09|| Berhenti Bekerja?

343 48 4
                                    

Jiwoong overthingking.

Dia bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri seakrab apa interaksi Hanbin dan Zhang Hao. Hanbin yang terlihat merajuk manja dan lelaki yang bersamanya itu terlihat tertawa melihat tingkah si manis.

Jiwoong mewek. Mereka kelihatan kayak sepasang kekasih beneran!

Apa akhirnya Jiwoong ketikung juga ya?

Apa ini akhirnya dia harus berhenti mengejar si manis?

Lah tolol.

Siapapun tolong sadarkan Jiwoong, dia memang rada tolol dari lahir.

Jiwoong menunduk lesu. Tidak terbesit di pikiran nya sama sekali untuk sekedar memastikan apa benar lelaki tadi benar pacar Hanbin atau tidak. Dia sudah asal menarik kesimpulan saja.

Entahlah, biasanya Jiwoong tidak berpikir sedangkal itu apalagi dengan bukti yang tidak ada seperti ini.

Masalahnya, mereka benar-benar terlihat serasi. Bahkan dari aura nya saja (emangnya dia dukun?) Jiwoong sudah mengetahui kalau keduanya memiliki hubungan lebih dari teman.

Jiwoong jadi galau sendiri.

Karena itu lelaki setengah dungu itu mengungsi ke kosan salah satu teman tercintanya, siapa lagi kalau bukan Ricky.

Jiwoong dengan 4L-lemah lunglai letih lesu- menggedor-gedor pintu kosan Ricky bak rentenir yang mau nagih utang.

"Ricky! Woy Ricky!"

Tidak ada jawaban. "Rick gue serius Rick buka pintunya." Jiwoong masih terus menggedor-gedor.

Tapi tetap tidak ada jawaban. Jiwoong yang pada awalnya mau bersedih ria kini terlihat menahan kesal. "Kalo lo nggak buka pintu juga gue bakal dobrak pintu ini." Ancamnya, tapi ternyata ancaman itu cukup jitu juga.

"Apaan sih lo!" Ricky akhirnya membuka pintu dengan wajah kesal. Jiwoong bisa melihat lelaki itu hanya memakai kancut dan wajahnya terlihat kusut baru bangun tidur. Bahkan ada iler yang menetes dari sudut bibirnya.

"Jorok bener lo." Protes Jiwoong.

Ricky menahan diri untuk tidak mengamuk dan berniat menutup pintu untuk melanjutkan tidurnya, tapi Jiwoong dengan cepat menahan pintu agar tidak ditutup Ricky.

"Rick, gue mau curhat, gue patah hati!"

"Nape lo? Nt?" Ricky bertanya malas.

"Kayaknya dek Abin udah punya gandengan deh." Jiwoong berkata sedih, bahkan terlihat mewek lagi.

"Bodo amat sih." Ricky menguap lebar dan berniat menutup pintu lagi, tapi berhasil di tahan Ricky.

"Lo kejam banget tahu ga sih?! Temen lo lagi patah hati ini!" Jiwoong terlihat merajuk.

"Gue mau tidur monyet! Besok ada presentasi!" Ricky balas berteriak.

"Woi jangan berisik! Kalau mau baku hantam di luar aja sono!" Teriak tetangga Ricky yang menempati kamar sebelah. Lelaki itu lebih pendek dari mereka berdua, dengan kaos berwarna hitam dan kantong mata yang sama hitamnya dengan warna bajunya. Rambutnya acak-acakan, dan dia memakai sarung dengan merk belimbing. Lelaki itu terlihat memelototi mereka dengan sangat tajam.

Ricky meneguk salivanya dengan ekspresi takut, "i--iya bang Changbin, sori."

Lelaki yang di panggil Changbin itu menatap keduanya tajam, bahkan Jiwoong entah kenapa juga jadi takut melihat tatapan mengintimidasi Changbin. Padahal dia lebih pendek dari Jiwoong, tapi auranya mirip gangster. Jiwoong kan anak lemah lembut dan baik hati, makanya dia takut liat sosok Changbin yang beringas.

Ketika si cebol-- maksudnya Changbin kembali masuk ke kamarnya, barulah dua lelaki itu menghembuskan nafas lega.

"Hih, udahlah. Gue takut bikin bang Changbin marah. Cebol cebol begitu dia bisa nonjok pintu sampe bolong."

Jiwoong jadi makin merinding, "kok lo bisa punya tetangga gangster macem itu?"

"Takdir. Jadi? Apa maksud lo Hanbin udah punya gebetan? Emang dia pernah cerita ke lo?"

"Tadi dia boncengan sama cowok." Jiwoong mengadu, kembali sedih bila mengingat kejadian tadi.

"Gila ya lo?" Ricky tidak habis pikir. "lo ini suka atau obsesi sih? Masa Hanbin nggak boleh di bonceng cowok? Nanti dia di bonceng cewek lo nangis."

"Bukan gitu, tapi mereka memancarkan chemistry yang nggak bisa gue jelaskan."

"Bisa jadi itu cowok tukang ojek?"

"Mereka akrab."

"Mungkin emang gebetannya kali."

"Ricky!"

"Iya iya sori." Ricky menggaruk tengkuknya, ini Jiwoong benar-benar nggak kapok ya di tegur Changbin? Bisa-bisanya itu cowok mulai meninggi kan suaranya lagi. Kalo Changbin sampai marah Ricky nggak bakalan ikut campur. Dia takut di banting sama Changbin.

Jiwoong terlihat bersedih hati. Mau tidak mau Ricky jadi simpati. "Udah gini aja, lo coba chat atau telpon Hanbin sekarang, tanyain daripada lo galau semalaman nyusahin gue dan bikin bang Changbin ngamuk ke kita."

Jiwoong terlihat meragu, Ricky yang benar-benar udah malas mendrama merebut ponsel Jiwoong dan mengirim Hanbin pesan.

Jiwoong
Dek, dek Abin sibuk?

Nyatanya setelah belasan menit mereka menunggu, tidak ada balasan sama sekali. Ricky mencoba menghubungi Hanbin, tapi percuma, nomornya tidak dapat di hubungi. Jiwoong semakin frustasi saja.

"Tuh kan, dia lagi sibuk pacaran." Jiwoong jadi mewek.

"Gila beneran gue temenan sama lo sama lo." Ricky berdecak kesal. "Yaudah gini aja, besok kita ke minimarket itu, kita tanya aja langsung sama orangnya, kalo bisa kita minta penjelasan supaya lo nggak banyak tingkah lagi."

Jiwoong mengangguk lesu. Dalam hati berharap kalau semua yang dia pikirkan itu salah, kalo Hanbin akan tersenyum padanya dan berkata,

"Oh, yang kemarin cuma kang ojol."

Tapi keesokan harinya Jiwoong semakin terpuruk saat menerima kabar bahwa Sung Hanbin resign dari pekerjaan nya pagi tadi.

Kasir yang saat itu berjaga di minimarket memberitahu kalau Hanbin resign karena alasan pribadi, sehingga dia sendiri juga kurang tahu alasannya. Jangankan mendengar kebenaran soal lelaki yang mengantar Hanbin pulang, bahkan dia sendiri sendiri tidak bisa menemui Hanbin.

Ricky menatap Jiwoong dengan tatapan kasihan. Jiwoong benar-benar terlihat sedih.

"Lo kan tahu rumahnya? Kenapa nggak datangin aja."

Jiwoong menjawab dengan sendu, "chat gue aja nggak di balas, telpon gue juga gak di angkat-angkat. Mana mungkin gue ke rumahnya."

Duh, kalau begini kan Ricky jadi bingung sendiri.

TBC

Untuk cerita ini aku bakal update santai dan gak mau buru-buru. Toh alurnya juga ringan dan happy wkwkwk

Minimarket Love [WoongSungz] -[END]-✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang