6

717 46 3
                                    


































Selepas Mile berangkat kerja, Ibu mertuanya tiba-tiba saja mengajak Jeff pergi ke mall. Katanya ingin jalan-jalan. Sebagai menantu yang baik, tentu Jeff tak enak untuk menolak walau inginnya menghabiskan waktu di rumah saja.
Ditemani oleh Bible-yang tentu menjadi korban pemaksaan-kini mereka ada di toko pakaian bayi.

"Ma, kenapa sudah mau membeli baju bayi? Baby saja baru memasuki usia 5 bulan. Masih 4 bulan lagi sampai lahir." Tanya Jeff pada Ibu mertuanya yang sibuk membolak-balikkan dua jump suit dengan model yang sama. Hanya berbeda warna.

Wanita paruh baya itu mengalihkan pandangannya pada Jeff dan tersenyum cantik, "Mama hanya ingin. Lagipula 4 bulan itu tidak lama. Ngomong-omong, lebih bagus yang biru atau yang pink?"

Pertanyaan Ibu mertuanya membuat Jeff melihat dua pakaian yang kini ditujukan padanya, "Yang biru lebih bagus."

"Tidak, yang pink lebih bagus." Intrupsi dari lelaki yang sejak tadi hanya diam itu membuat Jeff mengalihkan pandangannya.

"Aku lebih suka yang biru, Bible. Itu lebih nertal. Bagaimana jika yang lahir laki-laki?"

Bible membungkukan badannya hingga setara dengan Jeff, "Kakak ipar, percaya padaku, anakmu pasti perempuan."

"Mana ada. Aku yang mengandung dan aku yakin dia laki-laki." Jeff mendelik tajam pada Bible.

"Kalau begitu Mama beli saja dua-duanya." Perdebatan Jeff dan Bible terhenti ketika Mama Nathanee memberikan dua baju tadi pada pelayan toko.

Sontak saja hal itu membuat Jeff memasang wajah cemberut, "Mama, tapi bayiku laki-laki."

"Ingat, kau belum melakukan USG apakah anakmu laki-laki atau perempuan, Kakak ipar." Ucapan Bible yang ada dibelakangnya semakin membuat Jeff dongkol. Bisa-bisanya lelaki itu berkata demikian padahal Jeff sudah yakin sepenuhnya bahwa anak yang ada dalam kandungan adalah laki-laki.

Selain karena Jeff yakin bahwa bayinya adalah laki-laki, juga karena membeli dua pakaian dengan model yang sama adalah pemborosan. Lebih baik dibelikan yang lain.

"Dan berhentilah berpikir bahwa apa yang dilakukan Mama adalah pemborosan. Dalam keluarga kita itu hal biasa." Suara Bible memasuki indera pendengaran Jeff membuat lelaki itu refleks mencubit kecil telapak tangan Bible membuat sang empu mengaduh kesakita.

"Diam, Bible. Aku tak butuh pendapatmu." Sentak Jeff.

"Aww, Kakak ipar, kau galak-"

"Bible, sudah. Jangan menggoda Jeff terus, dia sedang hamil." Mungkin karena jengan dengan Bible dan Jeff yang terus beradu mulut, Mama Nathane akhirnya turun tangan untuk melerai, "Dan Jeff, tidak ada kata boros dalam kamus Mama jika itu menyangkut cucu."

Karena tak bisa melawan, Jeff hanya mengangguk pelan. Ibu mertuanya itu memang tak segan mengeluarkan uang lebih untuk calon cucunya. Terbukti bahwa semenjak Jeff dinyatakan hamil, wanita paruh baya itu selalu memberikan semua yang terbaik tak peduli berapa nominal yang harus dibayar. Mulai dari makanan seperti buah dan sayur serta susu yang harus dikonsumsi Jeff selama masa kehamilan. Bahkan wanita itu juga menambah banyak bunga di taman karena menyadari bahwa semenjak hamil Jeff lebih suka melihat yang hijau-hijau daripada hanya di dalam rumah.

"Mama Nathane, Bible." Sebuah suara mengalihkan pandangan mereka bertiga.
Seorang lelaki yang tempo hari mengunjungi rumah keluarga Romshaitong kini berdiri di depan mereka dengan senyum manis. Jeff ingat lelaki itu. Dia Build.

"Sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabar kalian?" Tanya Build dengan senyum yang tak luntur dari wajah putihnya.

Namun, Jeff mengerjap bingung sebab tak mendengar jawaban dari Mama Nathanee dan Bible yang ada di belakangnya.
Si cantik itu mendongan dan melihat wajah Bible yang mengeras. Lelaki itu terlihat menahan amarah. Sedangkan Mama Nathanee juga tak jauh beda. Wanita yang setahu Jeff selalu menebar senyum hangat itu kini hanya bereksprsi datar dengan kedua mata yang menyorot tajam.

I'm Sorry (Milejeff) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang