Part 3

14.5K 1.1K 35
                                    

.........


"Jangan menatapnya begitu! Lihat anakku jadi ketakutan." Kepala kedua anaknya menjadi sasaran pukulan oleh ibunda mereka.

"Aduh! Iya-iya maaf." Ucap salah satu pemuda itu. Sedangkan yang satunya masih sibuk ngelihat Tivian yang menatap mereka dengan wajah polosnya.

Jujur saja, Tivian itu peka kalau yang satunya sedang menatap kearah nya. Tapi dia tetap tahan, agar nggak mukul tuh wajah.

'Bangs*at! Nih orang sedang apa sih? Mau gue timpuk rasanya! Hadehh sayangnya dia kakak angkat gue!." Batin Tivian.

"Anu siapa nama kakak?" Ucap Tivian. Dia seperti anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Dan seperti biasa berbanding terbalik dengan pikirannya yang jijik dengan ekspresi yang dirinya buat sendiri.

"Ah kenalin, nama kakak Leo Eldrick. Mulai sekarang aku akan menjadi kakak keduamu. Dan dia_" ucapan leo segera dipotong oleh kakak tertuanya.

"Alex Ofian Eldrick." Ucap Alex. Tidak memperdulikan adiknya yang mendengus kesal.

Pada akhirnya Tivian hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Meski senyumnya terkesan memaksa karena dia jijik aja saat melakukan semua ini.

'El... Ini beneran Alex Ofian ngga sih?" Tanya Tivian kepada sistem.

(Iya tuan, masa iya jiwa nyasar kayak tuan)

'tapi kok dia bicara? Bukankah dalam novel bahkan dia itu jarang sekali berbicara dengan protagonis wanita. Oh ya ngomong-ngomong soal jiwa, emangnya ada yang lain selain aku dan si protagonis wanita?" Tanya Tivian kembali.

(Kamu nanyea? Kamu bertanya-tanya?)

' serius sat!" Ya gimana lagi. Dia udah nanya serius eh ni sistem malah ngajak gelud Mulu.

(Author: gelud dikasur aja sono

Tivian: beda konsep tor!

Author; ya kirain. Tapi kayaknya si noel mau aja tuh

Tivian: bentar mau gue geplak dulu pala nya biar sadar

Author: 🗿.....)

(Iya-iya tuan. Memang ada jiwa lain yang seperti anda selain protagonis wanita. Tapi tidak punya sistem seperti tuan.)

' owh... Bilang kek dari tadi."

(Maafkan saya tuan. Kalau gitu bay-bay! Mau Mabar ML dulu aku tuchh)

' sistem bangke!"


..........



"Huhhh akhirnya bisa berbaring juga." Ucap Tivian. Selama dia sampai didunia ini, Tivian belum pernah berbaring kembali kecuali saat dia baru sadar itu.

"Tem cuy!" Ucap Tivian karena gabut.

(Ada apa tuan?)

"Ada misi nggak? Gabut bener soalnya." Ucap Tivian.

(Ada tuan)

"Apa?"

(Misi mendapatkan hati kuchh)

"Najis!" Ucap Tivian yang sudah jengah dengan kelakuan sistem yang katanya akan menemaninya selama didunia ini. Apa setiap saat dia harus menghadapi sistem yang selalu bikin darah naik ini? Membayangkan nya saja sudah membikin Tivian merinding seketika.

(Berjanda tuan.)

"Bercanda beg*!" Ucap Tivian sambil menimpuk kepala Noel karena udah dibikin emosi, eh malah di tambah-tambahin.

(Jangan sering marah-marah loh tuan. Nanti cepat tua °w°)

Oke seketika suasana jadi hening dan tidak mengenakkan. Si noel buru-buru pergi sebelum dimarahin sama tuannya.

(Ng aku pergi dulu tuan!)

"SINI KAU NOEL!!!" Teriak Tivian. Namun sayang si noel malah udah ngilang.

'Awas aja lu!" Oke sekarang si Tivian sedang merencanakan balas dendam untuk si noel yang selalu membuat darah nya naik karena dibikin marah-marah terus.

..........


Tok tok tok...

Pintu kamar Tivian terbuka. Tivian yang sedang memandang kearah luar masih belum sadar kalau ada orang yang sudah masuk kedalam kamarnya.

Tivian hampir saja jatuh dari duduknya. Saat berniat ingin protes. Tivian langsung mengurungkan niatnya karena udah takut duluan Ama sosok didepannya.

"Ka-kak Alex? Ada a-pa?" Tanya Tivian gugup. Dirinya entah kenapa masih takut dengan aura yang selalu dikeluarkan oleh Alex.

Rasanya itu seperti bisa mencekik kapan saja. Tapi tentu saja Tivian berusaha untuk menetralkan ekspresi nya.

"Ibunda menyuruh untuk makan bersama." Tivian mengangguk paham. Kemudian bangkit dari duduknya, tapi dia hampir saja jatuh saat kakinya tersandung lantai.

"Shh..." Mungkin sekarang kaki nya terkilir. Karena itu sudah menjadi kebiasaan Tivian didunia nya yang dulu. Bahkan sepertinya udah biasa namun tetap saja sakit :)

"Lain kali hati-hati." Tivian menatap sosok didepannya. Alex nampak sedang menyentuh kaki Tivian yang agak membengkak.

Tapi Tivian langsung terkejut karena rasa sakit yang datang tidak diundang pulang tidak diantar kayak jalangkung :)

"Aghhk sakit!" Teriak Tivian. Karena sungguh itu benar-benar sakit.

"Tahan." Ucapnya dengan santai. Membuat Tivian melupakan rasa sakitnya dan digantikan dengan rasa kesal.

Namun dia kembali terkejut karena dengan mudahnya. Tubuhnya diangkat oleh kakak angkatnya itu.

"K-kak turunkan aku." Ucap Tivian. Karena sungguh, posisinya menurut Tivian itu sangat aneh. Dan lagi kenapa sepertinya tubuhnya kayak kertas? Yang bisa diangkat dengan mudahnya?

"Diam kalau kau tidak mau jatuh." Ucapnya. Tivian seketika diam, rasanya ingin menonjok wajah yang sok cool itu.


..........



To be continued

Protagonis Pria?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang