8 : Pernyataan

1.5K 152 5
                                    

"Ups, ada yang baru mating nih"

Hao menatap galak Taerae yang mengejeknya. "Mating apanya? Belum". Dengan kesal ia menarik kursi dan bergabung dengan Taerae dan Kuan Jui yang sudah lebih dahulu duduk.

Siang ini, Hao baru saja menyelesaikan kuliah terakhirnya. Ia senang karena sudah tidak perlu kuliah lagi namun tugas akhirnya tentu saja belum selesai. Hao sebenarnya sudah menyelesaikan banyak namun dosen pembimbingnya susah sekali diajak bimbingan sehingga tugas akhirnya jadi tersendat. Hao sangat iri kepada Kuan Jui, temannya yang minggu depan sudah akan sidang.

Selesai kelas, seperti biasa Hao langsung mendatangi teman-teman yang sudah menunggunya untuk makan siang di cafe langganan mereka yang tidak jauh dari kampus.

"Kami tidak bisa mencium feromonmu tapi fondation yang sangat tebal di lehermu menjelaskan semuanya" Kuan Jui menatap Hao dengan seringai. "Apalagi kalian bertengkar beberapa hari yang lalu, apa Hanbin menghukummu karena kau nakal?"

"Apa Hanbin seberingas itu? Padahal dari dulu dia anak yang kalem dan lembut" sahut Taerae.

"Dasar mesum, hentikan pikiran liar kalian" Hao mencuri minuman Taerae dan menyeruputnya lalu ekspresi wajahnya yang tadi kesal berubah menjadi malu. "Aku baru saja diklaim tadi malam"

"Hanya klaim?" Kuan Jui memastikan yang dibalas anggukan oleh Hao.

"Tunggu, bukannya kemarin kak Hao bilang Hanbin masih pacaran dengan Matthew?" tanya Taerae

"Sudah putus" balas Hao mengangkat bahunya. "Sekarang kami sudah mulai masa pendekatan"

"Baguslah, tidak apa-apa menjadi pelampiasan. Setidaknya kalian kutinggal nanti sudah berpasangan" Kuan Jui memandang teman-temannya dengan haru, ia pun pura-pura menghapus air mata yang air mata itu tidak pernah ada. "Aku sempat khawatir kalian jadi perawan tua, terutama kau Hao"

"Astaga mulutmu" Hao mendelik kesal arah Kuan Jui. "Tapi kau Taerae punya pacar seperti tidak pacaran saja, kau jarang buka hp, jarang keluar juga"

"Pacaranku ini gaya dewasa. Kak Hao yang masih perawan tentu tidak akan tahu. Aku dan Junhyeon hanya berkomunikasi sepentingnya saja , main saat sama-sama ada waktu tapi yang paling penting kami menjaga keharmonisan dengan keintiman" Taerae menyombongkan dirinya.

"Kalian sudah mating?" gumam Hao.

"Apa yang kau harapkan, mereka sudah pacaran 3 tahun. Kau harus secepatnya mating, terutama kau itu Omega. Ada jadwal khusus bulanan untuk mating. Dan lagi, kau punya Fated mate" balas Kuan Jui. "Memang saat heat kau tidak membayangkan Hanbin menyentuhmu?"

Hao mengangguk malu. Tentu saja setelah tahu Hanbin adalah Alphanya, Hao berfantasi dengan membayangkan Hanbin lah yang menyentuhnya. Walau saat heat kemarin ia berseteru dengan Hanbin namun tetap keinginannya untuk disentuh oleh Hanbin itu tetap sangat besar hingga nama Hanbin selalu muncul dalam lenguhannya.

"Kau sedang berpikiran mesum ya, wajahmu merah"

Hao sedikit terkejut saat Jeonghyun tiba-tiba datang dan menoel pipinya. Jeonghyun datang seperti anak kampus pada umumnya, baju kemeja tak berkancing dengan dalaman kaus lengkap dengan ransel yang hanya ia pakai sebelah bahu saja, tak lupa ada laptop yang masih terbuka di tangannya.

"Jangan pegang-pegang, aku sudah punya Alpha sekarang" Hao merengut kesal menatap Jeonghyun.

"Baiklah, hamba minta maaf" Jeonghyun tertawa dan menarik kursi untuk duduk disamping Hao. "Hao, kau tidak pakai parfum lagi ya? Baumu sekarang lebih segar. Baumu maskulin, mirip bau Alpha"

Hao tersenyum bangga. "Ini bau Alphaku"

"Kupikir kalau sudah diklaim baumu yang sebenarnya akan keluar tapi malah jadi bau Alphamu yang muncul ya" balas Jeonghyun.

Milk Rose (BinHao/Haobin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang