Sembilan

6.5K 467 5
                                    

Di dalam mobil hitam milik Hakim, Nino memejamkan matanya karna masih mengantuk. Hakim yang melihatnya, membiarkannya saja. Itu juga salahnya Hakim kan. Siapa juga minta jatah malam-malam. Emang suami Nino ini kelewat mesum, dengan alasan mau bikin anak setiap hari. Huhft!

Sesampainya tepat di depan sekolah, Hakim membangunkan Nino. "Bangun..." Hakim mencubit pipi Nino.

Nino membuka matanya. "H-ha?"

"Sudah sampai."

"Owh..." Nino mengangguk, masih seperti orang gak sadar.

Nino menguap sejenak, mengambil tasnya, lalu membuka pintu mobil.

"Gue masuk dulu."

"Sebentar." Ujar Hakim memegang pergelangan tangan Nino.

"Apa?"

Hakim memajukan wajahnya, lalu...

Cup!

"Biar tidak ngantuk lagi." Hakim.

Nino merenggut. "Gue ngantuk ya gara-gara Lo! Ish!"

Hakim terkekeh. "Iya deh, salah saya..."

"Ya sudah sana masuk, nanti telat."

"Hem..." Nino mengangguk.

.

Tama berjalan beriringan bersama Abi di lorong sekolah dengan Tama yang mencangkul tas milik Abi.

"Ama... Nanti istirahat beli baso ya."

"Oke..."

Saat enak-enak berjalan hendak menuju kelas. Tiba-tiba ada Nita yang bergelayutan di lengan besar milik Tama.

"Sayang..."

Tama sedikit kaget. "Lepas." Tama mencoba melepaskan tangan Nita dari lengannya.

"G-gue pergi dulu." Ujar Abi, tapi pergelangan tangannya langsung dicekal olah Tama.

"Kamu kok gitu sih..." Nita.

Tama berdecih. "Gue minta putus sama Lo." Ujar Tama.

"H-ha? Maksud kamu apa?

"Lo selingkuh kan sama Robi?!"

"Lo udah ngewe kan sama Robi sialan itu?!

"Ap-apaan sih kamu... Mana ada aku kyk gitu..."

"Cih! Gue liat dengan mata kepala gue sendiri goblok! Lo ngewe di lorong bar malam itu kan!" Emosi Tama tak bisa di kontrol.

"Ama sabar... Udah udah... Kita pergi yok..." Abi mencoba menyeret tangan Tama. Tapi Tama langsung menghempaskannya hingga membuat Abi jatuh tersungkur ke bawah.

Brugh!

"Aduh..." Abi mengadu sakit.

"Bi?!" Tama sadar, lalu menoleh pada Abi.

"Maafin gue..." Ujar Tama.

"Gakpapa..." Abi berdiri dibantu dengan Tama.

Lalu kembali menatap Tajam Nita. "Kita putus!" Kemudian Tama melangkah pergi dengan menggandeng tangan Abi.

.

Nino duduk dibangku kelasnya dengan mata yang tertutup dan mulut yang menganga. Ia masih terasa sangat mengantuk.

Abi dan Tama baru masuk ke dalam kelas, sudah melihat Nino yang tidur sambil duduk, mana mangap lagi.

Abi terkekeh lalu bibirnya mencium pipi Nino.

Cup!

"Anjing!" Nino kaget dan langsung menabok wajah Abi.

Plak!

"Aduh!"

Sontak Nino langsung tersadar, ternyata itu Abi bukan anjing.

"Eh Bi! Duh maaf! Lo sih..."

"Sakit taukkk!!" Kesal Abi.

Lalu Nino menatap Tama yang seperti orang tak sabar.

"Kenapa dia?" Tanya Nino dengan suara berbisik.

"Habis putus sama Nita."

"Owh..." Nino mengangguk.

"Gue denger obrolan kalian." Ujar Tama dengan datar.

Nino dan Abi cengengesan.

.

Waktu istirahat.

"Eh gais! Nanti kita nonton bioskop yuk!" Ajak Nino pada dua sahabatnya.

"Engga deh, Nin. Gue takut kayak waktu itu. Lo digrebek sama Hakim."

"Lah ini kan bioskop, bukan tempat karaoke..."

"Ya sama aja, gue takut..."

"Gak bakalan... Yok nonton, nanti pulang sekolah."

"Engga deh..." Abi masih kekeh tidak mau ikut.

Nino memutar bola matanya. "Gue yang bayarin tenang..."

"Yaudah ayok!"

"Dih! Bilangnya tadi gak mau."

"Kan namanya juga minta gratisan." Ujar Tama.

Abi dan Tama terkekeh.

"Dasar Lo berdua!"

"Lo emang baik, Nin. Selalu mentraktir kita berdua." Ujar Abi.

"Yaiya dong. Kan gue punya suami, jadi bisa diporotin uangnya hahahaha!"

"Pasti Hakim minta imbalan kan?" Tanya Tama yang membuat Nino gugup.

"Im-imbalan apaan coba!"

"Imbalan ena-ena... Hahahahaha!!" Sahut Tama tertawa diikuti dengan Abi.

"Sok tau Lo!"

"Ya gue tau lah! Lo tadi pagi ngantuk gegara semalam Hakim minta jatah kan?" Terus saja Tama menggoda Nino.

Nino mendelik. "Mana ada!!"

"Ada lah, tuh! Cupang dileher Lo!"

Nino dengan cepat langsung menutupinya dengan tangan. Tama dan Abi tertawa terbahak-bahak. Ya begitulah mereka, saling menggoda satu sama lain.

"Ishh!!" Kesal Nino.

"Emangnya Lo dikasih berapa sih tiap bulan sama Hakim?" Tanya Abi.

"50 juta." Jawab Nino sambil menyantap basonya.

Abi dan Tama menganga. "Beneran?!" Tanya Abi.

Nino mengangguk lalu menunjukkan saldo rekeningnya.

"Buset!! Kaya bener tuh Hakim."

Di sisi lain. "Haacuh!" Hakim bersin di dalam kantornya.

"Yaiyalah anjir..." Nino bangga punya suami kaya.

"Eh btw... Katanya Lo mau pindah sekolah? Kok gak jadi?"

"Hehehe gak jadi." Jawab Abi sambil cengengesan.

"Syukurlah... Makanya Tam, Lo jangan bikin Abi ngambek!" Nino udah tau pasti mereka saling berantem akhirnya Abi ngambek minta pindah sekolah.

"Eh mana ada... Gue gak pernah bikin Abi ngambek, ya kan, Bi?"

"Hehe iya..." Abi mencubit paha Tama.

"Aduh!! Sakit, Bi..." Tama mengelus pahanya sendiri.

Nino terkekeh melihatnya.

.

TBC
Maaf kalau ada typo atau kekeliruan ✨

MY HUSBAND || Ss1 - Ss2 || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang