Lelaki berambut hitam arang tertawa terbahak-bahak. "Aku masih tak menyangka apartemen lamamu dihancurkan hahahah."
Hakuryuu berhenti menyedot frappuccino-nya. Matanya diam-diam mencari seorang pelayan perempuan berambut kemerahan. "Judal, berisik."
Alibaba menaruh pesanan di atas meja. "Kalian kemari hanya ingin mengerjaiku, kan?"
Akhir minggu, Mixcafe ramai pengunjung. Berlokasi di area dekat universitas, setengah pelanggan adalah mahasiswa miskin uang saku yang sibuk berkutat dengan laptop demi koneksi wi-fi gratis.
"Alibaba, kau goreng kentang di dapur untuk sementara nanti. Staf dapur dipanggil manajer." Pria berkulit cokelat menghampiri meja.
"Baiklah."
"Oi, bagaimana kalau kita buat taruhan?" Lelaki itu—Judal, bersandar di sofa kafe sambil melipat tangannya.
"Kau pikir kita sedang liburan?!" Sphintus menggebrak mejanya pelan.
"Hei hei, tenanglah. Ini cuma taruhan biasa kok. Diantara kau, Alibaba, dan Morgiana, siapapun yang dapat tip terbanyak dari pelanggan mendapatkan ini." Judal merogoh sakunya. Secarik kertas kecil diapit di antara telunjuk dan jari tengah.
Alibaba menyipitkan mata. "Apa itu?"
"Oh, kupon bubble tea gratis yang diberi Prof. Sinbad, ya?" Hakuryuu mengambil kertas itu sambil kembali menyedot kopi dinginnya.
"Yup. Hei Morimori, kemarilah sebentar!"
Hakuryuu tersedak.
Pelayan bersurai kemerahan bernama Morgiana mengucapkan 'Selamat menikmati' kepada pelanggan sebelum berjalan ke arah meja mereka. "Ada apa?"
"Kami berencana melakukan taruhan. Siapapun di antara kalian bertiga yang mendapatkan tip terbanyak akan kuberi kupon bubble tea gratis selama satu minggu. Kau ikut?"
Gadis itu menaruh tangannya di dagu—mempertimbangkan tawaran itu dengan raut wajah yang kelewat serius. "Kedengarannya menarik. Yang kalah dapat apa?"
Sekarang Judal yang terlihat berpikir, namun beberapa detik kemudian seringaian jenaka muncul di wajahnya. "Akan kupikirkan nanti."
"Oke. Aku ikut." Morgiana mengangguk.
"Apa?!" Diucapkan secara bersamaan oleh Alibaba dan Sphintus dengan mata membulat.
"Oh, ayolah. Ini akhir minggu, dibawa santai saja." Judal mengangkat bahu. Seringaian itu masih tertempel di wajahnya.
"Judal, kita harus kembali ke kampus sebentar lagi. Dipanggil senior." Hakuryuu berdiri dari sofa.
Alibaba memandangi dua pria yang sedang membereskan barang-barangnya. "Kegiatan klub?"
"Begitulah. Selamat berjuang. Mengalahkan Morgiana adalah suatu impossible task."
"Lihat saja nanti!" Alibaba tersenyum miring memamerkan kepercayaan dirinya (yang tak berdasar).
***
Sore itu berlangsung dengan cepat. Alibaba, Sphintus, dan Morgiana mondar-mandir melayani pelanggan di kafe yang paling terkenal di daerah ini. Ketiga sahabat duduk terkapar di atas sofa staf setelah shift mereka selesai.
Mengalahkan Morgiana adalah suatu impossible task. Kata-kata Hakuryuu menggema di dalam benak lelaki yang sedang meratapi kekalahannya. Gadis itu bekerja seperti mesin. Alibaba sudah tahu akhirnya akan seperti ini.
"Morgiana, ternyata kau memang pantas mendapat penghargaan pegawai terbaik." Sphintus melepas apronnya yang dilempar asal ke kursi.
"Terimakasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Me Red (BxB)
Fanfiction[HIATUS] Kouen x Alibaba (Enali) | BxB Lelaki bersurai merah darah itu entah kenapa terlihat sangat familiar. . Disc : Alur cepat, short chap (1,5k+ words/ch), no plot(?, slow burn Warning : klise, ooc, typo, EYD yg tdk sesuai, hint of homophobia Ma...