Kalau masih ada typo mohon maaf ya gais. Bisa ditandai dengan komen, makasih:)
.
Setelah terjadi kesalahpahaman, Nanda pun dengan segera memindahkan barang bawaannya untuk singgah ke rumah orang tuanya sendiri. Karna Nanda masih belum memiliki rumah sendiri.
Tok! Tok! Tok!
Mama Nanda sekaligus Mama Rafa, wkwkwk, mengetuk pintu kamarnya."Nan... Tuh di bawah ada yang nunggu kamu." Ujar Mamanya
"Bentar Ma, Nanda masih makek baju." Teriak Nanda. Kemudian Nanda mengerutkan keningnya, siapa yang sedang menunggunya?
"Emangnya siapa, Ma?" Tanya Nanda.
"Adeknya Hakim. Udah cepet, tuh dia nunguin."
"Ha!" Nanda terkejut, buat apa pagi-pagi si Haikal ke rumahnya?
Buat jemput Nanda lah. Kan sekolah dan tempat kerja mereka saling berhadapan.
Dengan terburu-buru, Nanda pun segera turun untuk menghampiri bocah tengil itu.
Sesampainya di bawah, di ruang tamu, Haikal sudah siap dengan seragamnya. Nanda meneguk ludahnya, karna Haikal yang terlihat ganteng dengan jaket hitamnya. Pokoknya gahol dah!
"E-em... Ngapain Lo ke sini?"
Haikal yang sedari tadi melamun menunggu Nanda, kini menoleh padanya. "Ya jemput Lo, lah. Sekalian bareng." Ujar Haikal lalu berdiri di depan Nanda.
Nanda menghela nafas jengah. "Ngapain coba."
Haikal pun mendengus, melangkah lebih dekat di hadapan Nanda. "Banyak bacot!" Kata Haikal sambil menyentil dahi Nanda.
"Isi!! Kok Lo gak sopan sih bocah!"
"Gue bukan bocah!" Jawab Haikal datar. "Sekali lagi Lo ngomongin gue bocah, gue bakal perkosa Lo!" Ancam Haikal.
Nanda gelagapan, lalu memalingkan wajahnya. "Ja-jadi berangkat enggak, nih?!"
Haikal terkekeh. "Kok mangalihkan pembicaraan sih? Takut gue perkosa, ya?" Ejek Haikal.
"Apaan sih, Lo!!" Nanda memukul lengan Haikal lalu berjalan keluar. Sedangkan Haikal terkekeh. "Gemes juga ya kalo marah-marah gitu." Ujarnya.
Nanda sudah berdiri tepat di samping motor gede milik Haikal. Sedangkan Haikal masih berpamitan pada Mama Nanda.
Tak lama Haikal keluar dan menghampiri Nanda. "Yaudah yok berangkat. Nih helm, Lo!" Mau aja Nanda mengambil helmnya, Haikal malah menariknya lagi.
"Eits! Biar gue yang masangin."
"Ish! Gue bisa masang sendiri, kali."
"Diem gak mulut Lo. Kalo enggak, gue tampar pakek kon*tol, nih!"
"Mesum banget sih omongan, Lo! Gue ini lebih tua dari Lo, ya!"
"Masih banyak omong? Gue tampar sekarang, nih!" Ancam Haikal.
Nanda mendengus sebal, bibirnya juga cemberut. Lalu Haikal pun memasangkan helmnya di kepala Nanda.
"Dah, yok berangkat." Ujar Haikal lalu menaiki motornya. Dan juga Nanda yang naik ke boncengannya.
Haikal menunggu tangan Nanda untuk melingkar di pinggangnya, tapi tak kunjung datang, Haikal pun menoleh ke belakang. "Lo gak mau pegangan? Entar gue ngebut, nih."
"Te-terus?" Tanya Nanda.
Haikal menghela nafasnya, lalu melingkarkan tangan Nanda ke pinggangnya. "Ya pegangan lah, biar gak jatoh."
"Dasar modus!" Ujar Nanda kesal. Haikal pun terkekeh.
Brum! Brum!
Haikal dengan segera menancapkan gasnya..
Sesampainya di depan rumah sakit tempat kerja Nanda, ia pun turun dari boncengannya.
"Makasih." Kata Nanda sedikit jutek.
"Lo pulang jam berapa? Biar gue yang jemput."
"Gak usah. Gue pulangnya pasti malem. Biar Ayahku yang jemput." Jawab Nanda.
Haikal mengangguk-angguk. "Yaudah, besok pagi gue jemput Lo lagi." Kata Haikal.
"Ngapain, sih! Gak usah!"
"Banyak omong, entar gue perkosa sungguhan, mau Lo? Ha?" Haikal dengan ancamannya.
"Bocah mesum!! Dasar otak selangkangan!!" Kesal Nanda, lalu pergi meninggalkan Haikal.
Haikal terkekeh. "Gak tau aja kalo aset gue sepanjang jalan tol." Gumamnya.
.
Sepulang kerja, Nanda masuk ke dalam kamarnya dengan langkah lunglainya. Hari yang sungguh melelahkan bagi Nanda. Menjadi dokter anak tidak semudah itu Ferguso! Capeknya sampai ke ubun-ubun.
Nanda melempar tas kerjanya di atas kasur. Lalu membaringkan tubuhnya yang terasa lelah itu.
Mengambil hpnya lalu melihat pesan masuk di wa nya. Ternyata Haikal sudah mengirim pesan sebanyak 250 pesan.
Nanda membuka pesan tersebut yang isinya cuman "P"
Nanda menghela nafas kesal. "Bocah gila!"
Tak lama Haikal menelponnya. Nanda ragu untuk mengangkatnya. Karna itu panggilan video call.
Dengan perasaan jengah, akhirnya Nanda pun mengangkat video call tersebut.
"Apa?" Tanya Nanda.
"Kok baru buka hp?" Haikal.
"Gue baru pulang kerja."
"Owh... Udah makan? Udah mandi? Atau udah mau tidur kah?"
"Belom... Ini gue masih rebahan, punggung gue rasanya mau remuk."
"Yaudah besok gue pijitin. Tinggal pilih, pijit biasa atau pijit plus-plus?"
"Gila Lo!" Kesal Nanda.
"Hahahaha!" Haikal tertawa puas.
"Yaudah gue matiin telpon, mau mandi dulu."
"Jangan dimatiin dong, bawa hpnya ke kamar mandi, gue mau liat Lo mandi."
"Babi!!! Cabul banget sumpah!" Nanda dibuat makin lelah dengan adanya Haikal.
"Hahahaha!" Haikal kembali tertawa. Bagi Haikal rasanya seru menggoda Nanda.
"Udah ih! Gue matiin nih!"
"Eh bentar-bentar, gue mau nunjukin sesuatu sama Lo."
Nanda menghela nafas jengah. "Apa lagi!"
Lalu Haikal mengarahkan kamera hpnya ke bawah dan memperlihatkan pada seonggok daging yang berukuran panjang nan lebar, serta tegak menjulang berwarna kecoklatan.
"Aaaaaa!!!! Goblok!!" Teriak Nanda saat melihat penampakan yang tidak lazim itu.
"Hahahahah! Udah gue bilang, jangan suka manggil gue bocah. Aset gue udah Segede gini, ya berarti gue bukan bocah lagi lah!"
"Babi! Goblok! Gila, Lo!"
Titt!!
Nanda pun mematikan video callnya. Lalu melempar hpnya di kasur."Gila! Mata gue ya tuhan!"
"Mana gede lagi!" Nanda bergumam ketakutan melihat penampakan tak lazim itu.
.
TBC
Jangan lupa vote & komen ya gais✨✨✨
Vote diatas 50, bakal up cepet, ngelunjak terus, gakpapa lah. Wkwkwk...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND || Ss1 - Ss2 || END ✓
Ficção Adolescente[Dalam penulisan cerita terdapat Typo, mohon maklum] Season 1 [My Husband || End] - Hakim Werjinandra - Kian Nino - Werjinandra - Tama Pratama - Abi Langit Askala Season 2 [My Brondong || End] - Haikal Werjinandra - Kian Nanda - Hakim Werjinandra...