11

1.9K 283 16
                                    

Kastil tua milik Tuan Zhang berlokasi di Utara Birmingham. Di tengah hutan pinus yang dibelah aspal hitam pekat yang dibangun secara pribadi oleh mafia kaya itu.

Meski tak terlihat, di antara pepohonan dengan dahan tinggi pada kanan dan kiri jalan yang gelap itu, belasan anak buah Zhang berdiri memegang senjata untuk memantau pesta.

Tamu yang diundang sangat terbatas hanya rekan bisnis yang sangat dipercayainya. Maka dengan undangan yang ditujukan kepada Garrison, mereka telah resmi dianggap sebagai rekan bisnis dekat oleh Tuan Zhang.

Naruto duduk di kursi penumpang, tentu saja mereka diantar supir untuk berpesta malam itu karena akan menginap dan minum-minum sepanjang malam.

"Dia menyediakan kamar untuk semua tamu yang datang?" Hinata baru tahu kalau di Inggris pesta bisa diadakan dua hari berturut-turut.

"Bangunan itu disebut kastil karena suatu alasan, Hinata." Naruto menatap wanita itu di sepanjang perjalanan, sulit sekali memalingkan wajah darinya.

Hinata menatap bangunan mewah menyala yang ada di ujung jalan, ia sempat tercengang menatap kemegahan itu di depan matanya. Di kota Birmingham yang gelap dan mengerikan itu, tak dia sangka akan ada bangunan seindah ini. "Kau benar, itu sebuah kastil."

Naruto membelai lembut pipi wanita cantik itu. "Sebelum turun ayo buat kesepakatan."

Hinata menghadap pria itu sekarang, menatap matanya dengan atensi penuh.

"Di dalam akan ada banyak kegilaan, pria dan wanita bertukar pasangan bahkan banyak wanita bayaran yang disewa oleh Tuan Zhang." Naruto khawatir karena wanita ini sangat cantik maka dia yakin para pria akan mengajaknya berdansa. "Terus genggam tanganku, katakan kau sudah menikah, jangan terima ajakan minum atau dansa dari pria lain."

Hinata menghela napas pelan, ternyata itu bukan kesepakatan tapi lampiran hal yang tak boleh ia lakukan. "ada lagi permintaanmu, Tuan Uzumaki?"

"Itu saja cukup." Naruto berdehem pelan. Dia lalu meraih tangan kanan Hinata dan menyematkan sebuah cincin berlian di jari manis wanita itu. "pamerkan itu pada semua orang, kau akan disegani."

Hinata tersenyum tipis melihat cincin yang indah itu. "Apa ini milik keluargamu?"

Naruto mengenakan cincin pasangannya di jari manis kanan juga. "Ya, ini pusaka keluarga."

"Tak apa aku mengenakannya?" Hinata bertanya khawatir, jika disebut pusaka keluarga artinya ini benda yang penting.

"Cincin itu terkutuk." Naruto tersenyum simpul. "Siapapun yang mengenakannya tak akan bisa lepas dari keluarga Uzumaki."

"Apa kau menjebakku?" Tanya Hinata dengan nada protes.

"Ya, agar kau segera jadi istriku." Naruto meraih tengkuk wanita itu dan mengecup bibirnya sekilas sebelum dia menggenggam erat tangan wanita itu turun dari mobil. "Pekerjaan dimulai, Hinata."

...

"Selamat datang Uzumaki." Sambut Zhang di tempat perjamuan utama. Kastil ini memiliki aturan ketat di dalam sebuah pesta perjamuan. Semua tamu akan dijamu secara bergantian oleh Tuan Zhang sebelum acara utama dimulai.

"Terima kasih atas undangannya Tuan Zhang, kami merasa terhormat." Naruto memulai sandiwaranya.

Zhang tak menatap ke arah Naruto, namun ke wanita di sisinya. "Nyonya Uzumaki nampak cantik malam ini." Pujinya.

Naruto menggenggam tangan Hinata semakin erat di samping tubuhnya. "Ya, dia merias diri dengan baik untuk pesta malam ini, aku yang memintanya."

Zhang mengangguk seraya tersenyum simpul. "Jika kau bertanya kenapa aku tidak mengundang Shikamaru dan Sasuke ke pesta malam ini adalah karena mereka membosankan, aku mengundangmu karena meski bermulut kurang ajar, kau punya istri yang cantik."

The GarrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang