Library

14 5 0
                                    

Matanya terbuka perlahan dari tidur nyenyak semalam.

Lelaki itu bangkit dari kasur menuju kamar mandi sambil bersiul—berharap ingatan kejadian semalam tak pernah ada. Tentu saja semua itu sia-sia.

"Kau sangat mudah dicemooh."

Sebelah matanya berkedut. Mulut meludahkan busa pasta gigi ke wastafel.

Setelah kejadian itu, ia pulang, mandi, dan tidur. Pikirannya dipenuhi sosok Ren Kouen yang pergi melengos begitu saja setelahnya. Matanya hanya menatap punggung pria itu dengan ekspresi 'Apa-apaan dia?!'.

"Wow, tanduk di kepalamu menurun."

Berwajah linglung, Alibaba meraba-raba kepalanya.

Hakuryuu sedang duduk bersandar di sofa sambil menonton televisi saat ia melewati ruang tengah. Alibaba membuat kopi di dapur sebelum ikut menemani lelaki itu duduk di sofa.

"Jadi? Apa hukuman kalian kemarin?"

"Memesan cocktail di sebuah gay bar." Nada suaranya datar. Rasa kantuk masih mempengaruhinya.

Hakuryuu mendengus dan tertawa kecil. "Ah, unggahan di instagram Sphintus?"

Alibaba mengangguk sambil memejamkan matanya yang masih terasa berat. Ada beberapa hal yang membebani pikirannya. Tanpa sadar, matanya bergulir ke kanan.

Hakuryuu yang bertemu pandang dengannya mengangkat alis. "Ada apa?"

"Bukan apa-apa. Ini hari Minggu, kau tak ada rencana ke luar rumah? Atau ada tugas?"

Lelaki itu menaruh gelas kopinya di atas meja. "Mungkin nanti sore aku berencana hang out bersama teman jurusan. Tugas esaiku dari asdos Jafar sudah selesai. Lagipula kemarin lusa kami baru saja menyelesaikan presentasi menegangkan yang dinilai langsung oleh Profesor Sinbad. Dosenku itu memang populer, tapi kalau soal nilai dia ketat sekali."

Alibaba cukup tahu soal Sinbad, dosen Hakuryuu dari fakultas ekonomi dan bisnis. Dosen muda yang sangat populer di kalangan mahasiswi selain Kouen Ren dari fakultas kebudayaan.

"Asdos Jafar?"

"Ah, yang wajahnya berbintik. Rambutnya putih. Kau mungkin tak tahu karena dari jurusan lain."

Pria yang minum bersama Kouen kemarin. Mereka dekat? Apa hubungan mereka?

"Aku pernah melihatnya di kampus, kok." Alibaba menyeruput kopinya. "Ngomong-ngomong, para saudaramu di sini sepertinya populer. Mereka sering berkencan?"

Penasaran, ia berusaha menggali informasi tentang dosennya itu.

Hakuryuu menatapnya malas. "Kau sedang meratapi kehidupan jomblomu lagi atau apa?"

"Aku hanya bertanya! Sial, bukan hanya Judal yang mengolok-olokku soal ini." Alibaba meminum kopinya sambil menggerutu.

Lawan bicaranya mendengus sebelum membuat ekspresi serius. "Kougyoku kau tahu sendiri. Dia sulit mencari teman, apalagi pacar. Dia mungkin hanya naksir laki-laki di komik shoujo-nya."

Alibaba mengangguk-angguk.

"Kebalikan dari Kougyoku, Kouha bisa dibilang sudah level playboy. Dulu dia sering membawa perempuan ke rumah sampai akhirnya ditegur Koumei."

"Ya-yang benar saja..."

Hakuryuu menyeruput kopinya sebelum lanjut bicara. "Kouen... kudengar dari kak Hakuei dia beberapa kali berkencan. Tipe pemilih-milih partner. Aku tak tahu pastinya, namun sudah pasti tak sesering Kouha."

Partnernya lelaki atau perempuan? Rasanya gatal sekali untuk blak-blakkan bertanya seperti itu, namun Alibaba sedang berusaha menjadi ular yang melata dengan mulus.

Color Me Red (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang