Dua Puluh

542 62 12
                                    

Berhubung hari ini adalah hari sabtu dan aku sedang tidak ada jadwal praktik, aku dan Miny akhirnya bisa menyempatkan waktu untuk mengunjungi Mia di tempat kerjanya yang baru. Sejak pulang dari rumah orang tuanya, Mia mencari pekerjaan yang bisa dia lakukan saat tidak sedang mengajar musik. Mia diterima kerja di Cafe milik Eli. Iya diterima, dari cerita Mia sih, dia bilang tetap ikut tes wawancara. Aku penasaran apa yang mereka bicarakan? Berhubung Mia menanyakan lowongan pekerjaan saat kami sedang kencan di cafe Eli, dan malamnya Mia langsung diterima. Bisa dikatakan ini adalah contoh kekuatan orang dalam. Hehehehe. Mia bersahabat langsung dengan pemilik cafe.

Selama di dalam mobil, sering kali Miny mengeluarkan kepalanya melalui jendela mobilku. Lucu sekali rasanya melihat ekspresi semua orang yang sedang berhenti di sebelahku. Aku paling menyukai ekspresi anak-anak yang langsung menarik-naik baju orang tuanya yang sedang mengendarai motor. Senang rasanya bisa menjadi alasan untuk orang lain untuk tersenyum.

Cafe Eli berada di tengah kota, lebih tepatnya di dekat taman terbesar di kota ini. Karena akhir pekan adalah waktu bagi semua manusia pekerja untuk mencari angin segar, yang tadinya hanya butuh 30 menit saja untuk mencapai Cafe Eli, aku dan Miny baru tiba setelah 1 jam perjalanan.

Sesampainya aku dan Miny masuk ke dalam. Walau dari luar bangunan ini terlihat sempit, tapi begitu masuk ke dalam kita disuguhi suasana yang cukup lega. Cafe ini bertema vintage, ada tiga lantai, lantai pertama khusus menerima pesanan dari aplikasi, dan juga tempat para driver menunggu pesanan disiapkan. Lantai satu tidak dilengkapi dengan pendingin ruangan, jadi pelanggan selain driver yang makan di bawah biasanya adalah perokok. Aku dan Miny lalu naik ke lantai dua. Di lantai dua merupakan bagian utama dari cafe Eli. Disini kita bisa menikmati desain interior yang menurutku paling menarik perhatianku. Tema yang diambil untuk lantai dua ini adalah suasana tahun 1980an, bangku yang aku duduki juga memiliki model seperti bangku pantai jadul yang biasanya ada di teras rumah tetangga kita yang sudah tua.

Bersyukurnya aku, karena cafe ini pet friendly. Miny bisa aku bawa duduk bersamaku. Dan karena Miny juga memiliki pembawaan yang lebih tenang di tempat umum, aku tidak perlu meletakkannya di ruangan khusus hewan peliharaan.

Tempat aku duduk langsung menghadap ke barista station. Mataku langsung dimanjakan oleh pemandangan perempuan yang saat ini memakai kemeja tosca yang lengannya sedikit dilipat, dengan rambut diikat sedikit berantakan menggunakan jedai, kaca mata bundar, bibir merah muda, dan apron dari bahan kulit sintetid. Cantik sekali. Mia tidak menyadari kehadiranku dan Miny, jadi aku mengambil momen ini untuk menikmati wajah indahnya. Senang rasanya setiap mengingat fakta bahwa aku satu-satunya orang yang bisa memanggil Mia dengan sebutan pacar. Mengingatnya membuatku merasa geli dan senang sekaligus.

Setelah menerima pesananku, pelayan pria yang melayani meja kami memberi belaian lembut di kepala Miny. Hal ini membuat Miny mengeluarkan gonggongan kecil. Tentu saja Mia mendengar dan langsung tahu kalau itu adalah gonggongan Miny. Mia menoleh kearahku dan mata kami saling bertemu. Mia berhenti sejenak dari pekerjaannya dan melambaikan tangan kearahku. Sampai saat ini aku masih sering tersipu malu jika Mia memberi perhatian padaku di tempat umum. Mia kemudian melanjutkan pekerjaannya. Aku meraskaan handphoneku bergetar. Ada panggilan masuk dari mama.

"Halo ma?"

"Halo Fan. Sudah sampai?"

"Sudah ma. Mama baru balik dari rumah Bu RT? Tadi waktu Fany berangkat soalnya mama udah pergi"

"Iya mama sudah balik. Kamu sampai jam berapa di luar?"

"Mungkin sampai siang ma. Mama mau ingetin jadwal check up ya? Fany inget kok ma."

"Iya, jangan lupa ya sayang. Agak susah dapet jadwal hari sabtu, jadi mama gamau kita sampai telat dan ngelewatin nomor antriannya."

"Siap mama. Ini Fany cuma mau ngafe bentar sambil ngobrol sama Mia. Abis itu Fany pulang ya."

Sippin' Waterfalls ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang