Scorned

16 3 0
                                    

"Masuk akal. Wajahmu unik."

Mungkin Alibaba terlalu memikirkannya, tapi kata-kata itu memiliki beragam makna baginya. Unik dalam artian wajahnya memang sesuatu yang tak biasa—negatif atau positif, atau arti mengejek dan Kouen tak bisa langsung mengatakannya karena melanggar tata krama? Yang terakhir terdengar seperti omong kosong, mengingat mulut Kouen yang kadang lebih kotor dari selokan pembuangan. Tahu apa Kouen Ren tentang tata krama? Namun Alibaba lebih memilih untuk menelan kaktus daripada mengakui kemungkinan dimana pernyataan itu adalah sebuah pujian yang tulus.

Saat hujan mereda, mereka memutuskan untuk pulang. Kouen menawarkan (walaupun terdengar seperti perintah) Alibaba tumpangan mobilnya yang tentu saja dijawab iya.

"Hakuryuu bilang apa padamu?" Suara bariton memecah keheningan.

"Katanya dia yang memasak makan malam."

Tak ada balasan, Alibaba kembali memperhatikan pembersih kaca mobil yang bergerak-gerak. Mata itu sekarang melirik ke arah laci penyimpanan mobil yang agak terbuka. Iseng, tangannya membuka laci itu dan menemukan beberapa permen mint beraneka rasa dan warna. Alisnya terangkat.

"Itu milik Kougyoku."

"Ah, sudah kuduga. Setahuku anda tak suka makanan manis." Alibaba kembali menyandarkan punggungnya.

Mata kemerahan melirik kaca spion.

Lelaki itu melanjutkan sambil tertawa kecil, "Tapi jujur saja itu membuatmu seperti penculik yang menawarkan permen kepada anak kecil dan membawa mereka ke dalam mobil."

Kouen mendengus. "Dan kau adalah tipe bocah yang gampang diculik."

Senyumnya menghilang. Alibaba mengerutkan alis. "Itu tidak benar! Begini-begini dari kecil aku jago Anggar." Siapa juga yang bocah?!

"Sama seperti Kougyoku. Walaupun dia masih harus berlatih."

"Apa keluarga Ren juga punya tradisi belajar bela diri?"

"Hanya beberapa dari kami yang tertarik. Setahuku Koumei dan adik-adik perempuanku yang lain tak tertarik sama sekali."

"Begitu." Alibaba kembali memandang jalanan.

Jika dipikir-pikir, hubungannya dengan Kouen sudah tak setegang dulu. Sekarang ia dapat berbicara dengan pria itu tanpa rasa takut.

Kouen adalah pria yang seperti mengisolasi diri sendiri dari segala eksistensi di luar dunianya. Non-fungsional. Jika kau mengajak pria itu berbincang mengenai topik apapun di luar minatnya, jangan harap dia memberimu respon manusiawi. Fokus, berdarah dingin, keras luar dalam, jauh dari kata 'adaptif'. Sebenarnya kau akan sering bertemu tipe seperti ini di bidang akademis, namun tak semuanya memiliki energi yang asertif dan mengintimidasi seperti Kouen.

Akhir-akhir ini, ia sedikit mengubah persepsinya terhadap dosen itu. Apalagi setelah melihatnya berinteraksi dengan saudara-saudaranya. Entahlah, mereka terlihat tulus mempercayai satu sama lain. Alibaba merasa Kouen bukanlah suatu pengaruh yang buruk—kecuali kejadian di gay bar minggu lalu.

Mata keemasan diam-diam melirik pria itu dari kaca spion.

Kouen menangkap lirikannya di kaca. "Apa?"

Alibaba menunduk. "A-anu... kenapa... anda ke gay bar?"

"..."

Hening.

Keringat dingin mengucur di pelipis si lelaki pirang. Ia mulai menyesal menanyakan hal itu.

Mobil mereka memasuki area taman kota.

"Aku bisa menanyakan hal yang sama kepadamu." Kouen tak melepas pandangannya dari jalanan.

Color Me Red (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang