Pagi ini, Hanbin hanya memakan buah pisang yang ada di dapur mini apartemennya. Terhitung sudah 3 hari Hanbin tidak mendapatkan sarapan lagi dari omeganya. Sebenarnya dulu Hanbin bisa membuat sarapannya sendiri jika sang Ibu tidak sempat namun sejak tinggal bersama Hao, ia akui ia jadi lebih manja. Sarapan yang selalu disiapkan Hao sesuai dengan seleranya, sok kebaratan. Walau Hao belum bisa memasak makan berat untuk makan siang atau malam, tidak apa, mereka masih bisa membelinya.
Hao mogok memberinya sarapan bahkan tidak berbicara dengannya mungkin sekitar 4 hari yang lalu saat mereka membahas Matthew. Tapi Hanbin sendiri juga ikutan kesal karena Hao tidak punya hak untuk mencampuri perasaannya. Maka saat Hao mendiamkannya, Hanbin juga ikut-ikutan.
—- Chunhee Hwang —-
4 hari yang lalu.
Hanbin menatap heran Hao yang dengan semangat dan mendesaknya di sofa ruang TV. Sejak pulang entah darimana Hao langsung berlari ke arahnya yang sedang menonton televisi. Hao duduk mepet ke arahnya bahkan mencuri semangkanya yang sudah ia potong-potong kecil di dalam mangkuk.
"Jangan dekat-dekat, di sana masih luas" Hanbin menunjuk sisa sofa dengan dagunya kepada Hao.
Hao hanya tersenyum tanpa bergeser sedikitpun. Ia pun dengan tidak tahu dirinya semakin mencuri semangka Hanbin. Melihat Hao dalam mood yang bagus sehingga memancarkan aroma yang menyegarkan untuknya, Hanbin pun menyerah dan membiarkan Hao menempelinya.
"Kak Hao sepertinya senang hari ini"
"Tentu saja, aku sudah mengetahui semua tentangmu Alpha"
"Apa yang kau tahu?" pipi Hanbin memerah, Hao memanggilnya Alpha membuatnya malu. Ia belum terbiasa.
"Aku tahu saat kau di sekolah dulu kau celanamu robek di bagian 'itu' karena kebanyakan menari jadi semua orang yang melihat tertawa" Hao terkikik geli saat mengucapkan itu.
"Kim Gyuvin!" Hanbin mengerang kesal.
"Kau juga pernah menyiram diri dengan air pel karena takut ketahuan mengompol di celana padahal sudah kelas 5 SD kan"
Hanbin membulatkan matanya terkejut. "Kim Gyuvin benar-benar harus diberi pelajaran"
Semua yang Hao bahas tadi tentu Hanbin tahu bersumber dari Gyuvin. Gyuvin selalu menjadi saksi kisah-kisah konyol hidupnya. Biasanya Gyuvin tidak bocor, kenapa sekarang Gyuvin bisa membocorkan hal paling memalukan dalam hidupnya semudah itu. Ingatkan Hanbin untuk memberi pelajaran pada Gyuvin nanti.
"Hanbin, ceritakan tentang Seok Matthew. Aku penasaran"
Hao tiba-tiba mengubah topik. Hanbin tidak kaget lagi dengan pertanyaan itu. Memang cepat atau lambat akan ada hari dimana Hanbin memperkenalkan Matthew kepada Hao. Saat Hanbin akan membuka suaranya, Hao menahannya.
"Tapi tunggu, sebenarnya Matthew ini siapa?"
Hanbin menatap Hao ragu. "Dia.. kekasihku?"
"Saat sekolah?"
Hanbin menarik nafasnya, ia tidak sanggup mengutarakannya, katakanlah ia pengecut dan Hanbin mengakui itu. Hanbin menggapai ponsel pintarnya. Dengan berat hati, ia membuka aplikasi kirim pesan online dan mencari kontak 'Calon mateku🩷' lalu membuka ruang chatnya. Ia memberikan ponselnya dan membiarkan Hao membaca pesan-pesan yang ada disana.
"Kak Hao. Sebenarnya aku menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan ini tapi karena kau duluan bertanya, aku akan jujur"
"Kau selingkuh dariku?" Hao fokus membaca pesan-pesan Hanbin dan Matthew. Pesannya sederhana, hanya saling memberikan kabar namun juga disertai kata sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk Rose (BinHao/Haobin)
FanficWARNING!! [18+] Meskipun sedikit terlambat, Hanbin sudah menduga jika dirinya adalah seorang Alpha. Hanbin selalu mendambakan seorang omega teman masa kecilnya yang terkenal berbau sangat harum untuk menjadi matenya. Tidak pernah sekalipun terlintas...