Part 17

2.6K 209 15
                                    

Brukk!!

Kedua orang yang tidak sengaja bertabrakan itu, masing-masing jatuh tersungkur di lantai. Seorang pemuda bersurai kuning itu, mendongak. Ia terkejut saat melihat seorang pria yang juga sama-sama jatuh. Tapi masalah bukan itu, Ia melihat bayangan kekasihnya di pria itu. "Tiovel."

Tivian tertegun saat mendengar nama panggilan nya di dunia sebelumnya. Ia mendongak, manik biru cerahnya,kini saling berbagi tatapan dengan manik biru laut, orang itu.

"Huh?"

"Tio, kau kah itu?"

"Tuan!" Keduanya sontak mengalihkan pandangannya. Noel terburu-buru untuk menolong tuannya. Ia langsung membantu Tivian untuk berdiri.

"Sshh.." mendesis kesakitan saat mencoba tuk berdiri. "Sepertinya, kaki tuan terkilir. Ayo, biar Noel gendong."

Tanpa aba-aba, Noel langsung mengangkat tubuh tuannya. "He-hei! Turunkan aku!"

"Diam, Tuan." Tidak memperdulikan Tivian yang terus meronta. Noel membawa Tuannya pergi dari sana. Sepertinya, dia melupakan sosok yang masih terduduk diam di lantai.

"Tio.."

"Siapa pria yang asal menggendong kekasihku itu? Tch! Aku yakin itu kau,  Tio. Jangan mencoba untuk lari dariku." gumam Pria bersurai kuning dengan manik biru ocean nya.

................

"Sudah lebih baik, Tuan?" Setelah selesai, Noel langsung duduk di samping Tivian.

"Ya, sudah lebih baik dari tadi." ucap Tivian, setelah menggerakkan kakinya untuk memastikan bahwa Ia sudah tidak terkilir. Kebiasaan lama, sulit sekali untuk dihilangkan.

"Omong-omong, ada misi, Tuan. Dan aku paling tidak suka dengan misi kali ini."

"Apa?"

___________________

Kekasih anda telah hadir di dunia!
Temukan dia!

Hadiah: 20 Novel edisi terbatas, 2 karung Blueberry, 1 paket buah Cherry

Hukuman:
Memakan 1 paket kacang

Bantuan:
Kekasihmu itu menjadi seorang pria! Temukanlah pria itu!
___________________


"Cherry? Itu.. buah kesukaan, Fione? Ja-jadi, dia juga ada di dunia ini? Aku bisa bertemu dengan Fione lagi? Sungguh?" gumam Tivian. Wajah penuh harap itu, terpampang jelas di wajahnya.

Noel memandang wajah berbinar Tuannya itu. Meski dia tidak suka. Asal Tuannya bahagia, dia tetap harus menerimanya.

'Tapi.. apa maksudnya dengan menjadi pria? Apa artinya, Fione menjadi seorang pria?" batin Tivian. Noel yang memang bisa mendengar perkataan Tuannya meski didalam hati pun, Noel masih bisa mendengarnya.

"Anda yakin ingin melakukannya, Tuan?"

"Mm, lagian hukumannya ngeri amat. Itu sama saja seperti mengantarkan diri ini kepada kematian secara langsung." tanggap Tivian. Memakan 1 paket kacang sama saja mengirimkan 1000 langkah menuju kematian yang secara bertahap terjadi.

"Noel akan membantu Tuan sebisanya. Karena misi ini juga mempertaruhkan nyawa Tuan." ucap Noel, meski diwajahnya terlihat jelas jika dia sangat tidak menyukai misi kali ini bukan karena taruhan nyawa.

"Kau cemburu?"

Wajah Noel seketika memerah. "Ya! Aku cemburu! Sistem mu ini cemburu."

Tivian terkejut saat Noel mengaku begitu saja. "Lalu kenapa saat dengan Alex, kau biasa-biasa aja?"

"Aku juga cemburu Tuan, hanya saja Alex tidak terlalu dekat dengan Tuan jadinya tidak terlalu. Kalau ini beda, soalnya dia pacar Tuan di dunia sebelumnya!" ucap Noel, dengan wajah seriusnya.

"Pfftt! Kau sangat lucu."

Noel tersenyum ketika melihat tuannya yang manis itu tertawa. Tidak memperdulikan sekelilingnya, Ia langsung menangkup wajah tuannya itu.

"Noel?"

Mencium bibir mungil Tuannya yang selalu menjadi candu. Melumat, dan menghisap nya lembut. Rasa manis blueberry yang selalu tuannya makan itu terasa. Ia menyukai sensasi ini.

Memegangi belakang leher tuannya untuk memperdalam ciuman itu. Keduanya larut dalam ciuman yang memabukkan, tidak peduli jika mereka saat ini berada di tempat umum. Yah, untung saja tempat itu sepi. Cocok untuk berbuat maksiat.

Selang beberapa menit, ciuman itu terlepas. Wajah sayu tuannya yang amat cantik dipandang mata itu. "Ingin melanjutkan, Tuan?"

"Y-ya.."

Noel tersenyum, kemudian beranjak dan mengangkat tubuh Tuannya. "Pertama-tama, mari kita cari tempat yang aman. Di sini, kurang aman dan suasananya sungguh tidak nyaman."

Keduanya pergi, meninggalkan sosok yang mengintai mereka sedari tadi. Sosok itu memandang tajam ke arah Noel. Noel sempat berbalik, dan memperlihatkan senyum mengejeknya. Sedari tadi, Noel memang sadar jika ada yang mengintip keduanya dan Ia tahu identitas orang yang mengintip kegiatan mereka itu.

"Tio, tidak akan kubiarkan dia mengambil mu! Kau tetap milikku, Tiovel. Dan apa-apaan orang tadi. Dia dengan seenak jidatnya, mencium Tio ku! Aku harus menyelidiki identitas Tio yang sekarang." ucap Orang itu.

Ia sungguh marah saat melihat kekasihnya dicium oleh orang lain. Padahal, dia sama sekali belum pernah berciuman dengan kekasihnya itu.

Ia harus mendapatkan kekasihnya itu kembali, bagaimanapun caranya.

Ia harus mendapatkan Tio nya kembali kepadanya!

...............

Suara cipakan basah, terdengar nyaring di sebuah kamar. Kedua insan yang sama-sama bertelanjang bulat itu, saling membagi kehangatan mulut masing-masing.

Sang dominan, mulai melancarkan aksinya untuk meraba-raba, tubuh sang Submissive. Meremas , dua bongkahan kenyal itu, yang membuat Sang empu mendesah pelan di sela ciumannya.

Menghentikan aksi ciumannya. Ia mulai bermain di area dada Tuannya. "Ah, di sini semakin besar. Apa aku benar, Tuan?"

Ia dengan sengaja, meremas buah dada Tuannya yang semakin membesar, dari yang terakhir kali Noel lihat. Kemudian menciumi serta memberikan tanda kepemilikan di area sana.

"No Elhh ahh.. janganhh di sana, umhh.."

Noel terus melanjutkan aksinya. Tidak peduli, saat punggungnya menjadi sasaran cakaran dari tuannya.



................

Reader: "Dasar ikan! Sekalinya up malah gantung!"

Author: "Wkwkwk, maafin watashi. Ide nya udah kepepet. Jadi, nikmatilah waktu kalean untuk menunggu. Btw kedepannya akan up di malam hari, soalnya. Puasa woy!"

Reader: "Kalo ketemu nya pas pagi, siang, sore?"

Author: "ya tinggal skip aja sampe malam baru boleh baca."

Reader: "Wokey."

..............

To be continued

Protagonis Pria?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang