Prolog

980 75 1
                                    

Bagaimana rasanya hidup dalam kesempurnaan hingga semua orang menginginkan menjadi dirimu? Menjadi seseorang yang setiap langkah selalu menjadi panutan dalam hal apapun.

Simbol kecantikan sama dengan Karina adalah sebuah peribahasa tak langsung, tak tercatat namun banyak yang mengetahui. Terlahir dengan paras luar biasa memukau, sukses dalam karir nya di dunia entertainment, dan di puja banyak orang. Hidup yang selama ini banyak diinginkan. Hidup yang selalu menjadi tolak ukur sebuah kebahagiaan.

Setiap segala sesuatu yang Karina lakukan, semua terlihat seperti keindahan yang hakiki.

Dan Yoshinori menyukai setiap keindahan itu.

Di malam yang tenang, dengan tempat luas yang sepi, langkah anggun menggema dari benturan antara sepatu hak tinggi dengan lantai. Menciptakan debaran tersendiri saat melihat langsung bagaimana sesuatu terlihat secara nyata. Perlahan-lahan sosok Karina terlihat jelas, bersama dengan rona lampu yang dibiarkan redup.

Karina duduk dengan anggun. Seperti yang dibicarakan orang-orang. Gadis ini memiliki pesona tersendiri hingga banyak pengusaha dibuat patah hati akan lamarannya yang ditolak.

Meskipun mengetahui peluang diterima tidak lebih dari grafik saham perusahaan, Yoshi tetap mencoba. Bahkan tanpa basa-basi, ia menyodorkan sejumlah keuntungan dalam bentuk kontrak.

"Kau cantik, menikah lah dengan ku." Ucap Yoshi.

Karina sudah sering menghadapi yang seperti ini. Ia tersenyum anggun. Tanpa membaca atau tergiur sekalipun, Karina mengembalikan kontrak tersebut kepada sang pemilik.

"Tuan, saya hanya menyetujui kontrak seputar pekerjaan saya. Dan menikah dengan Anda, saya rasa bukan termasuk perkejaan yang akan saya lakukan. Terimakasih atas tawarannya." Ucap Karina.

Kalau kalian pikir, Yoshi hanya menyiapkan satu rencana tanpa memikirkan resiko, mungkin kalian harus berfikir ulang. Seperti sekarang, Yoshi tak masalah Karina menolak tawaran 'baik' nya. Karena yang menarik selalu ditampilan di akhir.

"Bacalah sampai selesai, lalu putuskan kembali. Pikirkan yang terbaik love, atau kau mungkin akan menyesal."

Karina tak menghiraukan himbauan Yoshi yang terdengar seperti peringatan bahaya. Karina merasa hidupnya sudah sempurna. Ia memiliki kekayaan yang walaupun tak sebesar Yoshi, Karina merasa cukup. Dia tidak membutuhkan lelaki manapun, dan Karina tak pernah percaya pada cinta apapun semenjak kedua orang tua nya saling menyakiti dan kemudian memilih pergi.

"Saya tidak akan menikah, tuan."

Yoshi mengangguk kecil.

"Aku bisa membuat karier mu semakin naik, lebih dari yang kau dapat dari para pejabat yang kau rayu."

Karina terdiam karena sejujurnya ia sedikit terkejut. Lalu ia tersenyum kembali seolah tak ada apa-apa.

"Apa yang anda maksud?" Tanya Karina.

Yoshi menunjukkan ponselnya dimana banyak sekali foto Karina yang tertangkap bersama dengan orang-orang berpengaruh di negeri. Sekarang gadis itu tak lagi bisa menunjukkan senyuman, tangannya mencoba meraih ponsel Yoshi lalu menghapus semua foto nya hingga habis. Karina sedikit panik rupa nya.

"Aku memberi mu kesempatan untuk kembali berfikir. Aku tidak bisa menunggu lama untuk sesuatu yang sangat ingin aku miliki."

Karina menatap Yoshi tajam. Sepertinya Yoshi bukan orang yang mudah untuk ditaklukan.

"Silahkan saja lakukan semau mu, tuan."  Karina bangkit. Ia menunjuk ke arah Yoshi dengan tidak sopan. Tak peduli lagi mungkin saja hal ini dapat merusak nama baik yang ia bangun mati-matian.

"Kau——"

"Jangan berpikir kau bisa mengancam ku." Karina tersenyum miring sebelum pergi meninggalkan Yoshi sendiri.

Sang pria menggoyangkan gelas wine sembari menatap punggung Karina.

"Kita lihat seberapa jauh ego mu bertahan."

SCENIC || YORINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang