"Eughh.....,"Lenguhan kecil keluar dari bibir ranumnya, bibir yang semulanya berwarna merah cery kini selama beberapa Minggu terus memucat. Tubuh yang terasa lengket dan panas, dahi yang terasa berat tertindih sebuah kain untuk mendinginkan kepalanya yang sudah mendidih bagai tungku, tubuhnya juga terus mengeluarkan keriat.
Kepala terus berdenyut seolah berkali kali dihantam batu, ia tersiksa benar- benar tersiksa, gadis itu mengedipkan matanya beberapa kali, ia melirik sekilas pada sekitar, hitam, hanya itu yang ia lihat, mungkin ini malam hari karena itu gelap?, gadis itu berusaha untuk duduk namun seolah tubuhnya lumpuh ia sama sekali tak bisa menggerakkan tubuhnya, tangannya terasa tertindih oleh tangan lain yang sudah pasti itu bukan miliknya, gadis itu ingin berbicara untuk bertanya pada pemilik tangan itu ada dimana dia, kalau ia ada di rumah sakit bukannya lampunya bisa tidak di matikan ya? tapi mulutnya terus bergetar tanpa suara, tenggorokannya kering tak ada satu patah katapun yang berhasil keluar sekeras apapun ia berusaha.
Tiba tiba jantungnya berdekuk kencang, kepalanya terasa benar benar sakit seolah terhimpit 2 benda keras, tubuhnya meremang tak kuat menerima rasa sakit yang tiba tiba menyerangnya, nafas gadis itu terengah engah menahan rasa sakit, linang air mata menerobos keluar, menjebol bendungan yang beberapa Minggu ini tak terbaiki, kali ini hanya untuk kali ini rasanya benar benar lebih sakit dari hari hari sebelumnya, namun tak ada yang bisa di lakukan ya, sekujur tubuhnya kaku, mungkin... Mungkin saja kini yang bisa dilakukannya hanya pasrah.
"Jadi ini yang namanya ajal?,"
𖥔
"Bagaimana kabarnya?,"Tanya seorang pria bergelar bangsawan di tengah tengah kesibukannya mengencani para dokumen dokumen yang terus beranak cucu.
Asisten yang berada di sampingnya lantas menjawab "Lady Atalenta sudah sembuh yang mulia, saat ini Lady tengah bersiap menuju 'Amperty', "Ucapnya memberi kabar pada majikannya yang bergelar Duke di usia mudanya ini.
Duke itu tak menjawab, ia hanya merapikan susunan kertas kertas yang sudah di tanda tanganinya dan memberikannya pada asistennya
"Amperty ya..?,"Gumam sang Duke
'Amperty' akademi untuk para bangsawan menuntut ilmu, biasanya anak anak para bangsawan akan dikirim kesana, namun tak semuanya akan dikirim dan diterima di Amperty, begitu juga dengan sang Duke.
Gluduk
Gluduk
Sebuah kereta kuda berlambang Alatenta tengah mengarah ke akademi Amperty, membawa nona mudanya untuk kembali belajar, segera setelah ia sembuh.
"Orang tua kolot,"Cibir sang lady, 2 hari setelah ia sembuh lady itu segera dikirim kembali untuk belajar, seolah mereka tak peduli dengan kesehatan anaknya yang sudah beberapa minggu lalu terus menghawatirkan.
"Tsk," Dengus Keira.
Keira Ardelia, satu satunya pewaris tunggal perusahaan Ardel yang mati hanya karena ia cukup beruntung terlahir sebagai pewaris Ardel, sungguh keberuntungan yang sama sekali tidak di inginkan Keira, menurut pengamatan yang sudah ia lakukan 3 atau 4 hari ini ia terdampar.. ralat... Terperangkap di tubuh Keira Mariabel De Atalenta, Putri tunggal sekaligus satu satunya anak dari marquise dan marchioness Atalenta, dan hasil dari pengamatannya yang paling masuk akal di otaknya ia kembali ke masa lalu di mana dimasa itu para bangsawan lah yang menguasai dunia, abad pertengahan. Mungkin?.
Satu kuda putih berjalan mendekat menghampiri kereta kuda sang lady, tampak jelas kalau orang yang menunggangi kuda itu terlihat khawatir pada nona nya,"Udaranya dingin, nona juga baru saja sembuh, lebih baik kalau jendelanya di tutup," Ucapnya dengan ekspresi khawatir, tangannya bergerak menggapai jendela namun di tahan oleh Keira "Berarti tak ada gunanya kan mengirimku ke Empiti," Ucap Keira dengan senyum dongkolnya, ayolah! tubuh inikan sudah jadi miliknya tapi kenapa masih ada orang yang teruusss saja mengaturnya.
"Amperty nona,"Koreksi wildem, wildem Van Basten, kesatria pengawal Keira, padahal di Amperty tak di perbolehkan membawa kesatria ataupun pengawal tapi Wildem bersikekeh untuk mengantar Keira, dan itupun di izinkan oleh kedua majikannya.
"Nona lebih baik anda-,"
Keira menarik nafas jengah, ia menggusar poninya yang sudah tertata rapi dengan kasar ".. Omong kosong!,"Sela Keira.
Wildem menatap Keira dengan penuh iba, ia berekspresi seolah olah itu demi kebaikan Keira, Keira memalingkan wajahnya, ia tak mau, benar benar tak mau berurusan dengan orang yang keras kepala lagi, apa lagi jika orang itu seorang pria, Keira menggeser duduknya menjauh dari sisi kereta kuda dimana Wildem berada, lantas ia membuka jendela sebelah kiri dan menatap keindahan hutan yang hanya terisi pohon, Keira menyangga dagunya dengan telapak tangan, kedua bola mata Keira menutup rapat begitu juga mulutnya yang malas menjawab omelan wildem, Keira mulai memikirkan bagaimana nasibnya sekarang, karena Keira benar benar tidak tau Keira itu orang yang seperti apa, dan masalah dan keuntungan apa yang di perbuatnya semasa hidup.
"Dingin...,"Dengusnya dalam hati saat hembusan angin besar menerpa wajahnya.
Akhirnya mereka sampai, mereka sampai ke Amperty setelah menghabis kan waktu sehari atau 2 hari, sebenarnya selama setengah hari mereka bisa sampai ke pusat ibu kota tapi karena Wildem terlalu khawatir dengan kesehatan Keira, apa lagi Keira itu baru sembuh jadi ia memberi titah kepada sang kusir untuk membuat laju kuda sepelan mungkin.
Esoknya Keira siap untuk menuju kelasnya berkat berbasa basi dengan Wildem ia jadi tahu kalau Wildem itu suka berkata omong kosong.
"Hah... Bosen,"Gerutu Zea.
Liliona Van Zeakmillian,gadis bangsawan cantik yang dirasuki oleh jiwa Zea Qirana Aqila, ia menatap bosan pada buku buku yang tersusun di mejanya, jujur ia sama sekali tak tertarik dengan pelajaran ini, dari pada mempelajari matematika yang mungkin saja berguna, pemilik tubuh asli ini malah mempelajari bahasa asli sebuah kerajaan yang hampir runtuh, sungguh memuakkan, Zea menoleh pada jendela transparan panjang di sampingnya, ia menatap jenuh taman akademi ini yang luasnya seperti 1 desa, itupun hanya tamannya, namun Tanpa sebuah alarm peringatan netranya itu menangkap gelagat gadis yang sangat amat di kenalnya.
"..ITU!!," Gadis berdarah biru itu berdiri dari duduknya tak peduli gurunya sudah siap untuk memarahi dan mencemoohnya karena berani mengganggu kelasnya, Zea berteriak histeris saat gadis yang di perhatikan nya menoleh sekilas, sekilas ya sekilas wajahnya seperti orang yang dikenal Zea.
"Lady Zeakmillian, anda tidak diperboleh berteriak di kelas saya,"
"LADY!!,"Teriak madam Anh saat Zea berlari pergi tanpa menghiraukan nya, rahang madam Anh mengeras saat menerima perilaku kurang ajar Zea, suasana di kelas berubah gaduh setelah menyaksikan kejadian kecil yang tak mungkin akan pernah di lakukan oleh seseorang dari keluarga Zeakmillian, semua para bangsawan juga tahu kalau julukan Zea adalah 'Marionette Zeakmillian' tapi kenapa kali ini boneka itu tampak benar benar hidup?
Zea berlari sekuat tenaga menyusuri koridor luas akademi ini, untungnya ia ada di lantai dua jadi tak akan memakan waktu lama untuknya menuju taman utama.
"Shit!," Umpat Zea saat melihat undakan tangga yang begitu banyak dan panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist Is Mine
FantasyKeira Ardelia dan Zea Qirana Aqila dua sahabat yang tak seperti sahabat pada umumnya, mereka berdua terkesan bodo amat terhadap satu sama lain, mau sahabatnya itu sakit, senang, atau dalam bahaya mereka tetap tak akan peduli pada satu sama lain, mer...