Chapter 07

5K 65 0
                                    

WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA ❗❗

Cerita ini mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar, harap bijak dalam memilih bacaan yang sesuai usia ❗❗

Lope sekebon ❤︎

🥀🥀

Pagi hari ketika mentari datang, dimana sinar itu membangunkan mata yang terpejam karena mimpi indah yang ia alami semalam.

Diandra membuka matanya saat aroma masakan menyeruak kedalam indra penciumannya. Wanita yang terlihat sangat berantakan, rambut acak-acakan, mata sembab terlingkar hitam mata panda, Diandra mencoba bangun dari ranjangnya, hampir saja ia terjatuh jika saja sosok pria sipit tak menangkapnya.

“Kau sudah bangun?”

Diandra diam sejenak, mengerjapkan matanya berkali-kali mengamati sosok laki-laki yang terlihat seperti nyata. Apakah ini mimpi?

Diandra mengulurkan tangannya menyentuh wajah Andra. “Ini seperti nyata,” gumamnya seperti orang mabuk.

Andra mengernyitkan kening, menyentuh tangan Diandra. “Tanganya juga hangat,” tambah Diandra.

Andra tersenyum menyapa Diandra, “Good morning!”

Suara itu menyadarkan Diandra. Mata wanita itu seketika melebar sempurna, badannya berdiri tegak, dan mendorong tubuh Andra, ini bukan mimpi!

“Andra apa yang kau lakukan di rumahku?” Tanya Diandra, mundur untuk beberapa langkah.

“Apa yang terjadi denganmu semalam?” Kata Andra berbalik tanya.

Apa yang terjadi? Yang Diandra ingat hanyalah pertengkarannya dengan Marvin, lalu Diandra membeli beberapa bir dan anggur, lalu….

Apa?

“Kau tidak ingat?” Andra mendekati Diandra, sontak kaki Diandra melangkah mundur. “Kau lupa jika kita….”

“Ah!” Diandra tersandung tepi ranjang, tanpa sengaja ia menarik baju Andra hingga mereka terjatuh diatas ranjang dengan posisi Diandra dibawah dan Andra diatas. “Andra kau sangat berat...” cibirnya.

Bukannya langsung bangkit, Andra malah menahan tangan Diandra diatas kepala wanita tersebut, dan berujar, “Kau lupa jika kita melakukan ini semalam?”

Diandra menahan napasnya saat Andra mendekatkan wajahnya. “Andra...!!”

Andra tersenyum, lalu bangkit dari posisi tersebut. “Aku hanya menggodamu, Di.” Andra mengulurkan tangan berniat membantu Diandra berdiri, namun wanita tersebut menolak karena kesal. “Tidak mungkin aku melakukan itu saat kau tidak sadar, aku tidak akan menyakitimu, Di.”

Diandra menatap sinis, lalu memalingkan wajahnya.

Andra berjongkok didepan Diandra yang duduk di tepi ranjang. “Aku membuatkanmu sarapan, makanlah!”

“Tidak mau!!” Tolak Diandra, merajuk.

Andra menghela napas, lalu mengendong Diandra ke meja makan. “Makanlah!”

“Kau yang memasaknya?” Tanya Diandra ragu. Andra mengangguk. “Kenapa kau kesini, bukankah kau menjaga ibumu?”

Andra menjawab pertanyaan Diandra, “Semalam aku menelponmu, kau menangis jadi aku langsung kemari, dan benar saja aku menemukanmu mabuk seperti orang gila,” jelasnya. Andra tidak menceritakan soal dirinya sudah mencuri ciuman Diandra.

“Lalu?”

“Lalu kau tertidur.”

“Dan…?”

ISTRI BAYARAN-PEMUAS NAPSU (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang