1. Daniel Phytondkara

6.3K 484 47
                                    

Hiruk-pikuk pesta makan malam kantor selalu membosankan untukku. Manajerku merupakan jenis anjing bulbul yang sibuk bernyanyi, memaksa bawahannya untuk terus menenggak minuman tiada henti.

Andai saja aku boleh pulang, aku ingin meringkuk di atas ranjangku yang hangat.

Sudah sedari pagi, cuaca mendung seakan hujan meledek kami yang tidak membawa payung, aku menunggu momen ketika awan benar-benar menumpahkan hujan agar pesta makan malam kantor tidak terjadi, alias batal.

Tapi seperti yang sudah kukatakan, kalau hujan sedang bahagia meledek kami karena ia tak kunjung datang, bahkan setelah seharian awan mendung membuat suasana hatiku juga menjadi lebih mendung.

Besok adalah masa heat pertamaku di tahun ini, aku sudah mengajukan cuti heat selama 3 hari karena semua jenis vertebrata manapun akan diberikan waktu untuk mengontrol masa heat mereka.

Yah, walau ada perbedaan spesial untuk kaum murni, mereka akan diberikan waktu heat selama seminggu penuh, alasannya karena vertebrata jenis murni memiliki heat yang lebih panjang dan lebih bergairah dibanding masa heat jenis campuran, seperti diriku.

Tanpa bisa ditahan, aku memutar mata tepat ketika pandanganku bersiborok dengan mata lancip nan dominan milik lelaki di meja paling ujung dari meja panjang kami.

Lelaki itu menaikkan satu kaki ke kakinya yang lain, bersedekap seakan mencari mangsa untuk dimarahi.

Aku kenal Bapak Daniel Phytondkara, sudah tiga bulan lelaki itu menjadi kepala departemen baru di perusahaan kami.

Btw, aku bekerja sebagai desain grafis di departemen marketing, dan si lelaki angkuh itu adalah bos baruku.

Desas-desus tentang Pak Daniel semakin hari kian bertambah horor, ada yang bilang kalau lelaki itu merupakan keturunan paling murni dari semua jenis vertebrata murni di negara kami, ada yang bilang kalau Pak Daniel sedang menyamar menjadi kepala departemen, padahal sebenarnya dialah penerus tongkat kekuasaan dari keluarga Kara.

Ada juga yang mengatakan bahwa hanya kebetulan saja lelaki itu berjenis ular dengan nama belakang Phytond dan Kara bergabung menjadi satu.

Dan selebihnya, aku benar-benar tidak mau peduli dengan apapun desas-desus menyeramkan yang menyertai lelaki ular itu. Rasanya, tidak sengaja memandang mata tajamnya seperti sekarang saja sudah membuatku tidak nyaman.

Aku seperti dibuat terdiam, tak mampu melakukan apapun bahkan hanya untuk mengalihkan pandanganku dari matanya yang bermanik hijau.

Bisakah aku pergi saja sekarang?

"Karinathae Aves!!” aku terperanjat saat seseorang memanggil namaku menggunakan microphone, menimbulkan bunyi dengingan menyebalkan sekaligus membuat semua orang dalam ruangan pesta memandangiku yang kini berdiri kikuk.

"Karina, karina sayang si penyanyi di bagian marketing." Anjing bulbul dengan perut buncit itu nyengir padaku, tangan kanannya melambai memintaku mendekatinya di atas podium.

Inilah yang paling membuatku malas saat makan malam kantor, aku akan selalu menjadi umpan untuk bernyanyi karena menjadi satu-satunya gadis muda diantara orang-orang berumur kepala tiga di departemenku.

Aku menghela nafas, meringis ngeri pada Bu Tata saat ia menepuk bahuku, mempersilahkanku untuk berjalan menghampiri si anjing bulbul yang tersenyum semakin lebar dari podium.

"Sepertinya makan malam departemen sudah selesai, besok bukan weekend, jadi semua karyawan harus sudah pulang sebelum pukul sepuluh."

Aku mendongak setelah sebelumnya menunduk saat berjalan ke arah podium.

Snake to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang