Chapter 21.

1.6K 42 1
                                    

WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA ❗❗

Cerita ini mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar, harap bijak dalam memilih bacaan yang sesuai usia ❗❗

Lope sekebon ❤︎

🥀🥀

Yang berat dari sebuah perpisahan bukanlah menahan rindu, melainkan dua kalimat yang membuat hati menjadi ragu, antara see you later or goodbye. Entah itu berapa tahun, jika bukan kematian yang memisahkan rindu akan segera berlalu.

Diandra merogoh saku mantelnya, membuka isi kotak merah yang Andra berikan kepadanya sebagai simbolis saat laki-laki itu melamarnya.

"Pakailah ini ketika kau sudah menemukan jawabannya, Diandra."

Andra memberikan cincin tersebut ke tangan Diandra, laki-laki tersebut tidak ingin memaksakan cintanya yang berujung dengan penyesalan. Andra akan menunggu Diandra, sampai wanita tersebut benar-benar menerimanya, entah itu untuk esok, lusa atau hari-hari kedepannya, Andra berjanji.

"Andra-"

"Diandra kau berhak untuk bahagia."

Diandra menghela napas, terus memikirkan ucapan Andra ketika dirumahnya. Sulit bagi Diandra saat ini untuk membuka hati untuk orang lain. Diandra tidak ingin menerima Andra ketika ia belum selesai dengan masa lalunya, Diandra tidak ingin menyakiti siapapun karena ia pernah merasakan bagaimana mencintai seseorang yang hatinya adalah milik orang lain. Jujur, hati Diandra masih terpatri kepada Marvin. Meskipun itu hanya luka, namun Marvin pernah membuatnya bahagia.

Drttttt...

Diandra merogoh ponselnya yang berdering dari saku mantel berwarna nude itu, 'Marvin' nama itulah yang muncul dari layar panggilan tersebut. Diandra mematikan saluran ponselnya, ia tidak ingin berbicara apapun dengan Marvin saat ini. Fokus Diandra sekarang adalah mengubur kenangan untuk sebuah lembaran baru.

Pesawat menuju Los Angeles yang Diandra tumpangi sudah lepas landas menuju Bandar udara internasional Los Angeles. Diandra berharap untuk semua yang ia tinggalkan benar-benar bisa ia lupakan. Diandra akan memulai hidup barunya di sana dengan anak yang akan ia lahirkan nanti. Meskipun ia tahu tidak mudah menjadi seorang single parent.

"Selamat tinggal Marvin," gumam Diandra dalam hatinya.

🥀🥀

TIGA BULAN KEMUDIAN.

Diandra berdiri di depan cermin seraya memamerkan perutnya yang mulai membesar. Diandra mengusap perutnya yang membuncit karena kehamilannya sudah memasuki minggu ke dua belas. Diandra tersentak saat bayi itu menendang perutnya.

"Hei, kenapa kau menendang mama, hm?" Diandra melontarkan pertanyaan seraya janin itu mendengarnya. Diandra tersenyum sembari menyambung ucapannya. "Little, apa kau merindukan ayahmu?" Tiba-tiba saja Diandra teringat laki-laki itu. Tiga bulan sudah berlalu, tetapi Diandra belum bisa melupakannya.

Little, nama yang Diandra berikan untuk calon bayinya. Diandra tidak tahu anak itu laki-laki atau perempuan karena Diandra ingin memberi dirinya sendiri sebuah kejutan.

Diandra menghela napas. "Sebaiknya kita tidur, nak. Mama akan bacakan cerita untukmu." Diandra beranjak ke tempat tidurnya dan bersandar pada sandaran ranjang. Ia menarik selimut untuk menutupi setengah tubuhnya dan membuka buku berisi cerita dongeng.

"Emm... Mama akan menceritakan kisah Kancil dan Harimau, bagaimana?" Ujarnya seraya bertanya. Diandra menjawab pertanyaan dirinya sendiri dengan mengubah intonasi bicaranya seperti bocah. "Baiklah mama." Diandra tersenyum.

ISTRI BAYARAN-PEMUAS NAPSU (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang