13. Imprint Bagian Akhir

2K 267 31
                                    

Daniel memperhatikan ketika Dion menyelimuti tubuh Omega berjenis unggas itu di sofa panjang kantornya.

Anehnya ia ingin tertawa, ada rasa lucu dan debar menyebalkan yang hadir ketika melihat interaksi dua orang yang seharusnya tidak memiliki hubungan apapun di depannya.

Ditambah, kabut yang menyelimuti pikirannya, aroma rempah yang tertinggal di ujung hidungnya. Daniel menggeram pada Dion yang terlihat oleng di tempatnya berdiri.

"Hentikan, atau kupanggil penjaga di depan untuk memberikan suntikan juga padamu." Dion menatap tajam Daniel, ia berpegangan pada bahu sofa ketika kakinya gemetar akibat serangan feromon adrenalin yang Daniel keluarkan.

Daniel tahu ancaman Dion bukan sekadar basa-basi, di tengah kabut gairah di kepalanya, Daniel masih sadar bahwa Dion adalah Alpha meski jenis dan level mereka berbeda.

"Kau tahu, aku bisa melumpuhkanmu tanpa perlu perkelahian, kan?"

Dion tersenyum sinis, ia melonggarkan dasi yang ia kenakan. Menghela nafas ketika berusaha bersikap tenang di depan seorang Alpha yang sedang bergairah.

"Aku sangat tahu. Setelah kau melumpuhkanku, apa yang akan kau lakukan? Menerjang Miss Aves dan memaksakan dirimu pada gadis itu?"

"Sialan! Kubilang dia menjadi Omega karena diriku, kami pasangan!"

Dion memperhatikan pupil mata Daniel yang berubah menjadi hijau pekat, nafas Daniel memburu dengan dadanya yang naik turun tidak beraturan.

"Relaks Daniel, kau tidak mau berubah di sini kan? Masa Rutmu masih beberapa minggu lagi."

Dion bernafas lamat-lamat. Sangat sulit mengendalikan diri di tengah serangan beruntun.

Aroma Karin adalah masalah utama di sini, meski suntikan sudah diberikan, itu hanya berpengaruh pada kesadarannya. Namun aromanya yang menyenangkan, wangi cairan dari tubuh gadis itu bahkan bisa Dion cium dari jarak beberapa meter.

Wangi lezat yang membuat tubuh normalnya ikut gemetar menahan gairah.

Belum lagi, serangan dominasi dari Alpha dengan level tinggi seperti Daniel. Lelaki itu, meski merupakan sahabat sekaligus pasiennya, Dion belum pernah menghadapi langsung Daniel di tengah pikirannya yang tidak berjalan dengan baik.

Daniel sedang ada di mode birahi, dan lebih sulit bagi dirinya mengajak seorang Alpha yang sedang birahi untuk berpikir waras.

"Siska! Siska tolong masuk dan bawa dua orang penjaga!"

Dion berteriak nyaring, diikuti gerakan gesit asistennya yang langsung membuka pintu besar ruang kerja Daniel.

Instruksi Dion pada Siska langsung dikerjakan dengan baik, mungkin karena gadis itu merasa bersalah dengan kejadian yang menimpa Karin hari ini.

Dion memperhatikan Daniel yang menahan dirinya untuk tidak menyerang dua orang penjaga yang sedang bersiap mengangkat tubuh Karin.

Diam-diam bersyukur karena Daniel masih bisa menahan diri untuk tidak menjadi binatang buas.

"Segera bawa Miss Aves ke BGN, lakukan infus, beri suntikan untuk menstabilkan feromonnya. Pastikan ia ada di ruangan privat."

"Baik dok." Siska menyahut, merapihkan pakaian yang dikenakan Karin, menggunakan coat besar milik Dion untuk menutupi tubuh gadis itu rapat-rapat.

"Sekarang!" Dion menginstruksikan pada dua penjaga yang langsung menggotong tubuh Karin tanpa beban.

Ia tidak bisa mengambil resiko, Daniel bisa saja kehilangan kesabarannya.

Kini, tinggal dirinya dan Daniel yang berada si ruangan itu.

Baik Daniel maupun Dion sepertinya masih berusaha mengatur nafas mereka, membiarkan sisa-sisa aroma Karin menyelimuti indera penciuman mereka, hingga lama-lama mereka terbiasa dan merasa rileks.

Snake to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang