Lima

6.9K 478 8
                                    

"Anjir! Darah!!" Abi kaget saat melihat banyak darah di daerah paha Nino.

Nino melihat celana daerah pahanya itu sudah penuh dengan darah. Ia kemudian meremas perutnya karna merasa sakit.

"Aduh... Bi... Perut gue sakit banget..."

"Ha?! Yang mana yang sakit... Aduhh... Gue panggilin Hakim aja ya..." Abi gelabakan, takut terjadi apa-apa sama Nino.

"Ja-jangan... Nanti dia marah..."

"Ter-terus?! Gue harus pegimana dong?" Abi panik, keringnya mulai keluar dari dahinya.

"Bi... Hiks... Hiks... Kenapa perut gue makin sakit? Hiks! Hiks!" Nino menangis.

"Aduh.... Ya Tuhan... Ini gimana?! Bentar! Gue panggil Hakim dulu!"

"Janghh-"

"Mamaahhh!!!" Abi memanggil namanya.

Tak lama mamanya datang.

"Apasih! Gak usah teriak-teriak gitu!" Mama Abi ngamuk.

"Astaga!!! Nino! Kamu kenapa?! Kok banyak darah ini, Bi?! Kamu apain Nino?! Ha?!"

"Ish! Mama banyak bacot deh! Jagain Nino bentar, Abi mau manggil Hakim..."

Abi langsung berlari menuju rumah Ayah Nino.

Sesampainya, Abi langsung masuk ke ruang keluarga tanpa salam.

"Om! Om Hakim!" Panggil Abi nafasnya ngos-ngosan.

"Kenapa?" Hakim dan Ayah Nino sontak berdiri saat melihat Abi yang seperti kepanikan.

"Nin-Nino, Om!"

"Kenapa Nino?" Tanya Hakim.

"Nino keluar darah banyak!!"

Tanpa banyak bicara, Hakim langsung berlari menuju rumah Nino diikuti Ayah Nino dan Abi.

Setelah sampai di kamar Abi, Hakim langsung menghampiri Nino dan juga Mama Abi yang menjaganya.

"Hakim?" Lirih Nino.

"Sudah saya bilang, jangan banyak tingkah!" Kesal Hakim sambil menggendongnya menuju mobil untuk dibawa ke rumah sakit.

Hakim membaringkan tubuh Nino di bangku penumpang mobilnya. Dan Ayah Nino juga ikut.

.

Hakim mondar-mandir di depan pintu UGD. Ayah Nino menelfon istrinya yang sedang berada di luar kota.

Tak lama Abi menyusul datang di rumah sakit.

"Gimana kabar Nino, Om?" Tanya Abi pada Ayah Nino.

"Masih diperiksa, Bi..." Jawab Ayah Nino.

Hakim kemudian menghampiri Abi. "Kejadiannya seperti apa?" Tanya Hakim

"Tadi kita itu karaokean, terus kita joget-joget kan, gak sengaja Nino terjatuh dan keluar darah."

Hakim mengerutkan keningnya. "Dia cuman jatuh dan mengeluarkan darah sebanyak itu?"

"Iya, Om."

Hakim merasa heran dan bingung.

Tak lama dokter laki-laki itu keluar. "Dengan keluarga Nino?"

"Iya, Dok. Saya suaminya." Hakim menyahut.

Dokternya sedikit kaget. Suami? - Batin dokternya.

"O-oh baiklah." Dokternya sedikit canggung.

"Jadi kenapa dengan istri saya?" Ujar Hakim datar dan dingin, karna dokternya tak kunjung bicara soal keadaan Nino.

"Jadi begini, is-istri anda keguguran."

MY HUSBAND || Ss1 - Ss2 || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang