Part Dua

3.5K 222 8
                                    

Suara deru motor menghampiri Mala yang tengah menunggu bus untuk kekampus dipagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara deru motor menghampiri Mala yang tengah menunggu bus untuk kekampus dipagi hari. Tepat didepan matanya, motor ninja berwarna kuning itu berhenti dihadapannya.

"Hai" sapanya kepada Mala, dengan suara berat dibalik helm. Gadis itu hanya terdiam melihatnya, cowok itu membuka helmnya dan menyibak rambutnya.

Cowok itu mengulurkan tangannya kepada Mala, "Kenalin, nama gue Junior, kakak kelas lo di Universitas Jakarta Nawagera. Nama lo siapa?"

"Mala." jawabnya, dia tak ingin menerima uluran tangan Junior melainkan hanya senyum tipis, Junior menurunkan tangannya karena terasa pegal.

"Bareng gue aja kesana nya"

Mala menggeleng, menolak tawarannya "Bareng gue aja," dia mengangkat pergelangan tangan nya untuk melihat jam "Udah jam 6:20. Yakin gak mau bareng?" karena waktunya padat, dirinya mengangguk. Mala berharap agar tidak ketahuan oleh sang kekasihnya, Rakha.

🐇🐇🐇

Sesudah sampai digerbang, Mala menuruni motor ninja milik Junior "Thanks." ucap Mala singkat, "Sama-sama. Lo duluan aja, gue mau parkirin motor"

Junior membawa pergi motor miliknya untuk memakirkannya. "Mala." suara itu membuatnya terbeku seketika mendengarnya, "Rakha?" Dia berdeham dihadapannya kemudian menatap secara tajam "Sama siapa tadi?"

"Kakak kelas, dia nganterin aku."

"Terus kamu terima aja? Gitu? Kenapa gak telpon aku? Aku kan bisa jemput kamu La"

"Bisa gak sih? Gak usah cemburuan?"

"Kamu seharusnya jaga jarak sama cowok selain aku, aku gak suka." Rakha menegurnya tegas, gadis itu hanya meliriknya tak peduli.

"Kamu denger gak sih?" Mala melenggang, dia membuang mukanya dihadapan Rakha. Mala berbalik badan lalu pergi meninggalkannya dengan masuk ke kampus. "Bangsat!"

"Mala!" teriak Rakha, lebih baik dia tak mendengarnya.

🐇🐇🐇

Sampai juga di apartemen miliknya, Mala pun langsung merebahkan tubuhnya dikasur "Cape banget gue." ujar gadis itu sambil merasakan dingin nya air conditioner di seluruh ruangan. Rasanya ingin tidur.

Drett dret drett dret

"Apasih? Cuekin aja kali ya?" Mala kembali duduk dan menopang dagunya, berpikir panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apasih? Cuekin aja kali ya?" Mala kembali duduk dan menopang dagunya, berpikir panjang. Sebaiknya memaafkan atau membiarkan? Jiwa jahilnya meronta-ronta, tapi kasihan juga Rakha.

Sementara dikediaman Rakha, tampak dia sedang siap-siap untuk pergi ke apartemen Mala. "Rakha!!" panggil sang Bunda, Glenca.

Rakha cepat turun kebawah untuk menghampiri Bundanya yang sedang mengambil tas "Kenapa Bun?" tanya Rakha sambil membenarkan kerah bajunya

"Kamu jagain Kenzie ya dirumah."

"Emang Bunda mau kemana?"

"Bunda ada kepentingan di rumah pak Hasan, nanti sore bunda pulang," ucap Glenca, "Kamu bisa kan jaga Kenzie?"

Rakh mengangguk cepat "Bisa, Bun." sahutnya dengan senyum, sorot mata Glenca teralih pada baju kemeja hitam anaknya yang sudah dipakai rapih, "Kamu mau kemana?"

"Ke apartemennya Mala" ucap Rakha dengan santai, Glenca curiga dengan anaknya yang satu ini "Ngapain?" pertanyaan sang Bunda membuat Rakha membulatkan matanya sekilas "E-engga ngapa-ngapain kok Bun, cuman pengen main aja,"

"Sekalian, pengen bawain makanan."

"Kalo gitu sekalian ajak Kenzie ya, dia ada dikamar"

"Iya, Bun." Glenca mengecup pipi Rakha kemudian pamit dari rumah. Sekarang hanya tinggal adik cowoknya yang usia 6 tahun yang harus dia urus.

Bersambung

OBSESSION 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang