Serein

351 47 5
                                        

Susana masih seperti sebelumnya. Namun dua orang yang menjadi tokoh utama itu kini saling mengunci tatapan satu sama lain. Semenjak kalimat Yoshi yang terucap. 

Waktu sebulan itu memang sebentar. 

Karina bahkan tidak sadar bahwa hari ini dirinya harus membuat keputusan. 

"Aku boleh memutuskan?" Tanya Karina. Yoshi mengangguk sebagai jawaban. 

"Aku akan tetap kaya kalau meninggalkan mu?" Tanya nya lagi. Nada suara Karina terkesan datar. Dan lagi-lagi Yoshi mengangguk. 

"Kau membawa putra ku." Balas Yoshi seakan memberitahu Karina bahwa hidupnya akan terjamin karena Karina merupakan ibu dari Anak Yoshi. Walaupun nantinya Karina memilih meninggalkan Yoshi. 

Karina menghela napas untuk sekian saat. Tapi tatapannya kembali kepada Yoshi yang setia menunggu keputusannya. 

"Lalu, kau akan memberikan ku pergi?" 

Yoshi terdiam, ia tak langsung menjawab seperti sebelum-sebelumnya. Hanya diam tanpa kata setelah kalimat Karina seolah Yoshi tak pernah memiliki jawaban untuk pertanyaan itu. 

Karina tersenyum kecil. Ia mendekat, menatap Yoshi begitu seduktif sedangkan Yoshi hanya diam. 

"Kau akan membiarkan aku pergi Yoshi?" 

"Tidak." Jawab Yoshi. 

"Lalu kenapa kau membuatku susah-susah memilih?" 

Karina terkadang tak mengerti mengapa ia dikelilingi oleh orang-orang yang membingungkan. 

"Aku ingin menikahi mu dengan cara yang benar——" 

Suara Yoshi terbungkam ketika Karina dengan berani mencuri kecupan dari bibir lelaki itu. Hanya sebentar, Yoshi bahkan tak sadar Karina telah melakukan hal itu secara sukarela. 

"Yoshi, ayo menikah. Entah caranya benar atau tidak, Ayo menikah. Aku sudah terlanjur mengandung putra mu. Dan..." 

Karina menjeda kalimatnya. Membuat Yoshi sedikit penasaran dengan apa yang akan wanita itu ucapkan. 

"Dan sepertinya aku mulai mencintai mu." 

Yoshi tak lagi mampu menahan senyuman di bibirnya. Tangannya menarik Karina mendekat sebelum wanita itu menahannya. 

"Tidak sekarang, nanti riasan ku luntur." Tolak Karina dengan nada mengejek. 

"Siapa peduli." 

Tapi Yoshi tetaplah Yoshi, lelaki itu dengan mudah membawa Karina mendekat, menyatukan kedua belah bibir yang sepenuhnya dipimpin oleh Yoshi. Kali ini lebih intens, dengan dua orang yang sama merasakan sengatan panas yang meledak-ledak. 

"OH MY EYES." 

***

Acara pernikahan berlangsung lancar, berbagai persiapan yang dilakukan begitu matang walaupun dalam waktu singkat. Walaupun pada akhirnya semua sibuk sendiri membangun relasi atau sekedar menyapa orang dengan maksud dan tujuan, seakan pemeran utama hari ini bukanlah Karina dan Yoshi. 

Tapi kedua pengantin yang baru saja resmi sebagai sepasang suami istri itu seakan tidak peduli dengan bagaimana orang-orang menikmati pesta pernikahan mereka. Karena sekarang, bayi Yoshi sedang lapar. 

"Lagi?" 

Karina telah menghabiskan satu piring makanan berat setelah menyalami ribuan orang. Ini bahkan lebih melelahkan daripada harus ber akting untuk seribu episode. Pipi wanita itu rasanya pegal karena terlalu lama tersenyum. 

SCENIC || YORINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang