12 : Festival

12 2 1
                                    

Halloooo im back.

Selamat membaca.

-----

"Yang akan berpartisipasi dalam pembuatan booth bazar untuk festival nanti angkat tangan!" Serim berbicara didepan kelas saat jam istirahat tiba.

Ancungan tangan legang diudara. Hanya aku, Seongmin, Woobin, Wonjin, Jungmoo dan Allen yang mengangkat tangan. Sisanya diam. Bahkan ada yang keluar begitu saja pergi ke kantin untuk mendapatkan makanan.

Wonjin menyikut lengan Taeyoung yang berada disampingnya, "Cepat angkat tanganmu."

"Apasih? Aku tidak mau! Semua orang tau kalau booth bazar di festival hanya menguras dompet, apalagi kalau barang yang kita jual tidak laku." Taeyoung mulai risih dengan tangan Wonjin.

Wonjin panik, menempelkan jari telunjuk di bibirnya sambil mendesiskan sedikit angin, "Apa kamu tau kenapa diadakan festival sebelum berkemah? Itu agar murid yang tidak punya uang dapat kesempatan untuk pergi. Itu kesempatan bagi kita untuk memberikan itu!" Dia berbisik pada Taeyoung.

Taeyoung mulai terkoneksi pada rencana ini, "Oke! Aku setuju! Semuanya angkat tangan!" Entah mengapa spontan berteriak.

"Minhee, kamu tidak ikut?" Jungmoo kali ini bertanya pada Minhee yang terduduk menatap ponselnya.

"Aku terserah."

"Oke! Minhee ikut." Serim memutuskan sendiri. "Seongmin?" Lalu bertanya pada orang selanjutnya.

"Aku ikut, kalau kalian memaksa." Dia berkata datar. Sebenarnya kami tidak memaksanya sama sekali.

"Hyeongjun?"

"Aku tidak ikut." Kami bersembilan menatap Hyeongjun yang duduk paling belakang.

"Oke, hyeongjun ikut! Ayo kita rapat di gazebo!" Serim melangkah duluan keluar pintu kelas. Kami mengikutinya dari belakang.

Woobin dibelakang menyeret Hyeongjun untuk ikut bersama kami. "Aku tidak ingin ikut! Aku harus berlatih untuk acara bakat festival nanti!" Hyeongjun memberontak, mengomel pada Woobin.

Itu adalah alasan lain para murid tidak berpartisipasi pada booth bazar festival ini. Mereka sibuk dengan penampilan masing-masing, karena ada hadiah uang untuk yang menang. Itu lebih baik bukan? Daripada menghabiskan uang di booth bazar festival ini.

"Kamu sudah hebat, tidak perlu berlatih lagi."

Kami berdiskusi sampai jam istirahat selesai. Bahkan dilanjutkan saat pulang sekolah.

"Oke! Itu saja! Jangan lupa untuk bawa semuanya besok!" Aku meninggikan nadaku, supada mereka ikut bersemangat.

"Siap ketua!" Hyeongjun semangat menjawab. Entah kenapa aku jadi ketua lagi sekarang.

Aku mengikuti lagi Serim dari belakang menuju parkiran. Namun keberadaanku ketahuan kali ini olehnya, "Kamu tidak perlu kerumahku lagi hari ini, nenek sudah sembuh dan aku bisa menjaga Sera lagi dirumah."

"Aku pergi ke rumahmu bukan karena kamu bekerja, tapi karena ingin bertemu Sera." Aku berjalan mendahului menuju motor Serim. Sementara Serim masih terdiam ditempatnya, lalu berbalik setelah beberapa saat.

-----

"Kak Cecil!" Sera seperti biasa menyambutku senang. Dia memeluk kakiku sambil berlari dari dalam rumah.

Kami seperti biasa menghabiskan sepanjang sore hanya dengan menggambar dan menulis dirumah. Tidak ada kegiatan yang berubah sama sekali.

"Kak." Cecil menusuk-nusuk lengan Serim dengan telunjuknya. "Sera bosan dirumah terus." Dia berbicara dengan nada kecewa.

My Universe || CravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang