Chapter 14

1.9K 22 1
                                    

WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA❗❗

Cerita ini mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar, harap bijak dalam memilih bacaan yang sesuai usia❗❗

Karena dosa di tanggung pembaca 🤪

Lope sekebon ❤︎

🥀🥀

Ketika pagi Diandra membuka matanya, wanita itu sudah tidak menemukan Marvin tidur disampingnya. Yang ia temukan hanya selembar cek kosong yang menggantikan posisi Marvin.

Mata Diandra berkaca-kaca. Lagi lagi kebahagiaan yang Marvin ciptakan hanyalah untuk kesenangan, hanyalah ilusi dan khayalan. Dimata laki-laki itu, Diandra tidak lebih dari seorang istri bayaran, hanya pemuas napsu Marvin saja. Dibahagiakan ketika ingin dan di abaikan ketika bosan.

Diandra meremas selimut yang menutupi tubuh naked-nya seraya menitihkan air dari mata yang selalu berharap banyak akan cinta Marvin.

Diandra seharusnya sadar! Jika ia tidak boleh terlalu bahagia. Takdirnya, hanyalah sebatas istri simpanan. Tidak lebih dan tidak akan lebih!

'Jangan menelfon atau mengirim pesan, jika bukan aku yang melakukannya duluan! Aku akan bersama Bianca, karena dia sakit!'

Pesan singkat yang Marvin kirimkan untuk Diandra melalui aplikasi hijau pada layar gepeng berlogo Apple tersebut. Diandra berteriak frustasi, melempar ponselnya penuh amarah, marah kepada dirinya sendiri yang terlalu bodoh. Ia mengacak rambutnya kesal dengan jalan hidup yang ia pilih.

Salah tapi itu terlalu indah?

🥀🥀

Setelah melakukan perjalanan yang tidak terlalu memakan waktu banyak, Bali-Jakarta, Marvin akhirnya kembali ke tempat yang seharusnya ia singgahi, Bianca.

"Dimana istri saya?" Tanya Marvin kepada suster Nana dengan mimik cemas. 

"Dikamar, Tuan!" Jawabnya dengan kepala yang menunduk dan tangan yang ia letakkan di depan perut.

Langkah kaki Marvin yang panjang mengantarkannya kepada wanita yang sangat ia cintai, namun juga mampu ia khianati. Langkah itu menuju kamar tengah, kamar utama di house mewah miliknya dan Bianca. Di lantai itu ada 2 kamar lainnya, satu kamar yang didesain khusus seperti bar kecil dan satu lagi ruang kerja Marvin.

Marvin membuka pintu dan menemukan pandangan tidak asing yang ia lihat saat masuk kedalamnya, hiasan foto pernikahan yang tertempel di dinding, kedua pasangan itu terlihat bahagia dan saling mencintai, apakah foto itu akan selamanya tertempel disana? Mengingat bagaimana cara Marvin mengkhianati pernikahannya dengan Bianca?

Marvin berjalan masuk, duduk di tepian ranjang berukuran king dan mengulurkan tangan mengusap lembut kepala Bianca yang sedang tertidur seperti seorang putri.

Dalam keadaan tidur saja Bianca masih terlihat cantik. Marvin mengulum senyuman seraya memandangi wajah istrinya. Ada perasaan bersalah dalam dirinya. Kenapa, aku harus mengkhianati mu, Bi? Dalam batin, Marvin bergumam.

Bianca yang menyadari kehadiran Marvin membuka matanya, lalu tersenyum hangat saat melihat wajah laki-laki yang ia rindukan.

"Sayang, apa aku membangunkan mu?" Tanya Marvin tidak enak.

Bianca menggeleng lemah.

"Bagaimana keadaan mu?" Sambungnya dengan suara lembut.

Kedua sudut bibir Bianca terangkat, manis, seraya apa yang ia rasakan tadi menghilang begitu saja setelah melihat Marvin. "Aku baik-baik saja, Vin."

ISTRI BAYARAN-PEMUAS NAPSU (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang