17

558 49 11
                                    

.















.















.
















Hari-hari berikutnya berjalan lancar seperti sedia kala, semenjak Kenan melihat penembakkan tempo hari.

Dia menjadi tidak berani untuk pergi ke ruang kepala sekolah bahkan dia enggan untuk bertemu kepala sekolah.

Sepulang sekolah, Kenan pergi ke taman bermain dan di sana dia melihat ada seorang anak kecil tengah bermain sendirian.

Karena penasaran Kenan menghampiri anak itu di saat ketiga saudara kembarnya sedang membeli jajan.

"Halo" sapa Kenan pada anak kecil yang bermain ayunan itu.

"Hai" balas nya tanpa menatap pada Kenan.

"Boleh kenalan nda? Nama ku Kenan" Kenan mengulurkan tangan kecil nya sebagai tanda dia ingin berkenalan.

"Tentu boleh, panggil aku key saja" ucap anak laki-laki bernama key itu.

"Kenapa cuman key? Apa nama mu hanya 3 huruf itu saja?" Tanya Kenan bingung.

"Tidaa, cukup panggil aku key saja" jawab key menepuk ayunan kosong di sebelah nya.

Kenan pun duduk di sebelah Key dengan membawa jajanan yang dia beli sebelum menghampiri Key.

"Key tidaa sekolah?"

"Key sekolah kok"

"Dimana? Apa sudah pulang? Key sedang menunggu jemputan ya?"

Key tersenyum tipis mendengar rentetan pertanyaan yang di lontarkan oleh Kenan.

Mulut mungil Kenan terus berceloteh dan sesekali akan memakan jajanan yang di bawa oleh Kenan.

Ia diam memandangi Kenan dan mendengarkan setiap celotehan yang di keluarkan oleh Kenan.

"Key, bagaimana menurut mu tentang penjahat?" Tanya Kenan tiba-tiba setelah lelah berceloteh ria.

"Penjahat? Penjahat terbentuk dari orang baik" jawab Key spontan.

"Jadi dia sebenarnya bukan orang jahat sungguhan begitu?"

"Bukan begitu Kenan, orang jahat itu sebelumnya adalah orang baik yang kebaikan nya di sia-siakan lalu sering di kecewakan dan di khianati" jelas Key dan di dengar baik oleh Kenan.

"Kalau Kenan jahat apa Key masih mau bermain dengan Kenan?" Tanya Kenan menatap Key.

"Tergantung" jawab Key yang menimbulkan kerutan di dahi Kenan.

"Kok tergantung sih? Jadi Key tida mau menjadi teman Kenan kalau Kenan adalah orang jahat?"

"Tergantung Kenan membunuh Key tidak nantinya"

"Kenapa Kenan harus membunuh Key? Key kan teman Kenan" sunggut Kenan mencebikkan bibirnya.

"Jangan mudah percaya pada orang baru Kenan, tidak semua orang dapat di percaya dan baik sepenuhnya" batin Key menggeleng pelan.

Saat Key akan kembali bersuara terdengar teriakan dari Kendra yang memanggil Kenan.

"Oh kakak ku sudah memanggil ku kalau begitu aku pulang dulu ya Key bye bye" pamit Kenan berdiri dan berlari kearah Kendra.

Dia juga melambaikan tangan kecilnya pada Key sebelum masuk ke mobil bersama Kevan.

Manik Key dengan setia mengamati mobil hitam yang di tumpangi oleh Kenan telah meninggalkan area sekolah.

Huh? i Become a Papa? S2 (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang