Chapter 28

65 38 24
                                    

Berdiri di pinggir lapangan sambil melihat penampilan band yang sedang tampil di atas panggung–disini lah Kinara dan Jeffan berada. Awalnya Kinara ingin bersama sahabat-sahabatnya, namun saat Jeffan menghampiri dan meminta izin untuk menikmati acara bersama Kinara, sahabat Kinara pun memperbolehkan dan akhirnya mau tak mau Kinara ikut dengan Jeffan. Selama acara berlangsung, banyak sekali pasang mata yang malah tertuju ke mereka berdua. Tak hanya itu, Kinara dapat mendengar bahwa ada yang membicarakan dirinya dengan Jeffan dan ada satu kalimat yang sempat Kinara dengar, "eh gue denger-denger katanya itu si Jeffan mau nembak Kinara loh", sontak membuat Kinara gelisah sambil memikirkan apakah ucapan yang dia dengar benar atau tidak, terlebih lagi saat ini Kinara sama sekali belum melihat Dafka, alhasil membuat pikirannya menjadi terbagi dua.

Jeffan menengok ke arah Kinara namun sepertinya Kinara terlihat gelisah, "hei Kinara, lo kenapa?"

"Eh.. nggak kok gue gak kenapa-napa."

"Beneran? Soalnya lo kayak gak nyaman gitu."

"Bener Jef, aman." Kinara berusaha menetralkan pikirannya, dia pun tersenyum, "seru ya banyak banget yang hafal sama lagunya." Sambungnya.

Jeffan menjadi kepikiran akan niatnya untuk menyatakan perasaan kepada Kinara, "Kinara kok kayak gelisah gitu ya? Ah perasaan gue aja kali ya gara-gara gue deg-degan nunggu momen yang pas buat nembak dia", batinnya.

Ketika penyanyi di atas panggung telah membawakan lagu berikutnya dimana lagu tersebut menurut Jeffan cocok untuk mengutarakan isi hatinya kepada Kinara, Jeffan langsung membulatkan tekadnya, "Kinara, ikut gue sebentar yuk!" Ajaknya.

Kinara sedikit bingung, "kemana?"

"Sebentar, yuk!" Jeffan langsung menggandeng tangan Kinara agar mengikutinya dan berjalan sedikit menjauhi kerumunan orang-orang. Mungkin hal tersebut dapat membuat orang lain curiga dengan rumor yang beredar mengenai Jeffan akan menyatakan perasaannya kepada Kinara, namun bagi Jeffan, dia membawa Kinara sedikit menjauhi kerumunan agar suaranya dapat terdengar jelas oleh Kinara pada saat dirinya menyatakan perasaannya.

"Ada apa Jef? Kok lo ngajak gue kesini?" Tanya Kinara bingung.

"Gue mau ngomong sesuatu Ra, tolong dengerin dan jangan dipotong dulu ucapan gue." Kinara pun mengangguk paham. "Lo tau kan kalo selama ini gue deketin lo, gue punya perasaan ke lo. Mungkin menurut lo gue emang kayak begini ke cewek-cewek, nggak Ra, gua jujur dan gue sadar perasaan gue ke lo tuh beda. Gue udah mikirin ini dari sebelum-sebelumnya kalo gue suka sama lo, Kinara. So, will you be my girlfriend? Gue boleh gak nempatin ruang di hati lo?"

Kinara terdiam, dia melihat Jeffan yang sepertinya tulus ketika mengungkapkan perasaannya. "Jeffan..." Panggil Kinara pelan.

"Kenapa Ra? Lo belum bisa jawab? Gak apa-apa kok gue bakal tunggu."

Sebelum menjawab, Kinara menoleh ke arah kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada orang yang mendengar pembicaraan mereka berdua, "Jef makasih karena lo selalu baik ke gue, makasih karena selama ini lo selalu perhatian sama gue, dan makasih juga karena lo udah jujur sama perasaan lo sendiri. Tapi Jef... sorry.." ucap Kinara dengan nada yang berubah menjadi lirih.

"Kenapa?"

"Hati gue... udah ada seseorang di hati gue, Jef. Maaf gue gak bisa nerima lo."

"Dafka."

"Hah? Maksudnya Jef?"

"Dafka kan, Ra? Dia yang ada di hati lo?"

Jeffan menanyakan itu sambil tersenyum–iya, tersenyum pahit berusaha menerima keadaan. "Selama ini Dafka juga suka sama lo apalagi kalian berdua yang udah bareng dari dulu, mau bagaimana pun Dafka pasti punya ruang tersendiri kan di hati lo?"

Antara Kita: "Bandung dan Kisahnya" [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang