Malam Minggu (2)

21 3 0
                                    

Pagi-pagi Rea menyempatkan untuk ke stasiun kereta. Tidak sendiri, tapi dengan Gavran tentunya. Mereka mengantar Devan ke stasiun, seperti yang kalian tahu bahwa Devan ingin pergi ke Bandung menyusul kedua orang tuanya itu yang berada di rumah saudaranya itu.

"Jangan sedih ya selama nggak ada gue disini" ucap Devan percaya diri.

Rea reflek memukul lengan lelaki itu. Geer sekali pikirnya. Tampak lelaki itu merentangkan tangannya, tanpa bertanya Rea memeluknya. Biasa saja pelukannya.

Heyy.. Jangan lupakan lelaki tampan yang sedang melihat kedua insan itu berpelukan. Gavran dengan datar melihat mereka berpelukan.

Entahlah kali ini Gavran sedikit tidak suka melihat mereka berdua terlalu lama. Apalah sekarang yang dipikiran lelaki itu.

"Ekhem!"

"Eh lupa kalo ada Gavran," kata Rea dengan polosnya itu. Gavran sedikit tidak terima dengan perkataan Rea.

"Lo lama banget sih Re, udahlah gue mau balik aja."

"Satu lagi, Lo" ucapnya sambil menunjuk Devan.

"Kalo mau pergi,buruan. Lo pikir lo gak bakal ketinggalan kereta apa? malah mesra-mesraan" lanjutnya dengan sinis.

Devan mengernyitkan keningnya. Mengapa Gavran seperti kesal dengannya? Apa salah dia.

"Yaudah gue pergi dulu deh, bye" setelah itu Devan pergi meninggalkan mereka berdua.

Gavran melirik Rea yang sedang menatap punggung Devan yang sudah sedikit menjauh itu. "Lo mau pulang apa masih mau disini? Lama gue tinggal ya" ancamnya.

Gadis itu menoleh dengan terkejut. Heran juga dengan lelaki yang sedang berada disampingnya ini, dikit-dikit marah. Padahal tadi masih baik.

Positif thinking saja mungkin moodnya sedang buruk.

karna kamu gak sih, Re?

Rea menghela napas, "Yaudah ayo balik"

"Bye Devan, jangan lupa oleh-olehnya!" teriak gadis itu agar terdengar oleh Devan.

                            (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤

17.48

Dirumah Rea...

Seorang Gadis tampak sedang celingukan mencari Mami-nya itu. Sampai pada akhirnya ia menemukan sang Mami diruang tamu sedang mengemil.

"Mami..." panggilnya.

Mami pun menengok, hanya menengok tanpa membalas dan lanjut memakan camilan nya itu.

Rea mendengus melihat kelakuan Maminya itu, Hanna.

"Mami iih.. yang bener, aku mau ngomong lohh" kesal Rea dengan wajah cemberutnya itu.

"Idih, sape lu"

"Ck, mami! Udah ah aku ngomong langsung aja. Jadi nanti boleh yaa aku malmingan jam tujuh" izinnya dengan muka memelas.

Hanna melirik Rea sinis. "Kek ada pacar aja" sindirnya dengan wajah sinis. Sangat sinis, bahkan cocok menjadi ketua peng-ghibah.

"Sialan mami malah nyindir gue," batinnya.

"Ih si mami, aku tuh mau pergi sama Gavran tauk!"

Lama tak terjawab oleh sang Mami, Rea pun hanya bisa mendengus.

"Ok boleh! Tapi gak tau deh kalo sama Papi, coba tanya sana" ujar Hanna.

Rea mengangguk antusias.

"Papi dimana?" tanyanya sambil mengedarkan pandangannya.

"Lagi mancing di kolam ikan"

SECRET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang