Khm-khm!
WARNING!! 18+!
🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞
Yang usianya masih bocil diharapkan jangan baca.
Dosa tanggung sendiri. Author dah banyak dosanya.
Tanpa banyak cingcong!
Happy reading~
...........
"Supaya lebih aman gimana kalau kita pindah tempat aja?" Ucap Noel karena jujur aja dia sangat takut jika ketahuan.
"Te-terserah saja." Noel gemas dan langsung mencubit benjolan yang ada di dada Tivian. Membuat sang empu kembali mendesah.
"Buka mata nya dong." Tivian yang pada awalnya menutup matanya karena belum terbiasa dengan sensasi aneh yang diberikan oleh Noel. Dengan susah payah membuka matanya dan ia terkejut karena melihat ruangan yang ia tempati bukan lagi kamarnya.
"Noel dimana ini?" Tanya Tivian yang masih bingung.
"Ini kamarku. Aku hanya bisa memindahkan tuan sampai sini saja. Jadi mari mulai acara yang sebenarnya." Tivian meneguk ludah kasar. Jujur saja ia tadi hanya asal ngomong karena kasihan aja. Eh malah harus menghadapi situasi ini.
"Kulum jari-jari ku tuan!" Meski ragu Tivian tetap mengulum jari-jari yang sedang mempermainkan mulutnya itu.
Noel tidak memberikan jeda untuk Tivian. Ia menggunakan satu tangan nya yang lain untuk mengocok kejantanan kecil yang sudah percum akibat ulahnya.
Ia melepaskan kuluman di jarinya dan langsung memposisikan jarinya untuk masuk ke dalam ****** Tivian.
"Arghh! Hiks sakit.. keluarkan."
Noel tidak tega melihat tuannya. Namun dia tetap harus mempersiapkan ****** tuannya sebelum dimasukkan miliknya yang 2 kali lebih besar dari milik Tivian sendiri.
Ia mencium kembali bibir Tivian yang sudah bengkak akibat ulahnya untuk mengalihkan perhatian Tivian agar melupakan rasa sakitnya.
Di bawah ia gerakkan jari-jarinya, yang awalnya 2 jari bertambah menjadi 3 jari. Noel semakin memperdalam jari-jarinya sampai ia tanpa sengaja menekan sesuatu yang membuat tubuh Tivian menggelinjang.
"Ngaahh!"
Tivian menutup mulutnya tidak percaya. Kenapa dia mengeluarkan kata-kata itu sih! Tapi sumpah tadi menurut Tivian ada rasa yang aneh saat jari-jari Noel menekan di suatu titik tertentu.
Noel yang melihat reaksi dari tubuh tuannya membuat ia semakin gencar mengeluar masukkan jari-jarinya.
"Kenapa di tahan hm? Aku ingin mendengar desahan indah mu itu tuan." Bisikan Noel di depan telinganya membuat Tivian seakan terhipnotis. Apalagi Noel sempat menjilat telinganya, ya Tivian akui telinga nya juga salah satu bagian paling sensitif nya.
"Ahh kuhh ingin angh! Kelu arhh.."
Noel tersenyum miring kemudian langsung mengeluarkan jari-jarinya dari ****** Tivian yang membuat Tivian kesal seketika karena nggak jadi keluar.
"Hei brengsek! Aku hampir keluar kenapa kau cabut! Dasar kau___ hmmph!" Belum sempat Tivian melanjutkan ucapannya, bibir mungilnya sudah kembali diraup oleh Noel.
"Bibir mungil mu ini tidak pantas untuk berkata-kata kasar tuan. Sekarang mari kita ke acara utama nya." Ucap Noel. Tivian bergidik ngeri saat Noel menunjukkan senyum yang memiliki berbagai arti didalamnya. Apalagi saat Noel membuka satu-satunya pakaian yang melekat di tubuhnya.
Tivian meneguk air liur nya dengan kasar saat melihat milik Noel yang bahkan lebih besar dari pada miliknya. Dalam benaknya, apakah itu muat?
"Apa tuan siap?"
"Tu-tunggu.. apakah i-itu akan muat?" Noel terkekeh mendengar pertanyaan dari tuannya.
"Siapa yang tahu kan? Nah mari kita buktikan apakah ini muat atau tidak." Noel langsung melumuri miliknya dengan gel supaya nanti tidak terlalu sakit si Tivian nya, dan juga melumuri nya di sekitar ****** Tivian agar mempermudah nya untuk masuk.
"Tunggu! Bu-bukankah usia ku masih 15 tahun. A-apakah tidak akan ada yang terjadi kan?" Tanya Tivian kembali.
"Usia 15 tahun di dunia ini sama dengan orang yang sudah berusia 18 tahun. Jadi tuan tidak perlu khawatir. Nah tuan boleh aku masuk?" Mendengar jawaban dari Noel membuat Tivian mengangguk kecil.
Noel tersenyum dan langsung memposisikan miliknya di depan ****** Tivian. Tanpa basa Noel langsung menghentakkan miliknya masuk ke dalam ****** Tivian dalam sekali hentakan.
"Arghhh! Hiks sakit hiks jangan hiks bergerak dulu hiks.."
Noel tidak tega melihat tuan nya, ia langsung kembali mencium bibir mungil Tuannya untuk mengalihkan rasa sakit. Jujur aja berada di dalam Tivian rasanya sangat hangat.
Selang beberapa menit kemudian, Tivian sudah kembali tenang.
"Apa aku boleh bergerak sekarang tuan?" Tivian mengangguk kecil, karena jujur saja rasanya geli dan sakit jika benda itu hanya berdiam di sana saja.
"Be-bergerak lah. Tapi pelan-pelan, masih sakit." Ucap Tivian malu-malu kucing. Padahal Tivian itu tidak pernah kek gini tahu. Biasanya dia paling anti sama yang namanya malu-malu. Apaan itu!?
"Baiklah, tapi aku tidak bisa janji." Noel mulai menggerakkan pinggulnya dengan tempo lambat tapi lama kelamaan menjadi cepat.
"Plok.. plok.. plok.." suara penyatuan kulit terdengar nyaring di setiap sudut ruangan yang biasanya gelap. Tubuh Tivian terhentak-hentak seiring dengan permainan Noel.
"Ahh kuhh inginhh Kelu arhh ahh nghh.."
"Bersama tuan ku nghh."
Noel menggerakkan pinggulnya dengan brutal saat merasa miliknya akan segera menembakkan bebannya.
"AAHHHHH!!/ NGHHH~"
Mereka berdua pun menembakkan muatannya masing-masing. Tivian yang mengenai perutnya dan juga Noel. Sedangkan Noel mengeluarkan nya di dalam Tivian.
"Aku lelah."
"Tidurlah." Noel kembali terkekeh saat melihat tuan nya langsung tertidur. Kemudian ia langsung mencabut miliknya dari ****** tuannya. Dan langsung membersihkan semua kekacauan yang ia dan tuannya perbuat.
"Terimakasih, aku sungguh menikmati nya. Mulai sekarang kau milikku tuan." Noel mencium kening Tivian sebelum akhirnya ikut memasuki dunia mimpi menyusul tuannya.
Kedua insan itu tertidur dengan pulas sehabis melakukan acara panas mereka. Dengan Tivian yang tidur sembari memeluk Noel, begitu pula dengan Noel yang membalas pelukan Tivian dengan senang hati.
.............
..............
Jan protes kalau ini tidak sesuai ekspektasi kalian.
Jujur saja author saat ngetik ini ada jijik-jijiknya saat baca ulang.
Hadeh gue sadar kok gue emang nggak bisa bikin adegan kek begituan.
Maafin ye
.....
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis Pria?
RomanceBxB jangan sampai salah lapak. Ngerti? ______ Tio dikenal sebagai berandalan disekolah nya. Juga seorang penggila novel. Tanpa terduga dirinya masuk kedalam novel yang pernah dia baca dan berakhir menjadi Protagonis pria yang dipilih satu-satunya ol...