Hanbin tengah duduk santai di cafe bersama empat orang temannya. Zhang Hao, Park Gunwook, Kim Gyuvin, dan Lee Hoetaek yang akrab di sapa Hui. Mereka sudah lama tidak berkumpul seperti ini, dan tadi malam di grup chat Zhang Hao menyarankan mereka semua untuk sesekali kumpul-kumpul seperti ini.
Mereka itu teman satu SMP. Yah kecuali Hui yang waktu itu sudah SMA. Mereka bersekolah di sekolah yang sama, dan kebetulan sekolah SMP Hanbin satu yayasan dengan SMA Hui, sehingga mereka berada di lokasi yang sama.
Berkat kegiatan perkemahan di sekolah, mereka berempat saling mengenal dan berteman.
Kalau tidak salah ingat, waktu itu adalah pemilihan untuk perwakilan sekolah. Jadi setiap kelas akan mengirimkan perwakilan mereka yang di percayai untuk membawa nama kelas masing-masing. Para perwakilan kelas yang terpilih akan mengikuti kegiatan perkemahan khusus, berbeda dengan anak Pramuka.
Di perkemahan itu mereka harus menunjukkan bakat dan membawa nama baik sekolah. Perkemahan khusus menampilkan bakat, simpelnya. Mereka tidak melakukan kegiatan apapun selain fokus untuk menampilkan bakat mereka dan menjadi juara.
Hanbin kebetulan terpilih sebagai perwakilan kelas. Dan kemudian para perwakilan kelas lain, Zhang Hao, Kim Gyuvin, Park Gunwook satu tim dengan nya untuk tingkat SMP. Barulah ketika mereka sudah berada di lokasi perkemahan, mereka bertemu Hui. Ternyata mereka cocok dan malah bersahabat.
Kira-kira seperti itu lah awal mulanya persahabatan mereka.
Hanbin menyedot milkshake nya sambil mengamati percakapan random yang mereka lakukan.
Hui yang paling terlihat menikmati percakapan mereka. Bercanda dengan Gyuvin dan Gunwook. Sementara Zhang Hao menyimak sambil sesekali tertawa. Hanbin mengulum senyum. Daripada teman, mereka lebih seperti keluarga baginya. Mereka selalu ada untuknya, ketika orang lain tidak bisa. Hanbin bersyukur memiliki mereka di sisinya.
"Abin kenapa? Kok melamun?" Tegur Hui. "Abin nggak enak badan? Atau ada masalah."
Tuh kan. Bahkan tanpa dia harus beritahu lebih dulu, Hui pasti akan selalu menanyakan apa yang mengganggu nya.
Hanbin itu selalu ceria, makanya ketika dia diam terlalu lama, Hui akan langsung menyadarinya.
"Bukan, aku sehat kok bang." Hanbin tersenyum kecil, "cuma memang lagi ada yang di pikirin aja."
"Wah apaan tuh." Gyuvin tampak tertarik. Memang bocah kematian satu itu tidak mau ketinggalan sesuatu.
"Sebenarnya nih ya, ada yang lagi deketin aku. Dia bilang naksir aku, dan kayaknya dia beneran serius." Hanbin terlihat malu-malu ketika mengatakannya.
Sunyi.
Keempatnya terdiam di tempat.
"Eh? Halo?" Hanbin mengibaskan tangannya di depan wajah teman-temannya yang mematung seperti patung.
"Bang Hui bang Hao Upin Gunuk! Kalian kenapa???" Hanbin mengguncang bahu Gunwook yang duduk di sebelahnya.
Mata Gunwook terbuka lebar. "Bang! Lo ada yang deketin?! Siapa?!"
"Woi bang Abin! Kok nggak bilang-bilang?!" Si bokem ikut protes.
"Ini aku baru mau bilang tapi reaksi kalian kayak aku barusan kawin lari aja!" Cibir Hanbin kesal.
"Siapa itu Bin? Kenal dimana?" Zhang Hao masih terlihat syok.
Hanbin kembali ke mode malu-malu. Dia tertawa sebentar sebelum melanjutkan, "sebenarnya dia pelanggan di minimarket aku. Katanya dia naksir pandangan pertama."
"Jangan percaya yang gitu-gitu bang! Bullshit itu!" Gyuvin menggebrak meja dengan menggebu-gebu. Matanya melotot tajam. "Emang zaman sekarang ada yang begitu? Bang dia mau manfaatin abang itu!"
"Woi Upin jangan jerit di telinga gue!" Zhang Hao menggeplak kepala si bokem sambil mengusap telinganya yang berdenging akibat suara cempreng Gyuvin.
"Abin siapa itu? Dia kelihatan kayak orang baik-baik apa kayak preman yang suka nongkrong sambil malak orang? Bin, jangan sampe kamu termakan tipu daya buaya." Hui bertanya dengan nada yang sangat cepat, hingga Hanbin pusing sendiri.
"Gini deh gini. Aku bakal ceritain lebih detail biar semuanya ngerti." Hanbin mulai menceritakan secara detail pengalaman yang terjadi. Mulai dari kedatangan Jiwoong ke minimarket nya, sampai proses pdkt Jiwoong.
"Wah, gue nggak percaya ini." Gunwook menggeleng pelan, "kok jadinya kayak sinetron ikan terbang ya? Klise amat."
"Si Jiwoong itu penggila sinetron kali." Tuduh Zhang Hao julid.
"Huweee abang Abin nggak boleh termakan rayuan om pedo kayak gitu." Gyuvin mewek mendadak.
"Dia bilang kan mau pdkt dulu, mau ambil hati Abin baik-baik. Berarti dia niatnya juga baik. Dia nggak maksa Abin, apalagi mereka juga baru kenal. Kita kasih dulu dia kesempatan." Hui berkata bijak.
Hanbin mengacungkan jempol pada Hui dengan senyum lebar. "Pas berduaan sama dia, Abin juga ngerasa nyaman. Topik obrolan kami juga nyambung. Dia orangnya juga lucu. Ganteng pula." Wajah putih Hanbin memerah malu.
Gyuvin makin terlihat tidak terima. Apalagi abang tersayangnya terancam di gondol om pedo.
"Kalau Abin nyaman, apa boleh buat." Zhang Hao menghela nafas panjang, dia terdengar membela Hanbin, tapi sebenarnya Hanbin bisa melihat ekspresi wajah Zhang Hao juga sebelas dua belas dengan Gyuvin. "Lagipula kalau berhasil ini bakal jadi hubungan pertama Abin kan? Dia belum pernah pacaran sebelum ini."
"Makanya kita harus seleksi pasangannya dengan baik biar bang Abin polos kita gak ternodai!" Ujar Gunwook. "Gimana kalau nanti kita bikin janji buat ketemuan sama si om Jiwoong itu. Jadi kita bisa lihat sendiri dia baik atau nggak buat bang Abin." Sarannya.
"Bang Jiwoong, Gunuk." Koreksi Hanbin. "Dia nggak setua itu."
"Gunuk benar, dia om pedo!" Cerocos Gyuvin membela Gunwook.
Hanbin menghembuskan nafas. Dia memang tidak pernah pacaran, karena itu teman-temannya overprotektif terhadap nya. Mereka selalu seperti ini kalau ada yang mendekati Hanbin. Ibaratnya mereka tentara paling depan yang akan menyeleksi pasangan Hanbin.
Mereka tidak mau Hanbin patah hati atau di manfaatkan dalam suatu hubungan.
Padahal pemikiran Hanbin sendiri tidak sepolos itu. Hanbin orang yang peka, jadi dia bisa menebak niat seseorang dari tingkah lakunya.
Teman-temannya juga tahu itu. Tapi tetap saja mereka overprotektif padanya.
"Ketemuan ya? Boleh juga sih. Tapi aku tanya mas Iwung dulu dia bisa atau nggak."
Keempatnya melotot lagi. "MAS IWUNG?!" Pekik mereka bersamaan.
"Apa-apaan panggilan akrab nan imut itu?!" Kali ini bukan Gyuvin atau Gunwook, melainkan Zhang Hao yang protes.
Gyuvin dan Gunwook masih syok, sementara Hui menghela nafas panjang. "Hubungan kalian kayaknya udah akrab banget ya?"
Hanbin meringis pelan. "yah.... Abin jadi bingung mau menjelaskan apalagi." Hanbin hanya bisa pasrah pada akhirnya.
TBC
Duuuhh perkumpulan Abi Hui dan anak-anaknya ಥ‿ಥ
Kangen interaksi merekaaaa
Khususnya trio Hui Upin sama Abin huhuhu (。ノω\。)
Yaudahlah, sampai jumpa di next chapter manteman, jangan lupa vote dan komen ya
See youuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Minimarket Love [WoongSungz] -[END]-✓
Fiksi Remaja[Warn! Boys Love, BxB] [Woongsungz/Jyungbin] Pertemuan tidak terduga antara Jiwoong dan staff paruh waktu di minimarket, Hanbin. Juga kisah manis yang terjalin di antara mereka. ×•× Start: 13 Agustus 2023 Finish: 17 Maret 2024