Pagi-pagi bukannya senang karena bertemu teman di sekolah ini malah risih dan ingin menjauh.
Rea terganggu oleh kedua teman tampannya ini. Iya Rea berteman dengan lelaki, bukan berarti dia tomboy. Di sekolah lamanya dia mempunyai teman perempuan, tetapi karena Rea sudah pindah jadi mereka tidak satu sekolah lagi. Tapi bukan berarti tidak berteman lagi.
Bukannya tidak mempunyai teman perempuan di sekolah nya yang sekarang ini, tapi hanya saja Rea lebih dekat dengan kedua teman tampannya ini.
Kembali ke topik awal, Rea terganggu oleh kedua temannya ini. Mereka terus-terusan mengoceh tidak jelas. Padahal sekarang sedang jam kosong matematika seharusnya Rea bisa tenang.
"GAVRANNN!! bisa diem nggak sih?..."
Gavran Alaskar Abimanyu lelaki yang notabenenya adalah sahabat Rea. Yang selalu ada untuk Rea saat sedang kesepian, kesusahan, dan saat Rea terpuruk. Gavran termasuk lelaki yang di incar oleh siswi-siswi di sekolahnya.
"Devan.. please lo bisa nggak, nggak usah nyanyi-nyanyi? suara lo kek kucing kejepit aja bangga!"
Devan Gabriel Dickson sahabat Rea yang paling tengil. Meskipun begitu, Devan lah yang sering membuat Rea tertawa dengan candaannya itu. Wajahnya juga tak kalah tampan dengan Gavran.
"Ck, jahat banget ya lo" kesal Devan dengan wajah cemberut.
Gavran yang duduk disampingnya pun lantas tertawa puas. Makin kesal lah Devan.
Rea duduk dengan Aileen Annastasia Dirgantara. Rea memang tidak terlalu dekat dengannya, karena Aileen lah yang sangat pendiam. Namun mereka sudah akrab karena Rea yang membuat mereka akrab. Rea ingin berteman baik dengan Aileen.
"Ai, kamu nanti mau ke kantin bareng nggak?" tawar Rea.
Aileen tampak diam memikirkan jawabannya. Sejujurnya Aileen sangat susah untuk pergi ke kantin karena malas bertemu orang banyak.
"Ai! kok malah diem aja sih?" desak Rea.
"Aku nggak ke kantin Re, aku malas. Lagian aku bawa makanan kok... Gapapa kan aku nggak ikut kamu?"
Aileen menghadap kebelakang.
"Kamu bisa ke kantin bareng mereka lagi," tunjuknya dengan dagunya.Lagi-lagi Rea bersama babu-babu nya itu.
"Ekhem!"
"Gavran, lo tau gak sih? setiap hari gue ketemu bidadari cantik tau,"
"Mana tuh Dev? kasih tunjuk dong" ucap Gavran penasaran.
Devan tersenyum jahil menatap punggung perempuan didepannya.
"Tuh yang didepan. Yang duduknya bareng Aileen"
Rea yang merasa dirinya dijadikan bahan gombalan lantas mengubah posisinya menghadap belakang.
geer dikit ga ngaruh
"Ada apa nih Re?" tanya Devan pura-pura bodoh.
"Mana bidadari nya? pengen tau gue," ucap Rea ketus.
Rea ini marah marah mulu sih, galak banget kalo lagi ga mood. -author
Gavran memperhatikan Devan yang senyam-senyum tidak jelas dengan jengah. Beginilah resiko nya, berbagi teman perempuan. Sedikit ada rasa cemburu.
Oops, cemburu?
"Ya elo lah bidadari nya"
Rea tersenyum geli menanggapinya. Kemudian ekspresi wajahnya kembali judes lagi seperti semula.

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET LOVE
Teen FictionBersahabat dengan berbeda jenis memang tidak mudah. Salah satu darinya pasti akan memiliki perasaan. Rea, Gavran dan Devan, mereka sudah bersahabat lama. Apa mungkin akan berganti status? Dari sahabat menjadi kekasih? Dan siapakah yang akan menjadi...