02|| Jiwoong Dan Perasaannya

693 89 11
                                    

Jiwoong merasa menyesal dulu dia selalu mengejek dan memandang sebelah mata drama yang menceritakan kisah tentang cinta pada pandangan pertama. Jiwoong merasa dia terkena karma saat ini.

Setelah pertemuan nya dengan dek Abin, si kasir minimarket, Jiwoong merasa bahwa isi otak nya saat ini di penuhi oleh si manis. Sebelum tidur Jiwoong membayangkan nya, ketika makan juga Jiwoong membayangkan nya, bahkan ketika dia nongkrong di toilet sambil menyetor kebutuhan juga dia memikirkan Hanbin.

Setiap memikirkan pemuda manis itu, Jiwoong akan baper sendiri. Sampai-sampai Keita sempat mengira dirinya kesurupan hantu penunggu kampus.

Bagaimana tidak, Jiwoong yang isi otaknya di penuhi Hanbin sepanjang presentasi di kelas hanya tersenyum-senyum khas orang kasmaran. Bahkan ketika ada yang ingin mengajukan pertanyaan pada kelompok presentasi Jiwoong, lelaki yang menjabat sebagai moderator kelompok itu malah melamun, sibuk memikirkan wajah pujaan hatinya.

Bahkan si dosen tampan kaya raya, pak Jaehyun, juga di buat merinding sendiri melihat kelakuan Jiwoong yang aneh di hari itu.

"Woy Woong, lo kenapa dah? Daritadi aneh, senyum-senyum bae." Jay menepuk pundak Jiwoong.

"Nggak tahu itu, kayaknya tadi Keita bilang dia kesurupan deh." Ricky menimpali sambil menyedot jus semangka nya.

Mereka bertiga kini tengah nongkrong di kantin seusai kelas. Ketiganya memang tidak sekelas, tapi jadwal mereka sama. Karena itu mereka bisa nongkrong bareng seperti ini hampir setiap hari.

Tapi berbeda dengan Jongwoo, dia berada di jurusan yang berbeda, jadi jadwal mereka juga beda. Biasanya mereka bisa nongkrong hanya di hari tertentu saja ketika jadwal mereka sama.

"Lo kenapa Woong?" Jay mengangkat sebelah alisnya.

Jiwoong menggeleng, mengusap wajahnya, "kayaknya gue naksir deh."

"Sama siapa? Pak Jaehyun? Kata Keita daritadi lo liatin beliau mulu. Saran gue sih jangan ya, soalnya pak Jaehyun udah nikah sama pak Taeyong." Cerocos Jay.

"Heh sembarangan lo." Jiwoong memelototi Jay. "Siapa yang nyebar rumor itu? Keita? Awas aja dia nanti."

"Ya lo nya yang nyari perkara. Mandangin suami orang segitunya. Siapa yang gak salah paham." Ricky menyahut.

"Gue bukan naksir pak Jaehyun elah. Siapa juga yang mau naksir bapak bapak sok muda kayak gitu."

"Emang masih muda Woong."

"Alah, pokoknya gue gak mungkin naksir dia. Gue kebetulan mikirin seseorang dan ga sadar ternyata lagi mandangin pak Jaehyun aja."

Jay dan Ricky memandang Jiwoong serius. "Oke, jadi? Siapa orang yang lo pikirin di otak lo sampe jadi semi goblok begini? Gue jadi penasaran."

Jiwoong yang sempat normal mendadak balik lagi ke mode kasmaran dan shy shy cat. Tampaknya sedang memikirkan sosok orang itu di otaknya lagi.

Jay dan Ricky kompak memutar bola mata mereka malas. "Serius Woong, jangan gantung kami, kami bukan jemuran."

Jiwoong mendengus lalu mengusap wajahnya, "lo ingat gak kemarin lo pada ngasih gue dare apa?"

Jay dan Ricky berpandangan, "kondom kan? Kenapa? Lo naksir kondom?" Tanya Ricky random.

Jay menggeplak kepala sahabatnya itu. "Tolol kok di pelihara." Dia menggeleng tidak habis pikir. "Lo naksir sama kasir minimarket tempat lo beli kondom?"

Jiwoong menjentikkan jarinya mendengar jawaban tepat sasaran Jay. Jay sendiri terlihat bangga dengan keberhasilannya dalam memecahkan teka-teki percintaan Jiwoong.

"Lah serius? Orangnya gimana? Minimarket mana?" Ricky jadi penasaran juga. Jiwoong itu tidak pernah jatuh cinta, naksir orang juga tidak pernah. Tapi kini dia mengakui kalau dia naksir seseorang. Jelas saja mereka berdua sebagai sahabat karib Jiwoong merasa penasaran siapakah orang yang berhasil meluluhkan Jiwoong dengan pesonanya.

Jiwoong kembali menerawang bak protagonis di drama romance. Mendadak aura di sekeliling nya seakan berubah bling bling dan berwarna pink muda.

Di sisi lain Jay dan Ricky menahan muntah menyaksikan betapa dramatis nya lelaki yang pada awalnya sangat anti dengan hal berbau romantis itu.

"Dia indah. Cantik. Manis. Kayak gulali. Manis banget, gue sampe salah tingkah. Mukanya cerah, binar matanya polos, matanya juga bulat, bulu matanya lentik. Dia definisi dari bunga sakura itu sendiri."

"Bunga sakura?"

"Iya, Hanbin kayak bunga sakura. Sama indahnya." Jiwoong terkekeh lembut. Bahkan sorot mata Jiwoong bisa melembut ketika memikirkan sosok lelaki manis yang dia taksir.

"Bukan malaikat?"

Jiwoong menggeleng, "malaikat udah terlalu banyak di pakai untuk mendeskripsikan keindahan seseorang. Hanbin itu berbeda. Keindahan nya spesial bagi gue. Itu nggak bisa di samakan dengan orang-orang. Bukan malaikat, Hanbin lebih dari itu untuk gue deskripsi kan."

"Namanya juga cinta pertama Ky." Jay mencoba menerima perubahan sahabat mereka yang terlalu mendadak itu.

"Gue jadi salut sama si Hanbin itu. Dia berhasil ngebuat Jiwoong mendadak jadi puitis gini. Udah lo bikin novel aja sono, udah cocok loh ngarang kata-kata romantis." Ricky menggeleng-gelengkan kepalanya.

Jiwoong menopang wajahnya dengan tangan kanan. Senyuman lembut kembali tersungging di bibirnya. "Aduh gawat, kayaknya gue beneran naksir parah."

TBC

Segini dulu muehehehe...

Sebenarnya aku itu ship Hanbin sama siapa aja, yang penting Hanbin bottom. Tapi karena cerita Woongsungz jarang padahal termasuk couple favorit ku di jebewon, yaudah aku nulis Woongsungz duluan

Dan mungkin next aku bakal nulis Haobin, soalnya itu juga couple favorit ku ^^

Ya intinya Hanbin bottom sih

Oke kita sudahi bacotan ku, bye bye guys (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Minimarket Love [WoongSungz] -[END]-✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang