08|| Siapa Itu?

350 45 5
                                    

Kini Hanbin duduk manis di belakang Zhang Hao yang sedang fokus mengendarai motornya. Keduanya melaju dengan kecepatan normal menuju rumah Hanbin.

"Gue nginap lagi ya Bin. Bosen banget di rumah sepi." Zhang Hao berujar santai. Hanbin tentu saja mengangguk dan menyetujui itu.

"Boleh."

Zhang Hao memang sudah sering menginap di rumah Hanbin. Selain karena mereka memang besti banget, juga karena Zhang Hao terkadang bosan dan kesepian di kosannya sendirian, jadi dia lebih suka suasana rumah Hanbin yang ramai dan hangat.

ו×

Keesokan paginya Zhang Hao yang mengantarkan Hanbin untuk pergi bekerja. "Gue mau lanjut ngampus dulu. Nanti pulang mau di jemput atau balik sendiri?"

Hanbin terdiam sejenak, berpikir. Tidak ada ruginya juga minta di jemput Zhang Hao, apalagi lelaki China jadi-jadian itu menginap di rumahnya untuk tiga hari ke depan.

"Boleh deh bang aku di jemput aja. Nanti aku kabarin jam berapa aku selesai."

Zhang Hao mengangguk dan mengacak-acak rambut Hanbin, membuat lelaki manis itu protes karena rambutnya yang sudah susah payah ia rapikan kini berantakan lagi berkat Zhang Hao. Eh malah Zhang Hao sama sekali tidak merasa bersalah dan cepat-cepat pergi dari sana sebelum di amuk oleh Hanbin yang memang kalau marah itu seperti banteng kesurupan.

Hanbin mendengus. Tuh kan mood cerahnya jadi jelek. Zhang Hao itu kalau tidak menggoda nya sehari saja pasti gatal-gatal. Kelainan dia kayaknya.

Hanbin bertukar shift dengan rekan kerjanya dan mulai merapikan barang-barang sebelum ada pelanggan yang datang.

Pintu minimarket di buka dan Hanbin otomatis berujar cepat tanpa menolak, "selamat datang, selamat berbelanja."

"Mau beli kamu boleh nggak?" Ucap sebuah suara dengan nada riang tapi dalam.

Hanbin sontak menoleh dan menemukan Jiwoong berdiri di sana dengan senyuman cerahnya yang biasa sambil mengangkat sebuah kotak makan. "Pagi dek Abin, duh makin hari makin cantik."

Mood Hanbin yang semula jelek menjadi cerah kembali begitu melihat sosok Jiwoong. Dengan semangat Hanbin berlari kecil menghampiri Jiwoong. "Mas datang lagi?"

"Kan janji mas bawain adek kebab." Jiwoong mengetuk kotak makanan nya. "Mas bikin sendiri ini, coba di cicipi dulu."

Keduanya duduk seperti biasa di kursi yang minimarket. Jiwoong membuka tutup kotak bekal nya dan terpampang lah dua buah kebab yang terlihat menggiurkan disana. Hanbin yang kebetulan memang belum sempat sarapan--karena Zhang Hao buru-buru harus pergi ke kampus-- jadi ngiler berat melihat kebab itu. Aroma kebab itu benar-benar mengundang nafsu makan!

Jiwoong menyodorkan kotak bekal nya ke Hanbin, "ini, nanti riview ya."

Hanbin terkekeh dan mulai memakan kebab Jiwoong. "Wah, rasanya enak mas!" Ucap nya dengan mulut penuh.

Hanbin tidak bohong soal itu. Kebab buatan Jiwoong benar-benar lezat. Lebih enak dari kebab yang di jual di persimpangan dekat rumahnya. Sepertinya Jiwoong membuat kebab ini dengan bahan-bahan yang berkualitas sehingga rasanya benar-benar berbeda. Hanbin itu suka makan, jadi bisa membedakan cita rasa setiap masakan.

"Mas beneran bikin sendiri?"

"Iya dong, demi dek Abin kenapa nggak? Mas bikin kemarin sore, baru di panasin pagi ini. Gimana?"

Minimarket Love [WoongSungz] -[END]-✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang