24

518 47 5
                                    

.














.













.













Selesai makan malam Kenan dan ketiga saudara kembarnya pamit ke Andrian dan Alvian.

Mereka berempat pergi ke kamar dengan menaiki tangga tentu mereka bergandengan tangan agar tidak terjatuh.

Kamar mereka tidak akan di pisah sampai mereka remaja nanti, semua itu dilakukan agar tidak ada kejadian yang tidak di inginkan.

Di dalam kamar

Kenan merenung di atas kasur nya yang tepat berada di bawah Kavin dan sebelahnya ada Kevan.

"Kira-kira apa maksud dari semua mimpi yang aku alami ya? Kenapa mimpi itu terasa begitu nyata?" batin Kenan bertanya tanya.

Sampai sekarang dia masih belum menemukan jawaban dari mimpinya itu.

Bukan hanya itu saja dia juga kehilangan liontin mawar hitam setelah dia melihat adanya seorang anak laki-laki kecil sedang menyiksa seseorang dengan sadisnya.

Anak tersebut mempunyai tanda yang cukup di kenali oleh Kenan, tanda itu seperti anting yang berbentuk tindik.

Untuk warna nya Kenan belum tau karena dia tidak bisa melihat dengan jelas di dalam kegelapan.

Dia hanya bisa melihat dengan samar-samar dan mendengarkan jeritan korban penyiksaan tersebut.

Kedua maniknya adalah saksi dimana korban di siksa seperti di sayat-sayat, di tusuk-tusuk kecil bahkan di beri besi panas pada lidahnya.

Bukan cuman di sana aja, luka korban akan di tetesin oleh cuka bahkan akan dibuka lebar.

Duhh Kenan yang melihat itu merasa ngilu sendiri dan menahan mual karena banyaknya darah bercucuran di sana.

Apa karena hal ini ya dia sampai mengalami kejang? Ini sungguh diluar nalar sekali.

"Adek mikirin apa?" Tanya Kevan yang membuyarkan lamunan Kenan.

"Emm.. Adek lagi mikirin tugas kak" jawab Kenan sengaja berbohong.

"Tugas? Memangnya ada?" Kendra bangun dari tidurnya dengan pandangan bertanya.

"Ada, tadi ibu guru suruh beli kertas buat bikin angsa"

Mereka berempat saling pandang dan bergegas untuk turun dari kasurnya masing-masing.

Ke 4 bocah kecil itu berlari ke kamar pasangan Alan yang ada di depan kamar mereka.

Tok

Tok

Tok

Dengan brutal Kendra mengetuk pintu kamar orang tuanya karena dia yakin kedua orang tuanya ada di kamar.

Ini loh udah jam 7 malam pasti mereka udah di kamar dong ya jadi ga salah kalau Kendra brutal gitu.

Ceklek

"Ada apa Kendra?" Tanya Alvian membuka pintu kamar.

"Amy mana daddy? Kami butuh amy" jawab Kendra di angguki mereka bertiga.

"Ada tuh di dalam"

Tak menunggu lama mereka berempat pun masuk dan melihat adanya Andrian yang duduk santai sambil bermain ipad.

Tidak bermain sih soalnya Andrian sedang mengecek perkembangan perusahaan nya.

"AMYY"

Sontak Andrian menoleh dan mendapati ke 4 anaknya berlari kearahnya.

Huh? i Become a Papa? S2 (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang