Rendra Aliandra (08)

8 2 0
                                        

Seorang murid perempuan, sedang berkeliling sekolah. Ia baru saja dua minggu sekolah disana. Jadi dirinya belum benar-benar hafal beberapa tempat di sekolahan nya.

Ia adalah Rea, sahabat Gavran. Lelaki itu tidak dapat menemaninya dikarenakan urusan mendadak dari kantor guru. Tetapi Rea tidak mempermasalahkan itu.

Disaat perjalanan mendekati lorong yang sepi, dan kebetulan disana ada gudang. Gadis itu merinding, tak jarang ia mengumpat dalam hati.

Tiba-tiba tangannya ditarik kedalam gudang. Dirinya teriak namun mulutnya dibekap. Ia mendongak melihat siapa pelakunya, ternyata ia adalah Rendra. Murid kebanggaan guru.

Rea memberontak tapi tak membuahkan hasil. Akhirnya terdapat ide cemerlang, gadis itu mengigit telapak tangan Rendra. Sang empunya pun meringis.

"Berani lo?!" bentaknya. Namun dibalas wajah malas Rea.

"Lo mau ngapain? Bukannya lo murid kebanggaan? Kok malah gini," ucapnya heran.

Rendra melotot tak terima, ia mendorong Rea ke dinding. Rendra menyeringai, lalu ia melepaskan seragamnya. Shit! Melihat ekspresi ketakutan Rea sangat membuat gairahnya meningkat.

"L-lo mau a-apa?" ucap Rea terbata-bata. Air mata nya menetes. Sungguh ia sangat takut. Siapapun tolong Rea!

Lelaki itu melangkah maju, ia mengusap kepala gadis itu dengan lembut. Cantik sekali. "Selain cantik, lo itu seksi." Rendra menatap Rea dari atas sampai bawah dengan tatapan nafsu. Dari situ juga Rea menganggap dirinya hina.

"Jangan macem-macem sama gue, bangsat!" teriaknya dengan gemetar.

Rendra yang melihatnya tertawa keras. Kasihan sekali gadis ini, tapi ia akan tetap melancarkan aksinya.

"Satu macem aja boleh? Hm?" ia raih dagu Rea. Matanya menatap bibir ranum gadis itu. Seringainya membuat Rea semakin ketakutan.

Dugh!

Rea menendang perut lelaki itu. Ia lari kearah pintu. Saat ia ingin membukanya, pintu itu tidak terbuka. Air mata Rea pun semakin deras saat melihat Rendra yang terkekeh menghampirinya.

"Aduh sayang, lo itu kenapa sih? Udahlah kita have fun aja disini. Lo itu ngeyel yaa,"

Gadis itu memberontak saat lelaki itu memaksa untuk berciuman dengannya. Sayangnya, Rea semakin sial. Seragamnya robek akibat Rendra. Bagian pundaknya sangat terekspos membuat lelaki itu semakin senang.

Rendra tersenyum, "Gadis pintar."

"APASIH ANJING? JANGAN MACEM-MACEM LO!" lagi-lagi Rea mendorong Rendra agar menjauh darinya. Ia juga tidak menyerah untuk menggedor-gedor pintu. Berharap ia dapat pertolongan.

"TOLONGG!! BANTU GUE, GUE REA," teriaknya dengan kencang. Tenaganya sudah terkuras bahkan tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan.

Brak!

Pintu terbuka. Lihat, Tuhan sangat baik kepadanya. Ia diberikan pertolongan, Rea menatap Gavran yang terkejut saat melihat keadaannya yang kacau.

Pandangan Gavran beralih menatap Rendra. Tatapan lelaki itu penuh benci. Tangannya mengepal kuat. Bahkan wajahnya memerah menahan emosi.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"Anjing lo! Berani-beraninya lo lecehin sahabat gue?!" lelaki itu menghajar Rendra tanpa ampun.

Rea yang menyaksikan perkelahian itu semakin menangis. Rea menghampiri mereka dengan takut.

"Gavran.. Udah Gav, lo bisa bunuh orang kalo begini. Please udah ya?"

Gavran menoleh saat suara lembut itu terdengar di telinganya. Ia menghela napas kasar. Lelaki itu berdiri lalu dengan cepat membawa Rea pergi.

Lelaki itu melihat pundak Rea yang terekspos karena seragamnya robek. Gavran memilih untuk membuka seragamnya dan menyisakan kaos hitamnya. Lalu ia pakaian seragamnya kepada Rea.

"Lain kali jangan ke lorong itu lagi, itu tempatnya setan termasuk Rendra. Dia itu sengaja disana supaya bisa seenaknya sama perempuan. Lo gapapa?" raut wajah itu sangat khawatir membuat air mata Rea mengalir kembali.

"Hiks, gue takut banget. Nggak kebayang kalo nggak ada lo tadi. Kayaknya gue bakal han---" belum sempat menyelesaikan perkataannya, tetapi Gavran sudah memeluk Rea dengan erat.

Gavran mengusap punggung gadis itu, "Sstt, nggak usah takut. Ada gue yang akan jagain lo," ucapnya menenangkan.

Rea mendongak, "Janji?" lelaki itu hanya berdehem dan mengangguk.

"Kita pulang, gue bakal ceritain semua ke mami lo. Jangan takut buat cerita, si Rendra harus kena hukuman."

Rea menggeleng, "Jujur aja gue nggak yakin Rendra kena hukuman. Dia kan anak pemilik sekolah ini Gav, mending kita rahasiain aja ya?"

Raut wajah Gavran pun berubah. Sedikit marah dari sebelumnya. Namun saat melihat gadis itu, dirinya tidak dapat marah.

Ia menghela napas, "Terserah lo, selagi itu yang terbaik buat lo. Gue nggak masalah, intinya lo harus hati-hati." sarannya tersenyum manis.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas untuk mengambil tas. "Devan mana?"

"Devan gue suruh cek cctv tadi. Sebenernya perasaan gue udah nggak enak, jadi gue suruh Devan cek cctv dan dia kasih tau gue kalo lo ada di gudang. Jujur gue khawatir banget," jelasnya panjang lebar membuat gadis itu terdiam sesaat. Perlahan senyuman nya mengembang. Ia bersyukur mempunyai sahabat lelaki yang sangat baik.

"Sekarang Devan dimana?"

"Udah pulang, katanya ada acara dirumahnya. Dia juga bilang supaya lo hati-hati. Dia udah anggap lo sahabat juga,"

"Makasih ya Gav, makasih juga Devan."

Rendra Aliandra

Rendra, kamu mau jadi apa? Jadi om-om pedo ya?Seriusan nulis nih cerita agak ngeri dikit, soalnya Rendra itu adalah karakter paling serem dari yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rendra, kamu mau jadi apa? Jadi om-om pedo ya?
Seriusan nulis nih cerita agak ngeri dikit, soalnya Rendra itu adalah karakter paling serem dari yang lain. Paling gila juga menurut aku.
Rea itu udah ngalamin hal seperti itu dari Rendra, kalian benci nggak sama Rendra?

Buat Rendra semoga kamu tobat 🥰

sorry ngetik dikit😔

Vote, komen, follow, share 🤍🙏

SECRET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang