Part 7

10.5K 730 19
                                    





Cahaya matahari yang bersinar masuk melalui celah jendela yang kini sudah terbuka membangunkan Tivian yang masih tertidur.

"Selamat pagi tuan. Perkenalkan saya Lian pelayan pribadi yang diutus oleh tuan Granduke. Mohon bimbingannya mulai sekarang tuan!" Ucap seorang gadis yang sudah berdiri di samping Tivian.

"Mm mohon bantuannya Lian." Jawab Tivian yang baru sepenuhnya sadar.

"Pasti! Nah waktu nya untuk tuan muda mandi. Aku akan menyiapkan air hangat terlebih dahulu." Tivian hanya mengangguk membiarkan Lian untuk melakukan tugasnya.

Setelah Lian pergi, Tivian kembali menguap. Setelahnya saat ia ingin beranjak dari kasur. Bagian bawahnya masih saja sakit, lah kan kemarin malam habis di gempur Ama sistem nya yang minta di pukul.

"Apa masih sakit tuan?" Entah sejak kapan. Yang pasti sedari tadi Noel sudah memperhatikan gerak-gerik Tivian.

"Tentu saja! Ck sekarang aku menyesal sudah membantumu." Ucap Tivian yang kesal dengan sistem nya yang satu ini.

"Iya-iya deh maaf. Ngomong-ngomong  apa tuan punya tugas untukku?" Tanya Noel, karena semalam dia sudah meretas data dirinya menjadi seorang kesatria di dunia ini.

"Apa kau sudah memperbarui data dirimu menjadi seorang kesatria?"

"Sudah tuan. Apa aku perlu untuk meretas otak mereka?" Tanya Noel kembali.

"Tidak perlu. Hah sudah sana pergi! Sebentar lagi pelayan pribadi yang diutus oleh si Granduke itu akan kembali." Ucap Tivian tanpa adanya kebohongan. Karena di luar terdengar suara derap langkah kaki yang semakin mendekat.

"Baiklah. Sampai ketemu nanti, tuanku." Noel mencium sekilas kening tuannya sebelum akhirnya melompat keluar jendela. Dan mendarat dengan aman tentunya. Namanya juga Noel gitu!

Tivian sempat terkejut tapi ia langsung menampik nya karena pintu kamar kini sudah terbuka.

"Air sudah siapa tuan." Tivian mengangguk kemudian pergi ke luar kamarnya diikuti oleh Lian di belakangnya.







.................







Setelah selesai mandi dan bersiap. Tivian kini menatap ke arah pantulan dirinya di cermin. Melihat wajahnya yang bisa di bilang sangat cantik untuk ukuran seorang pria.

"Tinggal mengoleskan sedikit pelembab. Nah sudah... Hehe tuanku cantik sekali." Tivian tidak bisa mengelak. Karena jujur saja ia juga merasa kalau tubuh seseorang yang ia gunakan ini memiliki wajah yang cantik dengan bibir plum alaminya.

"Baiklah. Keluarga anda sudah menunggu di bawah untuk sarapan bersama. Ayo pergi tuan." Ucap Lian dengan semangat. Tivian mengangguk kemudian berjalan keluar diikuti Lian di belakangnya.

Yah meski jujur saja Tivian masih kurang nyaman saat dirinya diikuti. Sedangkan sedari tadi Lian bingung karena cara jalan tuan barunya ini agak?

' ah mikir apa sih. Mungkin karena kemarin pergelangan kaki tuan terkilir." Lian menggeleng, menghapus semua pikiran negatif nya yang baru saja muncul di pikirannya.

"Kau kenapa?" Tanya Tivian mendadak.

"A-ah tidak tuan. Tidak ada apa-apa." Tivian yang pada dasarnya tidak terlalu peduli pun hanya kembali mengangguk.







.................








Leo POV

Khm! Sebelumnya. Perkenalkan namaku Leo Eldrick. Yah setidaknya itu namaku di dunia yang baru ini. Memang benar, ya benar. Aku bukan leo asli.

Namaku di dunia sebelumnya adalah Rio Reonal. Ngomong-ngomong aku mati karena sebuah kecelakaan angkot dan baru kemarin aku bertransmigrasi ke dalam novel ini.

Ya aku tahu kalau dunia ini adalah novel karena salah satu sahabatku yang seorang maniak novel. Namanya Tiovel, seperti namanya juga yang mirip dengan novel cuman beda beberapa huruf saja. Tuh orang adalah seorang manik novel. Semua genre novel sudah pernah dia baca, masalahnya dia selalu memaksa ku untuk ikut baca juga.

Sekarang aku sedang berada di ruangan makan menunggu si protagonis itu untuk makan bersama karena perintah dari ibunda. Ck padahal aku paling benci untuk disuruh menunggu. Apalagi jika menunggu si protagonis itu.

Kalian pikir apa? Aku tidak suka dengan si protagonis saat membaca novel yang diberikan Tiovel sahabatku. Protagonis pria nya seperti protagonis wanita di cerita lainnya yang menye-menye, berbanding terbalik dengan si protagonis wanita yang seperti protagonis pria pada umumnya.

Yah meski harus ku akui kalau si protagonis itu memiliki wajah yang cantik sih.

Tapi sudahlah. Toh aku hanya menjadi pemeran figuran, jadinya tidak mau ikut campur dengan masalah alur cerita.

Tidak lama si protagonis itu muncul diikuti oleh pelayan pribadi nya. Akhirnya aku bisa makan. Sungguh aku tidak suka jika disuruh untuk menunggu.

"Leo kau kenapa sayang?" Tanya ibu karena melihat ku seperti tidak nafsu makan mungkin.

"Tidak apa-apa ibu." Aku terpaksa tersenyum. Ya karena aku sebal saja dengan si protagonis menye-menye itu. Ck sial!

"Mama." Tiba-tiba entah angin apa si protagonis itu ngomong.

"Ada apa sayang?"

"Anu mm di sini ada kacang. Aku tidak bisa makan kacang." Ucap si protagonis kembali. Bisa ku lihat kalau ibu sepertinya terkejut.

"Ah benarkah sayang? Maafkan mama karena teledor. Pelayan, ganti makanan Tivian." Pelayan yang sudah ada di sekeliling pun membungkuk dan mengambilkan makanan baru untuk Tivian.

"Maafkan mama ya. Hampir saja Tivian makan itu. Lain kali mama akan ingat." Tivian hanya mengangguk kecil.

Ah jadi si protagonis itu alergi kacang ya. Hm bisa ku manfaat kan dengan baik informasi ini. Tenang saja ^^

Aku pun kembali melanjutkan makanku yang sempat tertunda. Tidak mempedulikan si protagonis itu. Toh bukan urusanku.






POV END















............  .....










...............




TO BE CONTINUED

Protagonis Pria?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang