13|| Belum Jadian

433 46 7
                                    

Sesuai janjinya tadi Hanbin menunggu Jiwoong di kantin. Si manis kini duduk di meja paling pojok kantin, sambil melamun.

"Mas Iwung tadi beneran cium gue ya?" Kini pipi Hanbin yang memanas ketika mengingat kejadian di taman belakang kampus tadi.

Ketika Jiwoong menyentuh pipinya dengan tangan nya yang besar dan hangat, tatapan mata Jiwoong yang menatapnya dalam, lalu bibir tebal itu menyentuh bibirnya. Rasanya manis dan lembut, membuat otak Hanbin kosong seketika.

Jadi itu rasanya ciuman.

Hanbin senyum malu-malu sambil menyentuh bibirnya sendiri, wajahnya memerah mengingat bagaimana rasa dari pengalaman pertamanya.

Pukkk

"Gila lo senyum senyum sendiri?" Bahu Hanbin di tepuk dengan sedikit keras. Ketika si manis menoleh, dia menemukan teman sekelasnya sekaligus sahabatnya di kampus berdiri di belakangnya dengan wajah malas.

"Loh Jaemin darimana aja? Gue sebenernya tadi nyariin lo." Hanbin terkekeh, dalam hati merutuki diri karena dia lupa tujuan awalnya untuk mencari Jaemin. Dia justru bertemu Jiwoong yang tengah di goda Sola, dan berakhir melupakan tujuan awalnya.

Jaemin duduk di depannya dengan tangan bertumpu malas. "sialan tuh kating, masa gue di suruh gantiin dia buat proyek nya? Ogah gue mah." Keluh Jaemin.

"Jadi tadi lo nyamperin si kating itu?"

"Iya lah, protes." Cibir Jaemin. "Siapa sih namanya itu? Si Ireng itu. Ganteng ganteng Ireng, mana nyebelin lagi."

Hanbin terkekeh geli, "kak Mingyu maksud lo? Ireng darimana nya?"

"Ireng itu Bin." Jaemin ngotot. Terlihat sekali dari sorot matanya yang penuh dendam ketika membahas si kating tampan berkulit eksotis yang terkenal di fakultas mereka. Tak lain dan tak bukan adalah Kim Mingyu.

Memang terlihat dari ketika mereka masih maba, Mingyu sudah terkesan caper ke Jaemin. Dia senang menjahili adik tingkatnya itu dengan berbagai perintah yang tidak masuk akal, membuat Jaemin bahkan pernah memiliki ide untuk melempar santet ke cowok tampan berkulit tan itu.

"Mungkin dia naksir sama lo." Celetuk Hanbin, membuat Jaemin semakin memelototi nya tidak suka.

"Sekali lagi lo ngomong gitu ini kotak tisu bakal ngecup jidat lo." Ancam Jaemin.

Hanbin buru-buru memegangi jidatnya dengan tatapan horor. "Serem amat lo meng."

Hanbin melirik ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan seseorang, "omong-omong si memble mana?"

"Nyabu mungkin." Jawab Jaemin asal.

"Hush!" Hanbin tertawa. Dua sohib nya di kampus ini, Jaemin dan Hyunjin, benar-benar tidak pernah akur. Jaemin terlalu jutek dan galak, sementara Hyunjin terlalu jahil dan suka tebar pesona, caper pula. Sifat mereka lumayan bertolak belakang, tapi Hanbin tidak bisa menyebutkan semuanya.

Hyunjin suka menjahili Jaemin dan berakhir mereka bertengkar. Hanbin sih memilih menjadi penonton setia. Dia bukan Hui yang akan menengahi pertengkaran orang. Dia lebih suka diam dan menonton lalu kemudian tertawa menikmati.

"Jadi apa rencana lo habis ini?"

Jaemin mengangkat bahu, "gue ada niatan buat kerja sambilan deh kayak lo kemarin."

"Mau jadi karyawan minimarket juga?"

"Iya. Itung-itung nambah uang jajan. Si Jeno juga jadi cowok nggak modal, jadi mending gue modalin diri gue sendiri." Cibir Jaemin ketika mengingat lagi tentang pacarnya, Jeno, yang hidupnya pas-pasan.

"Tsundere amat lo. Sebenarnya lo nggak mau repotin Jeno kan karena harus beliin lo ini dan itu?"

Jaemin mengerucutkan bibirnya, "idih, siapa juga yang tsundere!"

Hanbin tertawa. Lucu sekali memang pasangan Jeno dan Jaemin ini. Jeno itu hidup nya pas-pasan, tapi dia tetap maksa buat jadi pacar yang royal ke Jaemin. Sementara Jaemin itu meskipun mulutnya pedas dia selalu nggak enakan, mau nolak Jeno juga takut si Jeno tersinggung karena di anggap nggak punya uang.

"Lo katanya nyari gue jadi ngapain lo tiba-tiba di kantin aja? Mana nggak pesen apa-apa lagi."

Hanbin nyengir lebar, "sebenarnya sih gue nungguin seseorang."

Mata Jaemin menyipit, "siapa?"

"Gue belum ceritain soal dia ke lo ya?"

"Lo punya pacar?" Tuding Jaemin. "Cowok apa cewek? Kalo tebakan gue sih cowok ya, soalnya cewek mana mau sama lo, yang ada kalah cantik nanti."

Hanbin tidak terima, "sembarangan, cewek banyak juga yang ngantri buat deketin gue tahu!"

"Nyenyenye." Jaemin memutar bola matanya malas.

"Dek Abin, maaf ya nunggu nya lama." Jiwoong tiba-tiba nongol dengan setengah berlari ke arah meja Hanbin. Dia sedikit mengatur nafasnya, terlihat keringat mengalir di jidat nya, membuat Hanbin seketika langsung deg-degan. Orang ganteng kalo jidatnya keringatan emang nambah ganteng ya?

"Mas Iwung! Nggak kok nggak kelamaan."

Jiwoong kini sudah berdiri di sebelah Hanbin, "tadi pak Jeonghan lama banget ngajakin mas ngobrol, jadinya lama deh, maaf ya dek."

"Nggak kok nggak apa-apa." Hanbin tanpa sadar menyentuh tangan Jiwoong, eh Jiwoong malah membalas menggenggam tangan Hanbin.

Semua itu tidak luput dari penglihatan Jaemin. Mata nya membelalak dan menunjuk ke arah Jiwoong, "heh lo yang tadi caper ke gue kan?!"

Jiwoong dan Hanbin yang tengah saling tatap itu jelas saja terkejut, terutama Jiwoong, "loh Jaemin disini? Omong-omong maksud caper apa ya? Tadi gue cuma salah orang."

Jaemin terlihat geli, "iyuh, cowoknya Hanbin ternyata tukang caper."

"Hah?" Jiwoong kan jadi bingung teman-teman.

"Bukan cowok gue." Hanbin berujar malu sambil menunduk, "belum maksudnya." Ralatnya lagi.

"Kok lo bisa kenal gue?" Tanya Jaemin dengan wajah malas.

"Lo kan pacarnya Jeno, Jeno itu temen gue. Lo pernah di ajakin nongkrong bareng kita." Jelas Jiwoong. "Omong-omong maaf kalau tadi lo ngira gue caper. Gue beneran salah orang, gue pikir lo Hanbin."

Jaemin memutar matanya malas, "ternyata tipe lo itu dia ya Bin? Gue pikir tipe lo Koko Koko China." Omongan Jaemin merujuk ke Zhang Hao.

"Nggak kok!" Hanbin buru-buru mengkonfirmasi. Dia tidak mau Jiwoong jadi salah sangka lagi.

"Ini kalo si memble tahu lo punya pacar dia bakal pingsan nih."

"Gue belum jadian sama mas Iwung, Jaeman!"

"Sekate-kate lo manggil gue Jaeman!"

Kedua nya beradu argumen lagi, mengabaikan Jiwoong yang masih berdiri di tempat dengan wajah memerah. Belum jadian katanya? Belum? Wah, kayaknya Jiwoong harus gerak cepat nih, soalnya udah dapat lampu Hijau dari Hanbin nya.

Oke, Jiwoong memutuskan buat nyatain perasaan ke Hanbin nanti.

TBC

Segini dulu ya ges, sengaja di bikin pendek biar greget aja.

Jadi temen nya Hanbin di kampus itu Jaemin dan Hyunjin, kalau sahabat karib baru Hao Hui Gyuvin sama Gunwook, okey

Sampai ketemu di next chapter

Bye byee

Minimarket Love [WoongSungz] -[END]-✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang