Chapter 26

1.4K 24 1
                                    

WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA ❗❗

Cerita ini mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar, harap bijak dalam memilih bacaan yang sesuai usia.❗❗

Lope sekebon ❤︎

🥀🥀

Mentari telah menyapu malam yang begitu panjang dan melelahkan. Kicauan burung membangunkan Diandra dari mimpinya semalam. Wanita tersebut membuka mata berlahan, rasanya seperti mimpi. Mimpi buruk soal perlakuan Andra yang tiba-tiba berubah menjadi asing.

Diandra memegangi perutnya yang terasa nyeri. "Little, apa kau sakit?" Tanya Diandra kepada calon bayinya. "Maafkan mama, Nak." Mata Diandra berkaca-kaca. Diandra merasa bersalah karena sudah menjadi ibu yang egois.

Ceklek!

Diandra menatap laki-laki yang baru saja masuk kedalam kamarnya. Ia berjalan kearah Diandra sembari membawa sepiring roti dan susu di kedua tangan. Ia tersenyum, namun Diandra tidak membalas senyuman itu seperti biasanya.

"Kau sudah bangun?" Tanya Andra menyapa. Diandra diam, tidak membalas. Andra menghela napas sembari meletakkan roti dan susu diatas meja rias. Andra melirik makanan semalam yang tidak disentuh. "Kenapa kau tidak makan semalam? Dan kenapa kau tidak minum obat yang ku berikan? Kau mau bayimu dalam bahaya, Di?" Tanya Andra dengan nada khawatir.

"Kenapa kau seperti ini, Andra?" Pertanyaan itu muncul dari mulut Diandra.

Andra menaikan sebelah alisnya. Yang tadi posisinya membelakangi Diandra, akhirnya ia berbalik menatap wanita tersebut. "Seperti apa?"

"Kenapa kau mengurungku disini? Aku hanya ingin bertemu Marvin!" Celotehnya.

Andra menyahut. "Bianca sudah membawa Marvin pulang. Apa kau ingin pergi ke rumahnya dan mengatakan jika kau merindukan suamimu?"

"Apa Marvin sudah sembuh?"

"Ya."

Diandra mengerutkan kening. "Kenapa kau tidak memberitahu ku?"

"Untuk apa?"

"Andra...??"

Andra duduk di tepi ranjang Diandra. Menatap wajah wanita tersebut seraya menggenggam tangannya. "Sudahlah Diandra, lupakan Marvin. Biarkan dia melanjutkan kehidupannya bersama Bianca dan bayinya." Pesan Andra. Andra mengulurkan susu yang ia ambil dari meja rias. "Minumlah selagi masih hangat, dan minum obatnya jika kau tidak mau bayimu kenapa-kenapa."

Diandra menggeleng, tidak menerima saran dari Andra yang menurutnya tidak masuk akal. "Tidak, kenapa aku harus melupakan Marvin? Marvin mencintaiku, dan aku juga mencintainya, Andra!"

Andra menghela napas karena keras kepala Diandra. "Marvin tidak benar-benar menginginkanmu, Di, dia hanya membutuhkan tubuhmu," jelasnya sarkas.

"Darimana kau tahu?"

Andra diam.

"Andra jawab aku! Apa yang kau tahu tentang hubungan kami?" Desaknya.

Andra menghela napas. Mengalihkan pembicaraan. "Karena semalam kau tidak makan, jadi minumlah susu ini, Di." Andra menyodorkan susu ditangannya.

"Andra—"

"Diandra!" Andra membentak. Kemudian menghela napas pelan saat melihat raut wajah Diandra yang terkejut. "Maaf, Di. Aku tidak bermaksud membentak mu." Andra mengeluarkan tangan ingin menyentuh pipi Diandra, namun wanita tersebut menepisnya. "Diandra, aku..."

Diandra menepis tangan Andra sehingga membuat susu yang ada ditangan laki-laki tersebut jatuh kelantai dan membuat gelas tersebut menjadi beberapa keping pecahan kaca.

ISTRI BAYARAN-PEMUAS NAPSU (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang