Chapter 22

61 50 41
                                    

Setelah mendapatkan saran dari Jo beberapa hari lalu, kini Dafka selalu mengejar Kinara, lebih tepatnya memperjuangkan Kinara. Dia berusaha menghubungi Kinara berharap wanita itu akan merespon telepon ataupun pesan darinya. Namun nihil, Dafka masih belum mendapatkan kabar apapun dari Kinara. Sudah beberapa hari, Dafka selalu datang ke willow–kost Kinara, dia selalu menunggu memperhatikan dari jauh, siapa tau bertemu wanita itu saat keluar kost, tetapi waktunya selalu tidak pas. Dafka tidak menyadari kalau keberadaan mobilnya diketahui oleh penjaga kost karena sudah beberapa hari selalu berada di dekat kostan, khawatir kalau pemilik mobil tersebut mempunyai niat jahat dan beliau menginformasikan kepada seluruh penghuni kost untuk lebih berhati-hati.

Suatu hari saat Mahen menjemput Kinara untuk berangkat ke kampus, Dafka baru saja tiba disana dan dia telat untuk bertemu Kinara. Ternyata sekilas Mahen melihat ke arah mobilnya, namun sepertinya Mahen tidak menyadarinya.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Sudah berhari-hari Kinara menjauhi Dafka, dia sama sekali tidak berinteraksi dengan Dafka. Jujur saja sebenarnya Kinara tidak ingin seperti ini, dia sangat rindu dengan lelaki itu. Hanya saja Kinara sangat bingung harus bagaimana menanggapi Dafka, apakah harus berpura-pura tidak terjadi apa-apa atau harus bagaimana? Ingin sekali dia menjawab telepon maupun chat dari Dafka, namun dia sangat canggung.

"Kinara lo kenapa daritadi ngelamun terus" Kata Arsyana.

"Ah nggak apa-apa kok."

"Lo sakit Ra? Muka lo pucet gitu serem anying!" Kini Harris yang berbicara, memang anaknya agak asal nyeplos.

"Heh serem serem lo pikir setan?" Jasmine menjitak kepala Harris.

"Gue gak kenapa-napa, kayaknya gara-gara belum sarapan tadi pagi." Ucap Kinara sebenarnya dia memang belum sarapan dan juga dia kurang tidur karena memikirkan Dafka.

"Yaudah makan dulu atuh yuk di kapo gue denger disana ada dimsum, gue pengen sekalian nyobain." Ajak Jasmine kepada yang lainnya.

Mereka semua setuju kecuali Kinara, "kenapa gak di foodcourt aja kan lebih banyak pilihan?"

"Di foodcourt gak ada dimsum Ra, lagian di kapo juga makanannya enak. Ayoo Ra" Jasmine pun langsung menggandeng Kinara agar dirinya mau ke kapo.

Kinara tidak bisa menolak, dirinya sangat lemas untuk menahan Jasmine, mau tak mau akhirnya dia mengikuti keinginan sahabatnya itu untuk ke kapo. Kinara berpikir 'gak apa-apa deh gue kan gak sendiri.' Sesampainya di kapo, mereka tak melihat keberadaan Dafka dkk dan Kinara sedikit bernapas lega.

"Anying ih ai sia, eta mie ayam aing ih" gerutu Harris tak terima saat Mahen memakan mie ayam miliknya.

"Gue nyobain dikit anjir"

"Heuh beli lagi gih sana jangan kayak orang susah." Timpal Janu.

"Tau sih sana beli lagi Ris, ini buat gue." Kata Mahen sambil mengambil alih mie ayam itu.

"Ihh sialan harusnya maneh nu meuli ya anying Mahen!"

"Hahaha sekali-kali lah lo traktir gue" ucap Mahen puas.

"Harris nitip satu gue juga mau!" Panggil Janu kepada Harris yang sedang membeli mie ayam.

"Heuh aing dijebak" gerutu Harris.

"Ra dimakan atuh dimsumnya, tar maag lo kambuh" Perintah Jasmine.

Saat Kinara akan menyuap dimsum itu ke dalam mulutnya, tiba-tiba ada suara yang menyapa ke arah mereka.

Antara Kita: "Bandung dan Kisahnya" [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang