jelas. Andri agak terkejut.

"Mereka menang?"

"Iya, Andri."

"Dulu, aku memang punya firasat tentang GreatWall. Aku pingsan beberapa kali karena memikirkannya, bahkan melihatnya dari dekat. Aku tidak tahu kenapa aku bisa dengan mudah mengeluarkan bahasa itu sekarang." Andri terdiam. "Tunggu? Dari mana kau tahu namaku Pak Tua?"

"Seseorang membuka kemampuanmu. Kau adalah kesayanganku." Dia bersusah payah berbicara seperti itu dengan satu tarikkan napas.

Andri terdiam. Dia berpikir dengan sangat keras dan pura-pura tidak tahu saat dua orang penjaga melewati mereka. "Siapa di sana?"

"Entahlah, Reein yang menaruhnya sore tadi."

"Kau tidak ingin ke kastil?"

"Kau bercanda? Aku ingin tentu saja! ini Great Night."

Mata Andri tiba-tiba menyelalak. Napasnya menggebu, dan saat dua penjaga itu menjauh Andri berkata. "Professor? Professor Albus Andru Dumledore?"

"Tidak perlu nama tengah."

"Kenapa kau di sini? Orang kuat semacammu, kenapa bisa di sini? Dan sedangkan—Great Night berjalan lancar?"

"Polijus."

"Tentu saja! Sial!" Andri menunduk, napasnya kian bergemuruh. "Professor, bisa ceritakan benda pusaka yang ditinggalkan olehmu? Kenapa kau bilang aku murid kesayanganmu? Kenapa sekolah ini dipenuhi kebohongan? Dan, dan kenapa Slytherin yang harus disalahkan!?" Andri menangis, sakit disekujur tubuhnya bukan apa-apa selain rasa pahit yang harus ditahan saat disalahkan.

Slytherin (SHI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang