Lunette

354 43 3
                                        

Sejauh mata memandang, bunga-bunga putih turut memenuhi seisi ruangan yang luas ini. Ditata sedemikian cantik tapi terkesan elegan dan mewah dalam satu waktu. Setidaknya memberikan gambaran tentang bagaimana orang-orang yang akan menjalani pernikahan dengan dekorasi semewah ini.

Meja-meja ditata sepanjang ruangan, dipersiapkan oleh orang-orang dengan seragam yang sama. Daripada pesta pernikahan, sejak tamu berdatangan, pelayanan yang mereka dapatkan selayaknya dalam restauran bintang 5.

Semua dipersiapakan dengan matang. Keluarga Kanemoto ingin semua dibuat secara besar-besaran hingga benar-benar tercatat sebagai pernikahan paling mewah di negara ini. Namun seperti tipikal-tipikal pernikahan orang kaya, pernikahan Yoshi dan Karina tak dapat sembarang diliput. Wartawan yang datang lebih banyak dari tadi pagi. Hanya untuk mendapatkan berita yang akan menggemparkan seisi negara. Namun tak satupun dari mereka tau bagaimana isi di dalam gedung sepuluh lantai yang disewa seluruhnya hanya untuk melancarkan acara pernikahan ini. Semua wartawan tetahan di depan gedung. Bahkan tamu-tamu yang datang harus melewati serangkaian prosedur keamanan untuk dapat memasuki ruangan.

Sebab selain keluarga Kanemoto yang terpandang. Figur Karina juga tak kalah melambung namanya.

Meninggalkan kericuhan diluar sana. Sang tokoh utama dalam pernikahan ini telah selesai dengan persiapannya beberapa saat yang lalu. Karina hanya diam memandangi dirinya dengan balutan gaun putih dari cermin. Wajahnya yang dirias dengan lebih natural membuat tampilannya sedikit lebih kalem dari Karina biasanya.

Pun sedari tadi ia hanya diam.

Memangnya mau berbicara dengan siapa? Perias-perias itu cepat-cepat pergi setelah selesai. Meninggalkan Karina sendirian di ruangan ini.

Diam-diam Karina merenung.

Ternyata begini rasanya menikah. Katanya saat menikah kau akan menjadi ratu dalam sehari. Karina mengalami semua, gaunnya, riasannya, dan pesta pernikahannya yang walaupun belum terlaksana ia sudah tau semewah apa.

Hanya saja sesuatu membuatnya resah.

"Karina."

Panggilan itu membuat Karina menoleh. Ia mendapati presensi Yoshi dengan sepotong kue coklat di tangannya.

"Aku melihat mu menyukai kue ini saat kita mencoba catering. Jadi aku membawa nya untuk mu. Makan lah." Kata Yoshi memberikan sepotong kue coklat itu untuk Karina.

Karina menggeleng cepat.

"Tidak mau, nanti riasan ku kotor kalau aku makan itu sekarang." Tolak Karina. Meminimalisir kejadian tak terduga seperti krim kue yang tiba-tiba jatuh di gaun putih nya.

Ah, membayangkannya saja membuat Karina semakin tidak ingin memakan Kue coklat itu.

"Aku bisa panggilkan perias lagi kalau riasan mu rusak. Sekarang makan lah." Kata Yoshi.

"Nanti gigi ku coklat."

"Siapa peduli?"

Karina berdecak. Yoshi kenapa tidak tahu bahwa penampilan sempurna adalah salah satu yang selalu Karina prioritaskan dalam hal apapun. Ia lebih baik kelaparan daripada merusak riasan nya dengan Kue coklat yang sejujurnya sedikit menggiurkan.

"Buat mu saja." Kata Karina. Ia kembali menghadap cermin. Mengabaikan Yoshi yang kini duduk di dekatnya.

"Yasudah." Balasnya singkat.

Lelaki itu dengan tampang tak berdosa nya justru memakan Kue coklat yang ia bawa untuk Karina.

"Terlalu manis." Komentar Yoshi. Namun ia tetap memakan kue tersebut sampai habis. Ia tak tahu bahwasanya Karina sudah mengerutkan bibirnya karena memandangi Yoshi dari arah kaca. Ia juga ingin makan itu.

SCENIC || YORINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang