Malam itu, Alibaba memutuskan untuk kembali menginap di rusun milik Sphintus. Ia tak bisa begitu saja menunjukkan wajah bajingan-yang-baru-saja-menolak-Morgiana-nya di depan si bungsu dari keluarga Ren.
"Umm... jadi bagaimana?" Pertanyaan Sphintus meleburkan suasana canggung.
Alibaba mengusap rambutnya yang agak basah setelah keramas dengan handuk. "Bagaimana apanya?"
"Maksudku, bagaimana kejadiannya tadi? Tak kusangka Morgiana menembakmu. Kukira kalian hanya meminta waktu untuk saling mengucapkan selamat tinggal tadi sore."
Bunyi segel bir kalengan yang terbuka terdengar lebih keras dari biasanya. "Dia menyatakan perasaannya dengan tulus, aku berusaha menolak sesopan mungkin, lalu dia tersenyum dan membungkuk sambil berterimakasih sebelum akhirnya memasuki gang rumahnya."
"A-apa dia menangis? Atau mungkin kelihatan menahan air mata?"
Alibaba menggeleng. "Tidak. Dia hanya tersenyum setelah aku meminta maaf. Lalu dia permisi dan menolak tawaranku untuk mengantarnya sampai rumah."
"B-begitu..." Mata hijau cerah kembali menatap televisi yang menampilkan sebuah night talk show. "Alibaba, apa... alasanmu menolak Morgiana? Aku pikir dia manis-atau mungkin kau tak tahan LDR?"
Alibaba meneguk birnya sebelum menjawab. "Dia memang gadis yang menarik. Namun aku tak bisa menganggapnya lebih dari sekedar adik perempuan manis yang harus kulindungi."
"Kau tak ada niat untuk mencoba mengencaninya? Mungkin perasaan itu akan tumbuh dengan sendirinya."
Kepala pirang menunduk. "Rasanya seperti membohongi dirimu sendiri. Aku tak bisa melakukannya. Selain itu aku yakin Morgiana akan lebih sakit hati jika tahu aku memaksakan diri untuk mengencaninya."
"Me-memang, sih..."
"Ah, sialan~ Sekarang aku merasa seperti lelaki brengsek yang tak punya hati." Alibaba melempar handuk ke atas kursi kayu. Kedua tangan memijat-mijat pelipis dan kemudian menutupi wajahnya.
Sphintus menghela nafas. "Dengar, lebih baik kau beritahu Hakuryuu tentang ini dan menghadapi kenyataan secara jantan."
Alibaba menyandarkan punggungnya ke tembok. "Tak perlu kau nasihati juga aku sudah tahu. Besok setelah pulang kerja akan aku bicarakan dengannya. Mungkin persahabatan kami akan rusak, namun aku juga tak bisa menyembunyikan hal ini."
Lelaki berambut putih menatapnya sambil tersenyum tipis. "Persahabatan kalian tak serapuh itu, aku yakin."
Alibaba mendengus dan memalingkan wajah ke area kosong di samping kanan.
***
"Terimakasih untuk hari ini!"
Sphintus memasang helm sambil menaiki motor bebeknya. "Kau yakin tak perlu ditemani?"
Alibaba menatapnya malas. "Kau pikir aku anak kecil?"
"Baik, baik. Aku mengerti." Lelaki itu memutar mata. Ia menghadap ke depan sambil menyalakan mesin.
"Hati-hati."
Sphintus kembali menatapnya. "Kau juga. Jangan sampai berbuat macam-macam. Baiklah, aku pergi dulu."
Alibaba menatap kepergiannya dalam diam. Ia menghela nafas panjang beberapa kali sebelum mengambil ponsel dari sakunya.
You
Hakuryuu, bisakah kau menjemputku di taman kota?***
Taman Warda yang sangat luas dan berbentuk persegi panjang berada di sebelah gedung Walikota. Sesuai nama, taman ini didominasi bunga mawar berbagai warna di sisi-sisinya. Di bagian tengahnya, terdapat sebuah skatepark yang sekarang masih digunakan oleh komunitas skateboarding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Me Red (BxB)
Fanfiction[HIATUS] Kouen x Alibaba (Enali) | BxB Lelaki bersurai merah darah itu entah kenapa terlihat sangat familiar. . Disc : Alur cepat, short chap (1,5k+ words/ch), no plot(?, slow burn Warning : klise, ooc, typo, EYD yg tdk sesuai, hint of homophobia Ma...