(Playing : Taeyeon - Happy)
« “Mba Pacar” »
• • •
Sudah terhitung satu minggu lamanya, Arin dan Wandi menjalin hubungan. Selama itu juga, Arin sangat getol untuk bertanya hal yang belum banyak diketahuinya dari sang kekasih. Perkara tentang makanan dan minuman favorit, hobi, kesibukan di kampus, kesibukan lainnya di luar kampus, warna kesukaan, tempat favorit yang sering dikunjungi, dan lain sebagainya.
Arin tersenyum menatap kekasih brondong yang ada di hadapannya.
Merasa diperhatikan terus oleh wanita cantik di sebrangnya, Wandi berhenti dari aktivitas makannya dan menatap balik Arin. "Kenapa, Mba? Kok ngeliatin mukaku terus? Emang ada yang aneh?" tanyanya heran.
Arin sedikit tersentak, lalu ia kembali tersenyum. "Nggak ada, kok. Kamu cantik, tapi juga ganteng di beberapa waktu. Kok, bisa gitu, sih?"
Aduh, jantung Wandi rasanya mau lepas saja setelah mendengar ungkapan dari kekasihnya itu. Tunggu, kekasih? Bahkan, Wandi masih tidak menyangka kalau ia sudah memiliki kekasih, cantik dan mapan pula.
"Bisa aja kamu, Mba," jawab Wandi menunduk malu.
Arin yang merasa gemas dengan sikap Wandi, lantas segera melayangkan cubitan kecil di pipi gadisnya tersebut.
"Lucu banget! Gemesin."
"Mba Arin! Aku lagi makan, lho, ini. Jangan cubit-cubit gitu!" balas Wandi kesal yang dibuat-buat. Sekadar pengalihan dari rasa meronanya.
Arin terkekeh kecil. "Oke, oke, lanjutin makan kamu terus abis ini kita lanjut jalan-jalan. Kamu maunya ke mana?" tanya Arin sembari tangannya menggenggam lembut tangan menganggur Wandi di atas meja.
Kedua alis Wandi terpaut. "Tumben tanya dulu ke aku? Biasanya Mba Arin yang langsung ngegeret aku," jawabnya sedikit menggoda Arin.
"Apaan! Nggak ada begitu, ya!" balas Arin kesal. "Kan, aku selalu tanya dulu ke kamu, kalo yang ngegeret kamu itu masih bisa diitung dan itu juga karena aku pengen ditemenin sama kamu," imbuhnya memasang wajah cemberut.
Wandi terkekeh. "Inget umur, Mba, nggak usah cemberut gitu," godanya lagi.
"Jangan bawa-bawa umur, ya. Mentang-mentang masih muda."
"Lah? Emang kenapa? Makanya lahir di taun yang sama sini biar sama-sama mudanya."
"Wandi! Nyebelin, ih!" kesal Arin yang membuat Wandi semakin tertawa puas.
Saat itu, hari kedua Arin dan Wandi berkencan. Menjalani hubungan dadakan seperti tahu bulat memang agak menyulitkan keduanya karena tidak saling kenal sebelumnya. Jadi, mereka juga bingung dengan hubungan mereka sendiri.
"Wandi, sebelumnya aku mau tanya, tanggal lahir kamu berapa? Ntar mau aku catet di pengingat kalender hpku, biar bisa ngasih kejutan buat kamu," kata Arin membuka percakapan.
"Mau tau banget, apa mau tau aja?" goda Wandi, ciri khas dari sikapnya yang memang suka menggoda.
"Banget, dong, ih! Masa aku nanti nggak tau tanggal ulang taun pacar sendiri, kan, konyol."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mba Pacar [WENRENE]
FanfictionWandini Soekmadjaja, mahasiswi umur dua puluh tiga tahun yang mendadak mendapatkan "Jackpot" tak terduga. Arindi Brahmana, seorang wanita karier berumur tiga puluh tahun yang memilih "Dare" ketika bermain bersama kawan-kawannya dan berakhir mengenca...