Prolog

24.4K 1.4K 18
                                    

Napa?
Mau baca?
Yaudah, Gasss!!!!!

'•w•'

.

.

.

.

.

.

.

"Ck guru sialan!" Umpatan demi umpatan, keluar begitu saja dari bibir manisnya.

Ya dia adalah Tiovel Erzaldi. Seorang berandalan di sekolahnya, yang baru saja bolos bareng geng nya karena guru yang mengajar membuat Tio jengkel.

Hanya karena dirinya tidur masa disuruh bersihin toilet? Gitu mah mending bolos aja.

"Tio kenapa dari tadi lu ngumpat mulu? Dihukum guru lagi lu?" Ucap salah satu anggota dalam geng Tio. Ervin Elviano, teman Tio semenjak SMP dan sampai sekarang masih berteman baik.

"Ya lu dah tau kan? Pliss ngeselin banget tuh guru tua!"

"Yang sabar aja." Ucap Ervin sambil menepuk bahu temannya yang sedang kesal itu.

"Nggak sih, menurutku yang harusnya sabar itu si guru. Yang harus ngadepin murid bandel kek Tio." Ucap satu orang lainnya.

"Heh Rio kebo! Sadar diri bego! Lu semua juga sama!" Tio menggeplak kepala Rio dengan kasar. Karena dirinya sedang kesal eh ni anak malah ngajak gelud.

"Sabar yo, tuh anak orang kasian. Nanti kalau amnesia siapa yang tanggung jawab? Lu mau, kalau harus ngurus si Kebo ini?" Ucap salah satunya kembali.

Tio dibikin merinding oleh ucapan orang itu. Amit-amit dia mau ngurus si kebo ini. Mendingan ngurus novel-novel tercayang!

"Ih najis... Amit-amit gue mau."

"Kalian emang temen lucnut semua!" Ucap Rio kesal kemudian berniat ingin pergi meninggalkan mereka.

"Awas lu, nggak akan ku beri pinjam novel lagi!" Ucap rio kembali sebelum akhirnya meninggalkan mereka.

Tio yang mendengar kata "novel" pun langsung kicep. Dia langsung lari nyusul Rio demi bisa baca novel.

Pliss dia itu ngga bisa kalau nggak baca novel.

.........

"Woy lah ni angkot penuh bener!" Sekarang Tio dkk sedang berada disebuah angkot yang penuh oleh penumpang. Sebenarnya mereka berniat untuk pulang.

Karena jarak rumah mereka jauh dari sekolah, mereka pun hanya bisa pulang naik angkot karena bus itu biyaya nya mahal. Alhasil ya gini, sempit sempitan.

"Yang sabar dek. Namanya juga angkot." Ucap salah satu penumpang di angkot itu yang duduk disebelah Tio.

"PAK AWAS ITU ADA MOBIL!!" Teriak salah satu penumpang. Karena sedari tadi mereka tidak sadar kalau sang supir angkot sedang mengantuk alhasil tidak konsen.

Namun saat mendengar teriakkan dari penumpang itu membuat supir terbangun. Namun naas semuanya sudah terlambat.

BRUKK!!!!

Semuanya terjadi begitu cepat. Orang-orang yang berada di angkot sekarang semuanya terluka.

Tio merasa sedikit demi sedikit, kesadarannya mulai menipis. Dia mendengar suara Isak tangis anak kecil yang memanggil ibunya. Dan akhirnya kegelapan sepenuhnya mengambil alih pengelihatannya.

.

.

.

.

"Sshhh sakit sekali." Tio terbangun dengan kepalanya yang amat sakit.

Namun beberapa detik kemudian, dia sadar kalau dirinya sedang berada di ruangan asing. Tembok yang terbuat dari kayu dan atap langitnya yang terlihat sederhana.

Bukan, Tio ingat jelas kalau rumahnya itu mewah. Gini-gini Tio itu anak kesayangan ortunya, dan sultan dia. Hanya saja ya gitu, orang nya pelit.

Terus kalau dia ada di rumah sakit. Dia pasti bisa mencium aroma semerbak obat-obatan. Namun ini dia malah mencium aroma kemenyan.

Eh tunggu... Kemenyan???

Tio segera beranjak dari tempatnya dan lari terbirit-birit menuju kearah sumber bau. Persetan dengan sakit dikepalanya!

Beberapa detik kemudian, Tio menghela nafas lega. Karena ternyata itu hanya pengharum ruangan biasa dan bukan kemenyan.

Saat dia berniat untuk berbaring kembali. Karena dia kira semua ini hanya mimpi dan berniat untuk tidur agar bisa kembali ke dunianya.

Namun saat sedang melewati cermin di ruangan itu. Membuat Tio memundurkan langkahnya dan menatap dirinya di cermin.

"SIAPA INI?!!!"

.......


TO BE CONTINUED

MAAFIN KALAU GAJE DAN KALIAN KURANG PUAS

Protagonis Pria?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang