.
.
.
Setibanya di mansion
Para bodyguard dan maid berjejeran untuk menyambut tuan rumah dengan membawa payung tentunya.
Alvian turun lebih dulu dan membiarkan tubuh nya basah oleh hujan, dia meminta pada maid dan bodyguard di sana untuk memindahkan ke 4 anaknya.
Ia juga bilang pada mereka untuk tidak membiarkan ke 4 anaknya sampai basah oleh air hujan.
Setelah memastikan anak-anaknya masuk dengan keadaan kering, Alvian menyuruh Andrian untuk turun dan memakai payung.
Dia melangkah di belakang Andrian, walau ini di kediaman nya tidak menjamin bahwa kediaman nya aman dari bahaya.
Saat berada di dalam mereka bertemu dengan Aksara dan seorang anak yang sepertinya adalah teman Nonicho.
Bukan seharusnya dia sudah menikah ya? Tapi memang benar sih sudah menikah.
"Ada gerangan apa abang ipar kemari?" Tanya Alvian menatap heran Aksara.
"Memang nya salah kalau berkunjung?" Tanya balik Aksara menaikkan sebelah alisnya.
"Ya ga salah sih" jawab Alvian ragu-ragu, dia takut salah jawab dan berakhir menjadi mainan Aksara.
"Raka tolong temani dia karena saya masih ada urusan dengan orang di depan saya" pinta Aksara pada seseorang di sebelah nya.
"Baik tuan"
Aksara beranjak dari duduk nya lalu menyuruh Alvian untuk menunjukkan ruangan rapat.
"Jika bukan karena lo abang ipar yang gila udah gue tembak mati" batin Alvian jengkel.
Dia tetap melakukan apa yang di suruh oleh iparnya itu, jika tidak ya ucapkan selamat tinggal pada hidup nya.
Kini tinggal Raka dan Andrian yang ada di sana, melihat orang yang akan di jaga hanya diam saja Raka bernisiatif untuk mengajaknya duduk.
"Sini duduk dulu tuan"
"Jangan panggil tuan"
"Lalu saya harus panggil siapa?" Tanya Raka heran, tidak biasanya ada orang di panggil tuan menolak.
"Siapa nama mu? Sepertinya usia mu sangat muda bahkan sepantaran sama adik Alice"
Bukan nya menjawab Andrian justru balik melemparkan pertanyaan pada Raka.
Dia merasa tidak asing dengan wajah nya tapi dia tidak bisa mengingat dengan jelas siapa orang di depan nya ini.
"Dari yang aku dengar, kakak ini mengalami hilang ingatan permanen itu artinya dia tidak sengaja terkena cairan yang berwarna putih dong?" batin Raka sambil mengingat ingat.
Efek dari cairan berwarna putih itu adalah menundukkan lawan dan membuat lawan nya berbicara jujur.
Bisa di bilang cairan itu adalah cairan penakluk lawan sekaligus cairan kejujuran.
Jika dosis pemakaian nya berlebihan bisa mengakibatkan hilang ingatan permanen.
Orang yang terkena cairan lebih dari dosis nya akan mengalami seperti halnya Andrian.
Bedanya dia akan lebih sering berhalusinasi dan menganggap semua yang terjadi sekarang adalah mimpi.
Itu bila pemakaian nya hanya 1 botol jika lebih dari 1 bisa berdampak orang nya kehilangan jati dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Huh? i Become a Papa? S2 (End) ✅
FantasyGa pandai bikin deskripsi klo udah s2 nya jadi langsung baca aja, bagi kalian yg belum baca s1 nya di harap kan sangat untuk membaca s1 lebih dulu. Judulnya ga ganti kok dan cari aja s1 nya dengan judul yang sama dengan s2 nya, konflik di sini akan...