28

1.6K 269 28
                                    

Months Later
.
.

Suara kekehan balita terdengar geli dan menggelitik memenuhi seisi ruang di kedai teh pada tepian kota Derby.

"Kau bertambah gemuk hanya dalam dua minggu." Minato mengangkat tubuh cucunya tinggi-tinggi, dia berdiri di depan dinding kaca yang mengarah kepada halaman belakang kedai teh itu.

Anak itu terus terkekeh saat melihat wajah kakeknya yang juga tengah tertawa.

"Kau memang keturunan Namikaze, cucuku satu-satunya." Minato mengecup pipi gembil anak itu seraya mendekapnya erat. Dua minggu tak menemuinya dan dia sudah sangat merindukan balita gemuk itu.

"Di kesempatan berikutnya, jangan bawa pengasuh bersamamu. Dia mungkin akan memberitahu Naruto." Minato kembali duduk di kursi dengan cucunya tetap di dekapan.

"Naruto akan curiga jika pergi tanpa pengasuh." Hinata menyesap tehnya dengan santai, dia duduk melipat satu kaki.

Di satu malam enam bulan lalu, tepatnya dua minggu setelah Boruto lahir, Naruto memiliki perjalanan bisnis ke Leicester, kemudian Hinata dapatkan seorang tamu tak terduga di kediamannya. Ya, Ayah Naruto datang untuk menemui cucunya untuk pertama kali.

Awalnya Hinata tidak ingin menyembunyikan apapun dari Naruto, namun dia tahu Garrison memiliki hubungan bisnis yang sangat penting dengan Tuan Namikaze jadi dirinya tidak bisa bersikap terlalu keras dengan menolak kedatangan ayah mertuanya itu.

Apalagi setelah Tuan Namikaze mengatakan secara tersirat akan memutus hubungan bisnis dengan Garrison apabila tidak diijinkan menemui cucunya.

Hinata tidak ingin itu terjadi, seperti Naruto membantunya melaksanakan balas dendam kepada Otsutsuki, dia juga ingin membantu suaminya meraih satu persatu ambisinya soal bisnis.

"Pecat dia malam ini, dia mungkin akan melaporkannya pada Naruto." Minato menatap ke luar dinding kaca. Seorang pelayan kedai dan pengasuh berdiri bersisian di depan pintu, menunggu pertemuan ini berakhir.

"Maaf Tuan Namikaze, tapi aku tak bisa melakukannya. Kupenuhi keinginanmu untuk menemui cucumu dan kurasa kesepakatan kita sebatas itu." Hinata tak ingin kelihatan lemah dan manut, dirinya punya hak untuk bilang tidak.

Minato menarik sudut bibirnya seraya menatap wanita muda itu. "kalau begitu akan kubuat Naruto yang memecatnya."

Hinata menghela napas pelan. "akan kukatakan segalanya pada Naruto jika kau melanggar kesepakatan." tentu saja dia bisa melakukannya, Naruto mungkin marah kepadanya namun dia bisa meluluhkan hati suaminya, ia mahir melakukan itu.

Minato mendengkus pelan. "kau ternyata sekeras kepala putraku, Hinata."

"Itulah kenapa kami bersama sekarang." Hinata kemudian bangkit berdiri dan mengambil kembali tubuh putranya. "Pertemuannya akan dipangkas menjadi empat minggu sekali, Naruto mulai curiga."

Minato hanya menghela napas berat setelah itu.

"Jangan bertemu di kedai ini lagi, Naruto sudah menyadari aku selalu datang kemari membawa Boruto." Ucap Hinata sebelum pergi.

"Baiklah." Jawab Minato seraya melambaikan tangan ke arah cucunya yang nampak menggemaskan menatap ke arahnya dengan wajah cemberut. Dia pun nampaknya tidak senang dengan perpisahan.

...

Naruto memadamkan lampu nakas dan duduk di tepian ranjangnya, malam ini dia pulang larut dari Birmingham sebab banyak pekerjaan.

Hinata mengusap lengan suaminya dengan lembut saat pria itu akan berbaring di sisinya.

Naruto menundukan tubuhnya dan mengecup bibir wanita itu.

The GarrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang