Sampai Jumpa Aileen (09)

7 2 0
                                    

Setelah kejadian dimana Aileen dilecehkan Rendra, lelaki itu tak pernah menampakkan diri. Walaupun tidak peduli, tetap saja seharusnya lelaki itu meminta maaf. Kesalahannya membuat Aileen menjadi trauma dan ingin pergi dari kota Jakarta.

Di restoran...

"Rendra kabur," ucap Gavran dingin. Ia sangat marah kepada lelaki itu, sudah pernah melecehkan Rea sekarang berulah lagi.

Rea, Devan, Salsa, dan Aileen terkejut mendengarnya. Dengan perasaan kesal Rea mengebrak meja. Untung saja hanya ada mereka, karena ini adalah ruangan private.

Salsa yang berada disampingnya mengusap punggung Rea untuk menenangkan. Salsa juga turut marah kepada Rendra. Walau ia baru kenal dengan Aileen, dia sudah menganggap mereka adalah teman lama. Dia juga sempat terkejut karena ternyata unit apartemennya dengan Rendra lumayan dekat.

Aileen tak bergeming saat mendengar lelaki brengsek itu kabur. Sungguh ia merasa ingin menangis, bukan karena ia menginginkan Rendra. Tetapi ia hanya ingin lelaki itu minta maaf. Hanya itu.

"Kabur? Kabur kemana coba tuh orang. Lo tau dari mana Gav?" tanya Devan seraya memijit pelipisnya.

Gavran menghela napas, "Gue tau dari orang suruhan gue. Lebih parahnya ternyata dia kabur ke Australia," lelaki itu menatap Aileen yang menahan tangis.

Sungguh sangat sial dan menyedihkan hidupnya. Sudah tidak memiliki orang tua, membuat dirinya semakin kesepian dan tidak tahu ingin cerita kepada siapa. Aileen ingin pergi ke kota kelahirannya. Ia akan secepatnya pergi.

Suara isak tangis Aileen terdengar pilu. Orang-orang yang mendengarnya ikut sesak. Bahkan Rea dan Salsa sudah menangis.

"Hiks, u-udah jangan nangis.. Nanti kita ikut nangis," ucap Rea terisak. Ia memeluk Aileen dari samping bersama dengan Salsa.

Gavran dan Devan menghela napasnya. Mereka bingung harus berbuat apa. Dan pada akhirnya seorang pelayan perempuan datang membawa pesanan mereka.

Rea dan Salsa melepaskan pelukannya kepada Aileen.

"Selamat menikmati," ucap pramusaji itu dengan ramah. Tak jarang ia mencuri pandang ke arah para gadis yang sedang baru saja menyelesaikan tangis mereka. Pramusaji itu tersenyum ke arah mereka.

"Eumm, maaf kalau saya ikut campur. Sepertinya kalian sedang ada masalah ya?" Tanya pramusaji itu hati-hati.

Seperti tidak ada yang menjawab, pramusaji itu tersenyum. "Kalau iya, kalian bisa menenangkan hati di belakang ruangan ini. Saya tidak akan kasih tau ada apa dibelakang. Intinya hati kalian akan damai,"

"Permisi," pramusaji itu pergi meninggalkan para pemuda-pemudi yang terdiam. Satu persatu mereka akhirnya penasaran dengan tempat itu.

Tetapi mereka lebih memilih untuk makan terlebih dahulu, semoga saja tempat dibelakang ruangan ini tempat yang benar-benar menenangkan hati.

"Gais, kalian mau kebelakang? Gue penasaran sih," ujar Devan.

"Gue juga penasaran."

"Yaudah daripada semuanya penasaran, mending kesana aja, yok," ajak Salsa.

Salsa mendahului mereka, ia membuka pintu yang tertutup. Lalu mulutnya ternganga melihat pemandangan didepannya. Sungguh indah!

Taman yang sangat asri, yang sangat indah di mata mereka. Kolam ikan yang bersih, tanaman bunga mawar yang indah, dan ada ayunan yang melengkapi.

Please! Ini di Jakarta, tapi udaranya lumayan sejuk membuat hati mereka tenang. Segala permasalahan mereka mulai terlupakan. Seperti sekarang, para pemuda-pemudi ini sedang menikmati keindahan taman ini. Mereka duduk di atas rumput buatan.

SECRET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang