04|| Saran Pedekate Ala Jongwoo

495 64 0
                                    

Jiwoong keheranan. Pasalnya ketiga teman spek setan nya ini memandangnya dengan senyum senyum cabul di wajah mereka. Jiwoong kan jadi merinding.

"Kenapa? Saraf kalian putus karena nugas?" Jiwoong bertanya lempeng.

"Woy kok lo mendoakan begitu sih?!" Jay protes tidak terima.

Jiwoong mengerutkan keningnya. "Kalian duluan mandangin gue cabul gitu, terus sekarang kalian malah protes ke gue."

Ricky nyengir, "hehehe bang. Pedekatean abang ternyata gemes juga ya."

Mata Jiwoong sontak menyipit mendengar penuturan Ricky. "Apa? Siapa yang gemes?"

"Itu si Hanbin lah, emang siapa lagi pedekatean lo." Jongwoo terkikik.

"Kalian tahu Hanbin darimana?! Apa jangan-jangan lo bertiga semalam begal dia?!" Jiwoong jadi panik sendiri.

Ketiga orang yang menjabat sebagai sahabat sehidup semati Jiwoong hanya bisa memutar bola mata malas. "Ngapain kami begal anak orang tolol!" Jay jadi kebawa emosi teman-teman.

"Kami buntutin lo semalam. Cuma penasaran aja gimana bentukan Hanbin itu. Ternyata benar kata lo, dia manis banget. Beruntung deh lo bisa caper ke dia." Jongwoo menjawab jujur.

Jiwoong tampak tidak senang dengan jawaban itu, "bagus banget kelakuan lo pada ya main buntutin orang."

"Namanya juga penasaran Woong." Ricky ikut membela diri.

"Awas aja kalo lo bertiga ada yang berani nikung gue atau sentuh Hanbin, gue gibeng lo bertiga." Ancam Jiwoong.

"Ampun pak RT, membayangkan nikung lo aja kami ga sanggup. Udah takut mati duluan." Ricky meringis. Dia tidak main-main. Jiwoong ini kalau marah seram, mirip setan kesurupan.

Jiwoong mendengus. Jongwoo mengusap-usap dagunya, sepertinya memikirkan sesuatu. "Gue jadi kepikiran nih. Dia kan manis, apa dia udah punya pacar? Lo kan juga nggak tahu?"

Jiwoong terdiam. Benar juga. Dia nargetin Hanbin, tapi dia bahkan tidak tahu apakah si manis sudah ada yang punya atau tidak.

"Sial, bener juga lo. Apa gue tanya aja ya?"

"Tanya nya yang mulus Woong. Jangan terang-terangan lo tanya dia ada pacar atau nggak takutnya dia risih. Kayak lo modus halus dikit, misalnya lo nawarin anter dia pulang, baru lo ngomong 'ada yang marah nggak kalau mas anter adek pulang?' Gitu Woong." Jongwoo mengemukakan ide briliannya.

Jiwoong, Jay dan Ricky menatap kagum Jongwoo. "Otak lo pinter juga ya kalo masalah kayak gini."

Jongwoo mengedipkan sebelah matanya bangga. "Gue cukup percaya diri soal beginian."

Jiwoong termenung sejenak, kemudian berkata, "lo kayaknya udah pro banget masalah pedekate begini. Lo pernah pacaran?"

"Seringnya sih baperin anak orang, gak sampe di pacarin hehehe." Jongwoo mengakui dosanya dengan cengiran menyebalkan itu. Ricky menabok kepala Jongwoo kesal.

"Dapet karma mampus."

"Jadi lo paham banget ya cara pedekate yang jitu?"

"Bisa di bilang gitu. Kenapa Woong? Lo mau minta saran gue buat deketin Hanbin?"

Jiwoong mengangguk. "Gue nggak punya pengalaman buat hal beginian. Jadi gue cukup kaku. Gue butuh bantuan dan saran lo. Apa yang harus gue lakuin buat dapetin Hanbin."

Jongwoo tersenyum setan, "gue bisa jadi penasihat pribadi lo. Tapi sebagai gantinya, gue mau di traktir setiap hari! Soalnya saran gue itu mujur dan jitu. Jadi harganya mahal!"

Jiwoong memutar bola matanya malas.

"Jadi kasian gue sama lo Woong. Gue mau bantu, tapi gue gak bisa bikin strategi pedekate. Soalnya Ollie yang nembak gue duluan, jadi gue ga pernah ngerasain pedekate begitu." Ricky menepuk bahu Jiwoong.

Minimarket Love [WoongSungz] -[END]-✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang