6

1.7K 306 27
                                    

"Kenapa mereka ingin menyimpan ini semua di Birmingham?" Sasuke menutup kembali satu peti besi yang di bawa ke rumah.

"Mereka menjual senjata, kudengar begitu." Naruto membaca banyak hal soal Otsutsuki di koran.

"Hubungan Jepang dan Inggris tak pernah bagus selama ini, kenapa menyelundupkannya di sini?" Shikamaru pun tidak mengerti.

"Perang sudah berakhir, Jepang dan Inggris mulai berbisnis dan mungkin ini salah satunya." Hinata angkat bicara.

Tiga pria yang duduk di sana saling melempar pandang.

"Kudengar kau dari Jepang, apa kau kenal Otsutsuki?" Shikamaru membuka pertanyaan.

Hinata masih menimbang apakah harus memberitahu mereka soal tujuannya datang kemari. "hanya segelintir dari mereka."

"Apa bisnis yang mereka jalani di Jepang?" Naruto ingin dengar sesuatu dari Hinata.

"Mereka memasok senjata untuk militer Jepang." Hinata mungkin perlu memberitahu ini.

"Mereka mungkin akan melebarkan sayap ke Inggris." Shikamaru pikir itu bisa saja terjadi.

"Penemuan ini seperti bola panas, cukup berbahaya." Naruto pikir mereka harus mulai berhati-hati.

"Kita harus memanfaatkan ini dengan benar." Sasuke pikir mereka telah memiliki umpan besar.

"Naruto benar, ini diselundupkan melalui Birmingham pasti karena isinya adalah hal ilegal. Andai terbuka di publik, beberapa pihak akan merasa terancam, konflik negara mungkin akan dimulai." Shikamaru bisa melihat benda ini akan jadi bumerang jika tidak ditangani dengan benar. "Ini di luar kemampuan kita, bukankah begitu?" Shikamaru bukan merasa takut tapi ini adalah hal yang terlalu besar.

Seluruh kotak itu berisi puluhan ribu butir amunisi, ratusan senjata laras panjang, dan granat yang belum dirakit. Cukup untuk digunakan kemiliteran dalam sebuah penyerangan besar.

Mereka tahu karena mereka bekas tentara perang lima tahun lalu.

"Pikirkanlah, kepada siapa kita bisa menjual benda ini." Naruto menatap Shikamaru.

"Menjual? Kita akan berakhir di tiang gantung." Sasuke mendecih pelan.

"Siapapun pemilik semua ini akan mulai mencarinya. Kalian akan segera tahu kepada siapa harus menjualnya." Hinata setuju dengan Naruto, semua ini bisa jadi sangat menguntungkan meski berisiko.

"Sembunyikan di tempat yang aman, selagi kita memikirkan kepada siapa harus menjualnya." Sasuke menutup diskusinya sampai disitu.

"Kuharap seseorang yang berpengaruh datang dan memohon di kaki kita suatu hari." Naruto bergumam.

"Ck, urus saja lukamu, kau bekerja seperti amatir." Cemooh Sasuke dengan gelengan kepala.

"Hey, lihatlah apa yang kudapatkan akibat luka ini." Naruto tak ingin dicemooh karena luka tak berarti ini.

...

"Apa kau Perawat atau Dokter?" Naruto bertanya pada Hinata yang duduk di tepian ranjang membasuh luka di lengannya.

"Bukan." Hinata membasuh bekas luka itu, ternyata cukup panjang meski tak terlalu dalam.

"Kau akan menjahit luka ku, sebaiknya kau bilang ya." Naruto menahan lengan wanita itu, merasa tidak percaya untuk ditangani olehnya.

"Aku mengikuti pelatihan medis selama perang secara sukarela." Hinata memgatakan hal yang membuat pria itu tak meragukan kemampuannya.

"Bagus, lanjutkan kalau begitu." Naruto menghela napas lega.

The GarrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang