Musim semi, harusnya musim yang paling indah cuacanya. Siang hari diwarnai dengan keindahan dan semerbak harum mekaran bunga, pada malam hari anginnya cukup sejuk namun tidak membuat tubuh menggigil. Namun malam ini cukup berbeda, hujan deras dengan petir membuat malam ini cukup dingin. Seorang Alpha bertubuh bongsor, namanya Gyuvin, tidak mempermasalahkan cuaca malam ini. Permasalahannya hanya mengapa ia bisa lupa membawa payung.
Gyuvin hanya pergi sebentar ke supermarket di dekat perumahannya untuk membeli titipan kecap dari sang Ibunda tercinta. Sebenarnya Gyuvin sangat malas, ia juga terheran-heran mengapa ibunya memasak disaat sudah hampir larut malam begini. Gyuvin membayangkan apakah ia akan memiliki adik disaat-saat seperti ini mengingat sifat Ibunya yang unik belakangan ini. Gyuvin menggeleng. Ia tidak sanggup membayangkan ada bayi yang memanggilnya Abang. Ia sudah cocok jadi Ayah daripada Abang.
Permasalahan lainnya, supermarket ini benar-benar kehabisan stok payung membuat Gyuvin harus menunggu atau ia akan basah kuyup jika memaksa menerobos yang mana hal ini akan membuat omelan Ibunya terdengar sampai satu komplek. Sambil menunggu hujan, Gyuvin sayup-sayup melihat seseorang yang sepertinya ia kenal berjongkok di depan teras toko yang sudah tutup. Wajahnya samar namun postur tubuhnya ringkih ditambah dengan rambut pirang panjang. Sambil menajamkan matanya, Gyuvin memastikan orang itu dalam ingatannya. Ricky!! Itu adalah Ricky temannya!!. Kalau Gyuvin perhatikan dengan saksama, temannya itu seperti sedang murung atau menangis?
Meninggalkan semua keraguannya, Gyuvin berlari ke arah yang ia yakini Ricky. Tidak beres jika Ricky terdampar di daerah agak-agak kumuh seperti ini, malam hari, disaat hujan. Ricky adalah anak orang kaya yang sangat tidak bisa terkena hujan. Kalau hujan seperti ini biasanya dia dirumah atau kalau memang harus berpergian, ia akan pergi dengan mobil bersama supirnya.
"Ricky!! Apa yang kau lakukan hujan-hujan begini?" begitu sampai ke hadapan Ricky, Gyuvin langsung mengomel sambil berkacak pinggang.
Ricky mendongak untuk melihat seseorang yang menghampirinya sambil memarahinya. Mata Ricky bengkak, benar-benar karena habis menangis namun Ricky langsung tersenyum senang melihat orang yang menatapnya kesal itu. Ricky bangkit dan memeluk orang itu dengan seluruh tubuhnya. Ia tidak peduli meskipun ikut basah karena orang itu baru saja menerobos hujan.
"Ricky, aku basah. Jangan memelukku" Gyuvin mencoba melepaskan pelukan itu, ia tentu tidak ingin membuat Ricky tidak nyaman karena dirinya basah.
"Gyuvin, aku menyukaimu. Aku sangat menyukaimu"
DEG
Gyuvin merasakan jantungnya berhenti saat mendengar ungkapan itu dari Ricky. Gyuvin tidak percaya, ini terlalu tiba-tiba. Dengan tegas, Gyuvin melepaskan pelukan Ricky darinya. Ia menatap wajah Ricky meminta kejelasan atas ucapan Beta itu. "Aku tidak sedang dalam mood untuk bercanda"
Ricky menatap Gyuvin serius. "Gyuvin, aku tidak tahu dari kapan. Aku menyukaimu, tidak aku mencintai-
"Sialan Ricky, harusnya aku duluan yang mengatakan itu. Aku mencintaimu duluan!!"
Ucapan Ricky terpotong karena Gyuvin langsung berseru tegas di depannya dengan wajah sebal. Ricky tersenyum dan kembali menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan Gyuvin.
Gyuvin sangat bingung sekarang, otaknya tidak dapat memproses. Mereka berteman dari awal masuk kuliah, sering bertengkar dan sekarang malah berpelukan di depan toko yang tutup dibawah hujan selesai mengungkapkan cinta. Ada apa dengan semua ini. Ada apa dengan Ricky?
Padahal Gyuvin sudah membayangkan akan menembak Ricky suatu hari nanti dengan romantis, iya, suatu hari nanti disaat dia rasa Ricky sudah menyukainya. Namun ia tidak menyangka Ricky sudah menyukainya dari sekarang karena Beta cantik itu selalu sensi dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk Rose (BinHao/Haobin)
FanficWARNING!! [18+] Meskipun sedikit terlambat, Hanbin sudah menduga jika dirinya adalah seorang Alpha. Hanbin selalu mendambakan seorang omega teman masa kecilnya yang terkenal berbau sangat harum untuk menjadi matenya. Tidak pernah sekalipun terlintas...