Attraction

10 3 0
                                    

Kedua tangan di atas paha meremas celana jeans. Matanya sedari tadi melirik-lirik ke arah teh lemon dingin yang dipesannya. Tak ingin minum sebelum makanannya ada di atas meja.

Tanpa sadar ia meraba-raba saku celananya. Mencari benda elektronik pintar untuk membunuh kebosanan. Ah, ponselnya ada di dalam keranjang di tengah meja. Ini kencan buta, yang harus kau lakukan adalah membaur bersama wanita-wanita, bukannya malah bermain ponsel!

Ia melirik ke samping kanan. Kouha Ren sedang berbicara dengan para peserta kencan buta, termasuk dua laki-laki lain. Kemampuan bersosialisasinya benar-benar mengesankan.

Alibaba menghela nafas. Matanya kini memandang ke depan. Seorang perempuan manis berkulit cokelat membuat kesalahan yang berhasil ia hindari—kebanyakan minum sebelum makanannya datang. Bahasa tubuhnya agak kaku, apa dia juga gugup?

"H-hei, namaku Alibaba. Siapa namamu?" Ia berhasil mengumpulkan nyali untuk memulai percakapan.

"A-ah," Seakan sadar dari lamunan, gadis berambut hitam pendek itu gelagapan. Ia tersenyum canggung. "Namaku Sahsa. Senang bertemu denganmu."

Suaranya lembut dan mendayu. Selaras dengan tipe wajahnya yang halus tanpa fitur keras.

Alibaba membalas senyum dengan harapan lawan bicaranya merasa lebih rileks. "Kau dari mana?"

"Dari India Selatan. Tapi rumahku di Qishan." Bahu Sahsa menegak.

"Hei! Aku juga dari India!"

Mata kecokelatan melebar. "Benarkah?! Aku... tak bisa melihatnya. Maaf."

Alibaba mengusap lehernya. "Ahahah tenang saja. Banyak yang bilang begitu."

Percakapan berlanjut sampai mereka menyantap hidangan yang mayoritas berupa makanan ringan. Mereka mengobrol tentang budaya dan keadaan kampung halaman sampai pekerjaan dan edukasi.

"Hei, kalian asyik sendiri!" Perempuan berambut pirang di sebelah Sahsa memotong percakapan.

"Leila, Alibaba berasal dari kampung halaman yang sama denganku." Sahsa menjawab dengan senyuman tercerah hari ini.

Alibaba mengangguk. "Ternyata banyak dari kami yang merantau ke Qishan."

"Oh~ Apa kau sudah menemukan pasanganmu?" Kouha menyeringai sambil menyeruput minuman aneh berwarna keruh.

Alibaba tidak menjawab karena terlalu terpaku pada minuman itu. "Minuman apa itu?"

Kouha menaruh gelasnya kembali ke atas meja. "Huh? Milkshake buah tin dan susu almond. Kau mau coba?"

Kepala pirang menggeleng. "Tidak, terimakasih. Dari kecil aku sudah terlalu sering makan buah tin."

"Kalian dekat?" Sahsa mengedip-ngedip.

"Tidak jug—"

"Kami tinggal serumah!" Kouha menjawab sambil tersenyum menggoda.

Leila melebarkan matanya yang mulai berbinar ria. "Benarkah?! Oh wow, jangan-jangan kalian—"

"Leila, berhentilah mengasosiasikan orang asli dengan fantasi BL-mu." Sahsa memotong omongan itu sambil tertawa canggung.

Dahi mengerut, Alibaba seperti berusaha mengingat sesuatu. "Ah, kau itu yang dinamakan fuja... fuji—apalah itu."

"Fujoshi?" Kouha tertawa. "Dia hanya numpang di rumah keluargaku untuk sementara. Aku tak suka menghancurkan fantasi wanita, tapi kami memang hanya teman satu atap."

"Sebagai pekerja juga. Aku bertugas bersih-bersih di rumahnya."

Kepala merah muda mengangguk-angguk sambil menyedot milkshake-nya.

Color Me Red (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang